Connect with us

Featured

Live And Loud ; Mengusung Gairah Panggung Ke Wujud Rekaman

Dipublikasikan

pada

Mulai tanggal 3 Desember 2016, unit punk rock veteran asal kota Malang, No Man’s Land, resmi merilis album bertajuk Live and Loud. Album ini berisi 18 materi lagu live recording yang diambil dari dua pertunjukan No Man’s Land di kotanya sendiri, yaitu pada momen MLG Extreme Party (08/10/2016) dan A Night With The Boys (23/10/2016).

“Seperti biasa, ingin bikin sesuatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya,” ungkap vokalis/gitaris No Man’s Land, Didit Samodra, tentang alasan mereka yang tiba-tiba mencanangkan untuk merilis album rekaman dalam konsep live recording.

“Alasan keduanya sih karena Aggrobeat [label rekaman No Man’s Land yang berbasis di Belanda] juga baru saja merilis album The Oppressed bertitel Live and Loud, bulan Oktober 2016 kemarin. Kebetulan band Inggris tersebut adalah salah satu influence penting bagi musik No Man’s Land,” lanjutnya kemudian.

Pria jangkung berambut cepak itu lalu menceritakan seluruh prosesnya mulai awal. “Dari situlah kami muncul ide untuk bikin album dalam rekaman live yang full set. Langsung saja digarap dalam waktu singkat. Persiapannya hanya seminggu sebelum manggung, dan memang sudah kami setting untuk live recording.”

“Gagasan itu sempat kami sampaikan pada label rekaman langganan No Man’s Land di Eropa. Gayung pun bersambut positif. Aggrobeat (Belanda) dan Rusty Knife (Perancis) sepakat untuk merilisnya. Namun dengan catatan mereka baru bisa merilisnya tahun depan karena sudah banyak rilisan yang sedang mereka garap saat ini. Padahal saya ingin album ini bisa rilis tahun ini juga…” tuturnya.

Setelah melalui berbagai tahap diskusi internal, akhirnya diputuskan untuk memproduksi album Live and Loud secepatnya di Indonesia, yang kemudian akan dikirimkan ke label rekaman No Man’s Land di Eropa. Namun keputusan itu sempat menyisakan pertanyaan besar; bagaimana dengan produksi dan distribusi album Live and Loud untuk pasar Indonesia? Siapa yang mau menanganinya?!…

Kebetulan ada salah satu kawan dekat mereka, Topan, yang sedang merintis sebuah label rekaman independen bernama MLG Records. Momennya cukup tepat. Mereka pun sepakat bekerjasama untuk proses produksi dan distribusi album Live and Loud. Album itu sekaligus menjadi karya perdana dalam katalog diskografi MLG Records – yang kabarnya bakal memproduksi lebih banyak lagi karya rekaman lokal dari para musisi/band cadas kota Malang.

Seluruh materi album Live and Loud direkam oleh Antok dan Laga Virtuoso di venue Godbless Cafe, Malang. Proses mixing dan mastering dikerjakan sendiri oleh Didit Samodra. Kemasan sampulnya dihiasi oleh artwork karya Baldiman Singodirojo, plus kumpulan foto konser jepretan Gaharu Jabal, Angga SA, dan Adon Saputra.

cd-versi_lKalau menyimak semua materi lagu yang terdapat di album Live and Loud ini, pendengar seperti berada di tengah pertunjukan yang sangat hidup. Begitu alami dan apa adanya. Sarat dengan celoteh, yel-yel serta koor dari penonton yang merespon setiap lagu yang dimainkan No Man’s Land dari atas panggung. Komplit dengan segala komunikasi dan interaksi yang dijalin Didit Samodra dkk dengan fans-nya. Dalam durasi hampir 50 menit, album ini seakan mempresentasikan seberapa seru dan panasnya live show No Man’s Land selama ini.

Album Live and Loud ini dirilis dalam format cakram padat oleh tiga label rekaman sekaligus – yaitu MLG Records (Indonesia), Aggrobeat (Belanda), dan Rusty Knife (Perancis). Sejak tanggal 03 Desember 2016, album tersebut sudah mulai dipasarkan ke berbagai spot distribusi dan record store di sejumlah kota di Indonesia. Menyusul kemudian untuk pasaran Eropa, Amerika, dan seluruh dunia.

No Man’s Land terbentuk di kota Malang sejak tahun 1994. Didit Samodra dkk memainkan jenis musik Oi! dan merupakan salah satu band dengan riwayat karir yang paling panjang di kancah punk dan skinhead Indonesia. Hingga saat ini, diskografi No Man’s Land sudah mencakup lima album penuh, plus sederet rekaman singel, EP, split dan kompilasi internasional.

Sejak beberapa tahun terakhir ini, Didit Samodra dkk bekerjasama dengan label rekaman asal Belanda, Aggrobeat Records, untuk memproduksi dan memasarkan sebagian besar rekaman No Man’s Land di pasar musik internasional. Tahun 2015 lalu, No Man’s Land merilis album penuh bertitel No Way Back Home yang dirilis dalam format CD dan piringan hitam. Saat ini No Man’s Land sedang menantikan tiga rilisan split EP mereka dengan band asal Amerika Serikat, Perancis dan Jerman yang juga akan beredar dalam waktu dekat.

(sldrck/nml)

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *