Connect with us

Interviews

Interview: Humiliation, Menghujat Fenomena Sosial

Dipublikasikan

pada

Humiliation, unit death metal asal Bandung ini baru saja merilis album ke-2 yang diberi judul Fatamorgana. Adam, Agi, Vman dan Iho membentuk Humiliation atas dasar keinginan untuk mencoba mengembangkan harmonisasi musik death metal. Scene metal yang sangat besar dan kuat mengajarkan banyak hal bagi Humiliation untuk mencoba tampil lebih mendapatkan perhatian.

Harmonisasi musik Humiliation yang sangat dinamis mengangkat dan mengajak kita untuk naik dan turun dengan cepat tanpa pernah berhenti sejenak. Di tengah aktivitas Humiliation yang sedang mengerjakan beberapa pekerjaan rumah pasca rilis Fatamorgana, Gigsplay berhasil mewawancarai mereka dan membicarakan banyak hal, mulai dari hujatan hingga menuju Indonesia yang terbaik. Simak wawancaranya di bawah ini.

Bisa diceritakan tentang album Fatamorgana ini?

Album barunya masih dalam tema yang sama dengan album sebelumnya, kita masih mengulas tentang penghujatan di album ke 2 ini. Kita kupas alasan kenapa kita bikin cerita di album pertama setiap komponen dan tokoh antagonisnya kita ceritain lebih detail di album ke 2. Rencananya kita bikin cerita trilogy, jadi kemungkinan nanti album ke 3 masih satu tema dan satu cerita sama album satu sama ke 2.

Kalian menghujat apa atau siapa sebenarnya?

Yang kita hujat mungkin lebih ke sosial, tentang kebenaran norma-norma agama dan keyakinan setiap orang di dunia ini kebenaran tentang sebab dan akibat.

Dan itu menjadi tema yang selalu kalian angkat?

Buat tema album trilogi ini mungkin pembahasannya masih kesitu karena masih banyak kasus-kasus pembodohan yang belum kita angkat di lagu-lagunya Humiliation.

Bisa dikasih contoh gak kasus yang kalian ‘hujat’ atau angkat di lagu yang mana?

“Yang Maha Kuasa”. Abstraknya makna Tuhan di mata orang saat ini, sekarang orang lebih cenderung malu sama orang lagi dari pada malu sama penciptanya sendiri, sekarang orang lebih menghargai orang lain dibanding menghargai penciptanya sendiri.

Dari gambaran tersebut, berarti kalian mencoba untuk menyinggung beberapa pihak lewat musik yang kalian ciptakan ya….

Kurang lebih gitu.

Sebenernya, tujuan dari musik yang kalian ciptakan itu apa?

Kita mau ngasih tau semua pendengar musik Humiliation, bahwa banyak sekali penyimpangan norma yang kita buat namun terkadang kita tidak sadar kalo kita juga salah satu yang melakukan penyimpangan tersebut, kita pengen musik Humiliation jadi reminder buat temen-temen semua, buat gak melakukan kebodohan seperti yang kita ulas di lagu-lagu kita.

Berarti ada harapan untuk tidak melakukan ‘kebodohan’ atau perubahan ya.

Pastinya

Jika keadaan sosialnya sudah sesuai harapan, apa yang akan kalian ‘hujat’ atau angkat?

Cari yang kebenarannya masih belum bisa pastikan

Dari segi teknis, bagaimana proses kreatif di album ini?

Prosesnya lancar, dijalankan seperti proses penggarapan album biasanya, paling durasi pembuatan materinya aja yang bisa dibilang singkat, hanya memakan waktu 1 setengah bulan, udah rampung semua. Proses rekamannya juga gak lama, sebulan aja.

Melalui proses jamming atau?

Materinya dihajar di studio langsung. Soalnya brifingan gak efektif buat kami, karena kebanyakan curhat jadinya (tertawa).

(Tertawa). Siapa saja pihak luar Humiliation yang terlibat di album ini?

Ada beberapa musisi lokal ternama yang kita culik di album ini, seperti Akew dari Nectura, Lookas dari Tcukimay, ada Bottlesmoker sama Anggi dari Revenge The Fate. Nah untuk cover album kita buat sama Par Olofsson dari Swedia. Terus buat mastering mixing kita kerjain sama operator kita dari album pertama, yaitu Zoteng Pampret dari Forgotten.

Okay, kalian memang senang melibatkan banyak seniman ya di album kalian? apa ini sebuah strategi khusus?

Alasan kita bawa banyak guest artis karena kita ngefans, terus Humiliation terinspirasi sama mereka, semua kita apresiasi sama sepak-terjang mereka di scene indie ini sudah banyak hal dan panjang perjalanannya. Jadi kita ajakin deh semua.

Salah satu yang menarik dari kolaborator di album ke-2 kalian adanya seniman dari Swedia ya. Gimana ceritanya bisa kerja bareng dia?

Alasan kita ajak bule buat project album ke 2 ini ya karna dia gambarnya keren-keren, terus gambar-gambar kerennya banyak digunakan sama band-band ‘ngeri’ semua. Ada The Faceless, Exodus, Disavowed. Sebetulnya yang paling menarik di album ke 2 ini kita bisa ajak Bottlesmoker join. Ini malah jadi trigger adrenalin kita buat mikir beribu kali ngemix death metal sama electropop, dan hasilnya amazing.

Gimana prosesnya kerja bareng orang Swedia tadi

Prosesnya cepet kok cuma via email. Kita kasih referensi album kita pertama sama beberapa sample album ke 2. Dia curat-coret jadi gambar dalam waktu 6 jam. Singkat!

Respon dari publik tentang Fatamorgana

Alhamdulillah kalo diliat dari penjualan sih kaget. Dari 1000 keping, sisa 50 keping lagi. 

Sekarang pasca rilis, sibuk ngerjain apa?

Sibuk promosi sama atur jadwal tour album ke 2. Insya Allah ke kejar se-Indonesia di 18 kota. Kita mulai bulan April tournya. Udah ada beberapa kota yang bersedia bantu kita promo.

Ada rencana rilis ulang untuk penambahan stock?

Kayanya sih engga. Biar eksklusif. Tapi kita bikin kaset kayanya

Mengenai nama, Humiliation. 2 band yang menggunakan nama tersebut, kalian dari Indonesia dan satu lagi dari Malaysia. Keduanya memainkan death metal juga.

Sebelum kita memulai karir udah ada sempet yang confirm ke kita soal Humiliation Malaysia. Tapi gapapa hajar aja. Soalnya kasus ini mungkin sama kaya Disgorge di USA. Dalam satu benua ada 2 band yang namanya sama. Disgorge USA sama Disgorge Mexico.

Pernah mengelami respond dari pendengar kalian? seperti salah band atau lainnya?

Alhandulillah sering

Terus kalian cuek aja? ga akan merubah sedikit pun untuk menandai bahwa kalian Humiliation dari Indonesia

Kita coba sosialisasikan buat ngasih tau mereka tentang keberadaan kita di Indonesia. Yang bedakan kita sama Malaysia mungkin karyanya lebih ‘wanieun’ (berani) daripada yang Malaysia. Indonesia harus terbaik!

Okay, berbicara tentang metal yang secara fakta menjadi kelompok yang memiliki pendengar terbesar di Indonesia. Bagaimana menurut kalian perkembangan metal di Indonesia?

Mengerikan dan semakin menjadi mimpi buruk buat para mainstream. 

Apa yang terjadi memangnya?

Ya semakin banyak muda-mudi yang menggandrungi musik kita semakin terbuka luas ya. Dilihat dari banyaknya event. Media yang mengangkat scene underground. Penjualan merch yang gila-gilaan. Bisa dijadikan bukti scene ini mulai meluas.

Kalo dari strukturnya, musik metal dengan segala pergerakannya sudah menjadi industri yang besar dan mapan. Tanggapan kalian?

Bener banget

Bagaimana proses regenerasinya?

Macam-macam. Sejauh ini sudah banyak event yang mau membantu band-band baru untuk tampil di event skala besar adanya content event yang menampilkan band dengan audisi berdasarkan demo yang dia punya.

Apakah scene metal pernah menjadi objek ‘hujatan’ yang kalian angkat di lagu kalian?

Belum pernah sih..Soalnya menurut kami hubungannya agak jauh.

Sebuatkan 5 band Indonesia yang wajib pembaca Gigsplay simak

Carnivored, Auman, Sigmun, Suri, Navicula

 

*foto dokumentasi Humiliation

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *