Connect with us

Gig Review

Koil dan Cupumanik Panaskan Kickfest Hari Terakhir

Dipublikasikan

pada

Kickfest 2014 telah memberikan dua hari yang menyenangkan. Tapi Kickfest sadar angka tersebut masih kurang sehingga menggenapkannya menjadi tiga hari. Merupakan pengalaman yang menyenangkan berada di tengah-tengah sebuah pameran berskala raksasa ditemani dengan musik-musik bagus. Selain bagus, ada unsur kebaruan juga di sana.

Hari terakhir Kickfest tahun 2014 ini dimulai dengan Idiotstars, kemudian Anorexia. Grup musik-grup musik hasil seleksi dan voting ini juga masuk kompilasi. Lalu Kick It Out dan Brainhead ikut memeriahkan hari penutupan Kickfest tahun ini.

Sideswipe, unit metal asli Bandung juga panaskan suasana ketika matahari mulai tidak terlalu menyengat. Beneath the Hermevoix yang dulunya bernama Pathetic Theory gantian memberikan kobaran semangat lewat musiknya.

Sehabis itu, Bottlesmoker bertugas memberikan nuansa baru dengan nada-nada aneh yang entah kenapa sangat berbeda. Warna-warnanya terasa sangat ceria. Walaupun matahari belum terbenam, visual yang diberikan cukup manjur diiringi dengan lagu andalan seperti Vagabond.

Penutup sementara sebelum istirahat sebentar ada Outright. Grup musik hardcore ini menciptakan sebuah moshing pit, di mana banyak orang saling berjejingkrakan diiringi musik keras.  Sepertinya hari terakhir Kickfest jadi sebuah ajang untuk benar-benar menghabiskan energi.

Karena, setelah rehat, Koil, yang digadang jadi bintang utama hari ketiga, tampil. Untuk alasan keamanan, mendengar alasan dari para petugas keamanan. Otong sangat interaktif menjaga perasaan penonton. Membuat penonton tertawa kecil saat bercerita tentang kesombongannya. Penampilan Koil itu ditutup dengan Kenyataan dalam Dunia Fantasi.

Setelah Koil, tampil Vague, unit asal Jakarta beranggotakan tiga orang. Mereka baru saja merilis album berjudul Footsteps. Nomor-nomor dari album tersebut dibawakan dan yang paling menarik adalah Inadequate. Sayang sekali keputusan untuk menempatkan Vague setelah Koil cukup mengacaukan alur. Penonton yang tadinya membludak langsung duduk bertebaran.

Untungnya Vague bisa menjaga alur dengan musiknya. Setelah trio tersebut turun, Under The Big Bright Yellow Sun naik. Bandung, khususnya panggung Kickfest, langsung diberikan suasana mendung. Pengantar untuk Cupumanik.

Melabeli diri mereka bermusik grunge, mereka bercerita tentang politik di Indonesia. Perserikatan Bangsat-bangsat, Omong Kosong Darah BiruPesan dari Surga bergantian bergemuruh. Ocehan Che, sang vokalis tentang Kickfest dan usaha kreatif lokal juga sangat bagus. Cupumanik menutup gelaran Kickfest dengan Grunge Harga Mati.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *