Connect with us

Gig Review

Sonicfair 2015 Medan: Ini Medan Bung!

Dipublikasikan

pada

Crowd Medan

Crowd Medan

Medan kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya, menjadi saksi hingar bingar Sonicfair 2015. Gelaran festival dengan konsep rock & metal expo, yang diselenggarakan oleh Revision Live, ini sukses menghibur ribuan warga Medan dan sekitarnya yang memadati Lapangan Benteng pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2015.

Sejak pintu festival dibuka jam 1 siang penonton, yg kebanyakan memakai kaos hitam, mulai berdatangan. Cuaca cukup bersahabat meski beberapa hari sebelumnya Medan diguyur hujan.

Beberapa band lokal dan dari beberapa kota di Sumatera mulai unjuk gigi di stage yang gagah berdiri tanpa atap. Funeral Thrist, Killer Bee, Killa The Phia, Pargochy dan band lain langsung tancap gas dan disambut dengan antusias oleh penonton yang mulai merapat di depan stage. Sementara penonton yang lain memilih belanja atau sekedar melihat booth stand clothing dan merchandise yang ada.

Konsep expo ini bisa dibilang jarang digelar di Medan hingga menjadi daya tarik terutama untuk anak muda. Sebuah booth sponsor dengan gagah juga berdiri menjadi tempat bersantai sejenak. Sementara area moshit makin ramai saat Muntah Kawat, Djin dan jagoan hardcore tuan rumah Fingerprint beraksi. Mengangkat otensi lokal yang luar biasa inilah yang menjadi salah satu misi SONICFAIR. Band hardcore dari Beijing, King Ly Chee, mengambil alih panggung dengan perfomance seakan tanpa lelah menutup sesi pertama festival ini.

Judika

Judika

Setelah break Maghrib, penonton semakin memadati Lapangan Benteng yang tampak menghitam. Giliran vokalis rock nasional yang asli Sumatera Utara, Judika, mengharubiru dengan suara khasnya. Beberapa pertanyaan dan komentar miring tentang masuknya Judika di deretan line up SONICFAIR Medan langsung dijawab tuntas dengan penampilan prima dan hasilnya ribuan penonton ikut bernyanyi bersama Judika. Dia memang sangat layak menjadi salah satu headliner SONICFAIR Medan.

Setelah sejenak break Isya, penonton harus menunggu cukup lama sebelum Alex Band of The Calling, yang ditunggu-tunggu tampil juga. Lagu “Wherever You Will Go” menjadi paduan suara raksasa sekaligus,menutup penampilan mereka. Area depan stage yang sebelumnya didominasi penonton perempuan berganti diambil alih penonton berkaos hitam siap berpesta bersama Outright dan Billfold. 2 band hardcore dari Bandung ini sukses memanaskan SONICFAIR Medan. Puncaknya adalah saat serigala ibukota Seringai menghajar dengan deretan lagu yang sudah tidak asing bagi pecinta musik keras.

JKO_3625a Seringai

Seringai

Seharusnya Endank Soekamti yang menjadi penutup festival kali ini tapi karena kendala teknis yaitu gerimis mulai menguyur di panggung tanpa atap, yang tentu saja sangat beresiko, juga acara yang sudah terlalu larut malam sehingga pihak keamanan menghentikannya.

Ada kekecewaan dari Kamtis, fans dari Endank Soekamti, tapi hal itu masih bisa dimengerti dan tidak mengurangi kepuasan dari wajah – wajah penonton yang datang. Kerinduan akan gelaran musik yang berkualitas di kota Medan terjawab sudah dan terus berharap akan masih banyak acara lainnya digelar disana. Festival dengan mengoptimalkan potensi lokal dan tentu menyesuaikan karakter daerahnya. 8000 penonton menjadi saksi ganas dan hausnya kota Medan akan gelaran festival musik. Dengan lantang beberapa penonton berteriak, “Ini Medan Bung!”

photo: Doc. Sonicfair 2015 Medan

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *