Connect with us

Articles

Menjejaki Proses Kreatif Album Pertama SpaceandMissile

Dipublikasikan

pada

Mulai dikenal saat menjadi  tamu sekaligus pembuka Polyester Embassy di Silent Yellow Ensemble Concert (1 Oktober 2011), SpaceandMissile, duo post-rock intstrumental dan eksperimental yang mengusung ornamen semacam Telefon Tel Aviv, Ratatat, The American Dollar, Flica, Explosions In The Sky, Mute Math, The Echelon Effect, dan beberapa ornamen post-rock lainnya membawa penonton mengawang dengan lima lagunya, diambil dari EP mereka, It’s Sign of Insanity (2008) dan Singles (2010).

Saat itu, dengan panggung yang besar untuk dua orang personilnya, Tintus (gitar dan sequencer ) dan Botak (gitar dan programs) didukung kualitas sound, tata lampu elegan, memberi garansi kepada penonton secara wajar bahwa SpaceandMissile pilihan tepat membuka Silent Yellow Ensemble Concert, meskipun banyak penonton (mungkin) mengerinyitkan dahi saat membaca nama SpaceandMissile ada di poster atau tiket hingga muncul pertanyaan musik seperti apa yang mereka sajikan. Ada proses timbal balik yang muncul dari penonton yang menjadikan SpaceandMissile masuk ke dalam fase ‘diperhatikan dan dinikmati’. Tidak banyak memang penonton yang memberikan proses timbal balik tersebut tapi dari tidak banyak tersebut menghasilkan sifat konstan dan bukan suatu hal mustahil (bisa) menjadi hal lumrah bertambahnya penikmat dan perhatian dari pendengar setelah mengeluarkan rilisan penuh.

Menyoroti proses album perdana SpaceandMissile yang sedang dikerjakan, saya berkesempatan untuk melihat secara langsung proses kreatif musisi kamar yang mengandalkan software seperti Fruity Loops dan Cubase 5 untuk membuat atau merekam materi terbaru pada Jum’at (20 Januari 2011) kemarin. Album pertama yang telah dikerjakan lebih dari tiga bulan ini nantinya berisi materi baru berkisar 70 persen dan sisanya materi lama dari dua EP mereka yang di daur ulang. Dua EP sebelumnya Botak dan Tintus mengambil peran penuh untuk proses kreatif dan rekaman, sedangkan untuk album pertama, SpaceandMissile memperkaya instrumen pada departemen bass yang diisi manajer SpaceandMissile sendiri, Gomin. Secara kebetulan di hari kunjungan untuk melihat proses rekaman merupakan giliran Gomin. Sifat DIY dan kolektif terlihat saat Tintus yang mengenakan headphone melakukan monitoring dari Cubase 5 untuk memantau hasil rekaman. Bersama Botak secara seksama mendengarkan tempo bass yang dimainkan dan mengulangi jika ada nada yang out of tempo hingga mencapai 30 kali pengulangan.

spaceProses rekaman yang memakan waktu sekitar tiga jam untuk satu lagu dilakukan cukup santai diselingi canda, tidak nampak ketegangan yang terjadi, mereka menikmati. Menjadi salah satu perbedaan ketika melakukan rekaman di studio yang bersifat tunggal dimana perasaan serius dan tegang menjadi bumbu dibandingkan studio dengan sifat dwi fungsi terlihat lebih santai tapi tetap menjajikan kualitas. Namun, jarangnya mereka berdua bertemu untuk membahas, mengumpulkan hingga mengerjakan materi album menjadikan kendala utama. Mereka berdua masing-masing mempunyai kesibukan, bermusik tidak lain salah satu hobi yang dibungkus, diedarkan ke pendengar untuk mencapai satu titik dengan sebutan kepuasan bersama.

Pengerjaan album ini dilakukan secara bersamaan dengan mixing, jika ada materi yang telah rampung secara paralel dilakukan mixing. Untuk mastering sendiri dibantu salah satu musisi Bandung dan mungkin dikerjakan setelah merampungkan materi rekaman dan mixing. Secara gamblang Botak dan Tintus memberitahukan jumlah track atau lagu yang ada di album pertama nantinya mempunyai jumlah yang tidak lazim untuk sebuah album, apalagi itu adalah album pertama. Ya, menjadi musisi kamar membuat batasan bereksplor lebih jauh untuk kreatifitas bermusik hampir tidak ada karena kecenderungan musisi kamar seringnya bereksprimen dalam mengumpulkan materi. Kemudian, perbedaan berikutnya dari EP ke album terletak pada proses rekaman dan musik. Untuk proses rekaman EP sendiri, SpaceandMissile memakai dua hardware, laptop dan efek gitar namun di album pertama nantinya mereka menambahkan beberapa alat lagi untuk menunjang proses rekaman. Untuk musik sendiri, pengumpulan materi yang dilakukan SpaceandMissile lebih lama dan teratur dalam bereksprimen hingga menghasilkan materi yang cocok berada di album mereka nantinya ketimbang saat mengembangkan materi EP dengan segala macam ekspresi di Fruity Loops.

Foto: Rahmat Arham & Tumblr SpaceandMissile

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *