Connect with us

Gig Review

Java Jazz 2015: Apresiasi Maksimal di Tahun ke-11

Dipublikasikan

pada

Aksi Panggung Andre Dinuth di Java Jazz 2015

Aksi Panggung Andre Dinuth di Java Jazz 2015

Salah satu agenda wajib tahunan bagi para penikmat Jazz, Java Jazz kembali digelar untuk yang ke-11 kalinya. Seperti tahun-tahun sebelumnya pihak promotor, Java Festival Production, memilih JiExpo Kemayoran sebagai tempat singgah helatan Jazz akbar selama 3 hari. Acara berlangsung pada tanggal 6,7 dan 8 Maret 2015. Sebanyak 470 musisi lokal dan internasional tampil dan terdapat 16 panggung di acara ini.

Jumat, (6/3) hari pertama Java Jazz tahun ini terasa begitu lenggang. Penonton yang hadir sama sekali tidak disambut oleh antrean panjang kendaraan yang ingin memasuki area JiExpo Kemayoran. Pemandangan sepi pengunjung semakin terasa begitu memasuki area Java Jazz. Penonton dapat leluasa memilih panggung yang ingin ditonton tanpa perlu khawatir akan berdesakan. Hal tersebut juga terlihat di area panggung Big TV sesaat sebelum Andre Dinuth memulai aksinya.

Andre Dinuth membuka penampilanya dengan distorsi bertempo cepat seolah ingin membangkitkan semangat penonton yang telah sabar menunggu dirinya mempersiapkan tumpukan stompbox-nya. Andre Dinuth banyak memainkan lagu dari album solonya. Deretan andalan seperti ‘Rat Race’, ‘Katpoo’, ‘Here to Stay’, ‘Coming Home to You’ dan ‘901’. Puncak klimaksnya adalah ketika lagu ‘Out of Nowhere’ dibawakan dengan solo gitar yang apik di tambah mimik wajah Andre Dinuth yang mengerinyitkan dahi. Setelah kelar membawakan lagu tersebut banyak dari penonton yang bertepuk tangan mengapresiasi hasil karya dari gitaris yang biasa dibalik layar ini.

Beralih ke area main stage, terdapat 3 penyanyi kebanggaan Indonesia yang tergabung dalam grup vocal bernama, 3 DIVA. Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya berhasil membuat penonton balik ke masa lalu. Ketiga wanita ini selalu membuat penonton tertawa saat pergantian lagu. Salah satu hal yang unik adalah ketika para diva ini membawakan tembang lawas, ‘Pilihlah Aku’. Mereka berlomba-lomba mengadu skill vokal hingga akhirnya menutup penampilan dengan harmonisasi yang apik.

Disaat yang bersamaan, terdapat penampilan dari musisi multi-instrumentalis asal Inggris, Courtney Pine. Bersama band pengiringnya Courtney Pine membawakan nomor andalan ‘I’m Still Waiting’, ‘Closer to Home’, ‘Tryin’ Times’ dan ‘Summertime’. Sesekali ia mencoba mengaransemen lagu nya dengan sentuhan Reggae untuk mengajak penonton menggoyangkan badan.

Beralih ke stage A3 BNI, penonton kembali diajak bernostalgia bersama band Potret. Selain wajah dari para personil terlihat tua, pemandangan yang beda lainya adalah Melly Goeslow terlihat santun memakai hijab. Sekitar pukul 19.50, Potret membuka penampilannya dengan lantunan musik jazz dari masing-masing personel yakni, Aksan (drum), Anto Hoed (bas), Nikita Dompas (gitar), dan Merry (keyboard). Tak lama setelah itu, sosok wanita berhijab naik ke atas panggung dan langsung membawakan lagu ‘Ingin Dicium’ , ‘Musim Putus’ , ‘Ketika Cinta Itu Hilang’, dan ‘Usia 17’. Suasana stage A3 BNI berubah menjadi haru saat Melly Goeslow menyanyikan lagu ‘Bunda’. Air mata Melly keluar saat melantunkan bait kedua diiringi dengan bunyi piano. “Hari ini adalah hari pertama saya menyanyikan lagu ini setelah ibunda saya meninggal”, ungkap Melly yang membuat seluruh penonton merasa iba.

Selanjutnya penonton dibuat kagum dengan penampilan enerjik dari pemain saxofon, Michael Lington dengan lagu ‘Uptown Groove’ yang di medley bersama lagu ‘Twice in A Lifetime’ dan ‘In My Pocket’. Tak lama setelah itu, Michael Lington memanggil Kenny Lattimore untuk mengisi vokal pada lagu ‘Tell It Like It is’ dan ‘Gotta Love You’. Teriakan histeris dari para penonton wanita yang memuja Kenny Lattimore pun bersahutan.

Sekitar pukul 21.00, penonton memadati area stage A2 untuk menyaksikan penampilan band pemenang Grammy, Snarky Puppy. Tepukan tangan dari penonton saat tirai dibuka berubah menjadi tawa saat melihat sang pemimpin band, Michael League, memakai t-shirt klub sepak bola, Persija Jakarta.Malam itu Snarky Puppy banyak memainkan lagu dari album terbarunya, ‘Family Dinner’. Snarky Puppy tampil dengan interaktif bersama Maliko Tirolien membawakan ‘I’m Not The One’ dan ‘Sew’. Nuansa dark-Jazz sangat terasa ketika Snarky Puppy membawakan lagu ‘Something’ bersama vokalis kulit hitam, Lala Hathaway. Suasana berubah menjadi lebih ceria ketika wanita bertubuh mungil bernama Magda Giannikou mengisi vokal sambil memainkan akordeon. Diawali dengan dentuman bas dari Michael League lagu ‘Ase Me Na Bo’ perlahan membawa emosi penonton memuncak. Setelah berhasil memainkan emosi penonton Snarky Puppy dan Magda Giannikou membuat penonton berjoget samba dengan iringan lagu ‘Amour T’es Là’. Penampilan fantastis dari Snarky Puppy membuat seluruh penonton tidak rela saat mereka hendak mengakhiri penampilanya. Hal ini terbukti dengan sorak sorai yang berteriak “We Want Moreee!!!!”.

Sekitar pukul 00.00, penonton mulai memadati area A3 BNI unutk menyaksikan band papan atas Indonesia, Sheila on 7. Banyak penonton yang sabar menunggu hingga tertidur pulas di lantai. Sekitar pukul 01.15, akhirnya tirai panggung dibuka, rombongan Sheila Gank pun langsung berebut mengambil posisi terdepan. ‘Selamat Datang’ menjadi lagu pembuka dimalam itu. Sebelum melanjutkan ke lagu selanjutnya, Duta mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton yang telah sabar untuk melihat penampilan mereka. Duta menganggap penonton malam itu adalah sahabatnya. Oleh karena itu, Sheila on 7 menghadiahi penonton dengan lagu ‘Sahabat Sejati’. Tak hentinya memberi kejutan, kali ini Duta mengumumkan bahwa Sheila on 7 tampil diiringi oleh Ron King Big Band. Nuansa brass section, sangat terasa pada lagu ‘Pejantan Tangguh’, ‘Dan’, ‘Itu Aku’, ‘Pemuja Rahasia’ dan ‘Hari Bersamanya’. Puncaknya adalah ketika Sheila on 7 membawakan live lagu ‘Brilliant 3X’ yang menurut Duta adalah salah satu lagu dengan progresi chord yang cukup sulit. Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 02.18, Sheila on 7 mengakhiri penampilanya dengan lagu ‘Kisah Klasik Untuk Masa Depan’.

Mungkin diriku masih ingin bersama kalian// Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian //

Penggalan kalimat perpisahan yang terus terngiang di benak penonton saat hendak meninggalkan area Java Jazz 2015.

Hari Kedua

Sabtu, (7/3) pada hari kedua helatan Java Jazz ini, penonton yang hadir sangat membludak. Hingga area parker JiExpo Kemayoran tak sanggup menampung kendaraan penonton yang hadir. Akibatnya pemandangan mobil yang parkir di pinggir jalan terlihat memakan sampai 4 lajur.

Suasana Simpati Hall Stage membuat antrean panjang yang mengekor. Antrean tersebut adalah mereka yang berebut untuk menonton Afgan. Padahal pertunjukan baru akan dimulai 50 menit kemudian. Afgan menyapa penonton dengan setelan berwarna merah muda, yang lengkap dengan aksesoris bunga mawar pada kantong dada kirinya. Deretan lagu hits seperti ‘Knock Me Out’, ‘Dia Dia Dia’, Bukan Cinta Biasa dan ‘Sadis’ berhasil membuat penonton merasa puas. Tak ingin melupakan momen tersebut, Afgan mengabadikan momen tersebut dengan mengajak penonton untuk berfoto selfie bersama.

Tak kalah dengan Afgan, Tulus juga menjadi pusat perhatian penonton malam itu. Tulus membuka penampilanya dengan lagu yang baru saja dirilis video klipnya, ‘Jangan Cintai Aku Apa Adanya’. Sebelum melanjutkan lagu berikutnya, pria kelahiran tahun 1987 ini bertanya kepada penonton. “Mau lagu apa nih selanjutnya”, teriak Tulus. Sontak seluruh penonton berebut berteriak sesuai dengan lagu kesukaan masing-masing. Tulus mengakhiri penampilanya dengan lagu ‘Sewindu’ yang berhasil membuat seluruh penonton bernyanyi bersama.

Lisa Ono, wanita asal Jepang ini tampil sangat memukau seluruh penonton. Lisa memberikan kejutan kepada penonton dengan membawakan lagu Indonesia,’Begawan Solo’.

Salah satu penampilan paling dinanti pada hari kedua Java Jazz 2015 adalah Chaka Khan yang berkolaborasi dengan Incognito di D2 Main Stage.

Peraih 10 Grammys ini membuat penonton Java Jazz mengantri kurang lebih satu jam untuk menonton penampilannya. Penampilannya dibuka dengan lagu ‘I Feel For You’ dan lagu ‘Ain’t Nobody’. Setelah 6 lagu Incognito mengiringi Chaka Khan, akhirnya Incognito tampil membawakan lagu sendiri. ‘Talkin Loud’, ‘Still A Friends of Mine’ dan ‘Good Love’ berhasil dibawakan dengan enerjik. Penampilan mereka diakhiri dengan lagu hits milik Chaka Khan, ‘I’m Every Women’.

Hari Minggu

Minggu, (8/3) malam ini merupakan hari terakhir dari Java Jazz 2015 dan merupakan satu-satunya yang menampilkan special show.

Salah satu penampilan yang paling ditunggu dari penonton adalah penampilan dari Christina Perri. Hal tersebut terbukti dengan panjangnya antrian penonton yang berdesakan memasuki area. Hampir 1 jam antrian penonton tak kunjung habis.

Penyanyi yang akan merayakan ulang tahun di bulan Agustus ini membuka penampilanya dengan mengenakan kemeja putih yang dipadu rok pendek dan stocking berwarna hitam.

Christina Perri membuka penampilannya dengan lagu yang diambil dari album

‘Head Or Heart’, yaitu ‘Trust’ dan ‘Shot Me In The Heart’. Selanjutnya ia mencoba bernyanyi sambil memainkan instrumen gitar pada lagu ‘Run’ dan ‘Heart’ . Seolah ingin membuat suasana menjadi akrab. Christina Perri menyapa penonton dengan berteriak “Apa Kabar???”. “Baik!!!!”, sahut penonton.

Pada lagu ‘Distance’, Christina Perri mencoba lebih interaktif dengan mengisyaratkan seluruh penonton untuk menjentikkan jari bersama. Histeria penonton semakin terasa saat lagu ‘A Thousand Years’ dibawakan. Seketika nuansa syahdu terasa, didukung dengan cahaya biru yang mendominasi panggung. Selanjutnya, Christina Perri menunjukkan skill bermain piano-nya dengan lagu ‘Human’. Suasana romantis yang dibangun pun menjadi bahan candaan Christina Perri. “If you guys here with someone you can make out with this is the time you guys make out!” ucapnya. Pernyataan tersebut pun disambut dengan tawa malu dari penonton. Sebagai perpisahan, Christina Perri memainkan lagu ‘Jar of Hearts’ dan ‘I Don’t Wanna’.

Beralih ke line up utama dari Java Jazz tahun ini, Jessie J. Hampir 2 jam sebelum Jessie J diajadwalkan tampil, antrian penonton sudah sangat memadati area Main Stage. Antrian yang semula tertib, berakhir dengan keributan yang disebabkan oleh beberapa penonton yang tumbang saat mengantri. Pihak panitia pun berlarian membantu penonton yang tumbang. Terdapat sekitar 10 penonton yang tumbang saat berlangsungnya konser.

Antusias penonton terbayar ketika seorang wanita berkaus hitam dengan tulisan “Jakarta” menaiki panggung. “Ain’t Been Done” dan “Sexy Lady”. Setelah menyapa penonton yang hadir. Jessie J langsung mengajak penonton bernyanyi bersama pada lagu ‘Domino’. Rasa haru muncul ketika lagu ‘Who You Are’ dikumandangkan. Sesaat sebelum memulai lagu tersebut, ia menceritakan bahwa lagu tersebut ditulis sebagai bentuk pencarian jati dirinya pada saat ia berusia 17 tahun. Jessie J membuktikan kepiawaianya dalam berinteraksi dengan penonton. Hal ini saat ia menyapa penonton. “Are you guys having a good time?”, Tanya Jessie J, lalu ia mencari penonton dan bertanya kepada gadis kecil, ”what’s your name whose wearing a paris t-shirt” gadis kecil itu menjawab ”Michelle” lalu Jessie J bertanya lagi “How old are you michelle?”, lalu michelle menjawab “eleven” dan Jessie J langsung menyanyikannya

“oooohh Michelle, michelle just got a phone now and start filming me// only eleven nice to meet you I like your t-shirt michelle where are you from?// You are from Jakarta yeahh I came over on a plane I landed today on Jakarta, michelleee yeahh are you enjoyin the show? Yes or no? it’sn ice to meet you whoow tatatlatalatat michelle michelle michelle nice to meet you”

Lalu ia melanjutkannya dengan lagu ‘Sweet Rocker’. Jessie J kembali memberikan kejutan kepada penonton, dengan membuka baju. Seketika histeria penonton memuncak. Jessie J dengan cuek melanjutkan penampilanya dengan bra dan celana pendek berwarna hitam. ‘Price Tag’ dan ‘Bang Bang’ berhasil menjadi lagu penutup. Seluruh penonton bertepuk tangan dan merasa puas dengan penampilan Jessie J malam itu.

Java Jazz tahun ini terlihat lebih banyak menampilkan artis bergenre Jazz. Seolah ingin kembali pada masa awal kemunculanya. Hal ini berdampak baik bagi mereka yang memang penikmat Jazz sejati. Semoga di tahun berikutnya Java Jazz lebih baik lagi.

 

Oleh: Akbarry Noor
Photo: Ryan Abdul Aziz

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *