Connect with us

Flash News

Sam Smith Dominasi Grammy Awards 2015

Dipublikasikan

pada

Sam Smith dan Beck mendapat hadiah terbesar di Grammy Awards 2015 dengan menyabet kategori paling bergengsi dalam ajang penghargaan industri rekaman edisi ke-57. Pada Grammy pertamanya itu, Smith meraih empat trofi dari enam nominasi, termasuk Record of the Year dan Song of the Year untuk lagu “Stay With Me”, sementara album Morning Phase milik Beck mengejutkan banyak pihak lewat kemenangan di kategori Album of the Year.

Smith memenangkan trofi Grammy pertamanya pada kategori Best New Artist, menjadikan dirinya musisi Inggris pertama sejak Adele di 2009 yang merajai kategori tersebut. Album debutnya, In the Lonely Hour, kemudian dianugerahi Best Pop Vocal Album. Pada kategori Best Pop Solo Performance, penyanyi 22 tahun tersebut harus mengalah dari “Happy” kepunyaan Pharrell Williams, namun ia kembali ke atas panggung Staples Center untuk menyanyikan hit yang membuatnya naik daun, “Stay With Me”, bersama Mary J. Blige.

“Ini merupakan malam terbaik dalam hidup saya,” pidato Smith usai menerima Record of the Year. “Saya ingin berterima kasih kepada lelaki yang menjadi inspirasi album ini, yang mana saya jatuh cinta kepadanya tahun lalu. Terima kasih banyak sudah membuat saya patah hati karena Anda memenangkan saya empat Grammy.”

Beck pun harus mengalah pada kategori Best Rock Song dan Best Rock Performance, tetapi ia membawa pulang salah satu piala Grammy yang paling bergengsi lewat Morning Phase yang meraih Album of the Year, menyisihkan In the Lonely Hour dan album self-titled Beyonce. Kanye West tampak terkejut dengan kemenangan Beck, di mana ia berseloroh dengan ikut naik ke atas panggung mengikuti Beck, mengingatkan kejadian pada 2009 ketika ia menginterupsi pidato Taylor Swift sewaktu ajang VMA usai Swift mengalahkan “Single Ladies (Put a Ring on It)” milik Beyonce.

Morning Phase merupakan album ketiga Beck yang menerima nominasi Album of the Year (bersama Odelay dan Midnite Vultures). Album ini juga menyabet trofi Grammy untuk kategori Best Rock Album dan Best Engineered Album, Non-Classical. Beck menutup kehadirannya di panggung Grammy tahun ini dengan menyanyikan “Heart Is a Drum” bersama vokalis Coldplay, Chris Martin.

Sebelum Beyonce berjalan memasuki Staples Center, ia telah terlebih dulu meraih dua trofi Grammy saat pra-acara melalui “Drunk in Love” pada kategori Best R&B Song (dan kemudian Best R&B Performance sewaktu berlangsungnya acara utama), plus Best Surround Sound Album, di mana Beyonce tercatat sebagai “surround producer” dalam album tersebut.

Hanya sembilan piala Grammy yang diumumkan dalam acara berdurasi tiga setengah jam yang disiarkan langsung itu. Dalam pra-acara, Syro dari Aphex Twin menyabet Best Dance/Electronic Album, serta Jack White mengantongi dua trofi, satu dari kategori Best Rock Performance lewat “Lazaretto” dan kategori Best Boxed or Special Limited Edition Package karena perannya sebagai art director pada The Rise & Fall of Paramount Records, Volume One (1917-27).

Mendiang Joan Rivers dianugerahi posthumous Grammy dalam kategori Best Spoken Word Album lewat album Diary of a Mad Diva. “Weird Al” Yankovic memenangkan Grammy keempatnya berkat Mandatory Fun yang merajai Best Comedy Album, kemenangan pertamanya di kategori itu sejak 2004. Jeff Ament dari Pearl Jam (dan Eddie Vedder yang menggunakan alias “Jerome Turner”) meraih Best Recording Package untuk Lightning Bolt.

Max Martin akhirnya menerima trofi Grammy pertamanya untuk kategori Producer of the Year lewat pengerjaan “Shake It Off” milik Taylor Swift, “Dark Horse” kepunyaan Katy Perry, dan “Bang Bang” dari trio Jessie J, Ariana Grande, dan Nicki Minaj. Tercatat sebagai salah satu produser album pop terbaik selama dua dekade, kemenangan ini merupakan yang pertama baginya sejak pertama kali menerima nominasi lewat “Quit Playing Games with My Heart” milik Backstreet Boys.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *