Linkin Park : FROM ZERO WORLD TOUR 2025 Baca Infonya Disini×
Connect with us

Articles

10 Orang yang Memengaruhi Musik Thom Yorke

Diterbitkan

pada

Perjalanan musik Thom Yorke sangat panjang dan terus produktif menghasilkan karya-karya terbarunya. Tidak hanya mengekspresikan isi kepalanya lewat Radiohead, melalui solo proyeknya yang sudah merilis 2 album hingga proyek band untuk Atoms for Peace pun tetap mendapatkan perhatian istimewa dari publik dan media.

Tentu saja kita mengetahui, selain kemampuan maksimalnya dalam hal bernyanyi, Thom Yorke juga merupakan multi-instrumentalist. Berbagai penghargaan sudah dia raih bersama karya-karya yang dia ciptakan. Tidak hanya itu, dia juga dikenal sebagai aktivis berbagai bidang, mulai dari human rights hingga environmentalist.

Tampaknya sosok Thom Yorke menjadi cermin bagi banyak orang dalam hal musik. Berbagai inovasi baik dari segi musikalitas hingga strateginya mampu menawarkan sajian yang baru, mampu memberikan referensi yang berharga dalam perjalanan musik dunia.

Gigsplay mencoba untuk mendekati pengaruh-pengaruh luar yang membentuk Thom Yorke dalam hal bermusik. Tentu saja Thom Yorke mengeksplorasi sesuatu didasari oleh berbagai hal, oleh karena itu Gigsplay mengumpulkan dan menyusun 10 orang yang memengaruhi Thom Yorke.

Flea

Potensi bermain bass yang dimiliki oleh Flea bersama Red Hot Chili Peppers tentu saja menjawab pertanyaan Thom Yorke tentang eksistensi pemain bass yang bisa disajikan langsung di atas panggung. Thom Yorke berpikir bahwa bass lines yang ada di The Eraser itu membutuhkan pemain bass seperti Flea. Akhirnya, album Amok pun melibatkan sepenuhnya Flea.

Miles Davis

Arena jazz muncul dari Miles Davis yang dalam proses rekaman album Amok milik Atoms for Peace selama 3 hari di Los Angeles ini memengaruhi Thom Yorke untuk mengolah dinamis jazz Miles Davis di lagu-lagunya, dan ide potensial ini diyakini oleh Nigel Godrich selaku produser sekaligus keyboardist-nya.

Fela Kuti

Thom Yorke menyadari unsur Afrobeat mampu mengembangkan arena eksplorasinya dalam penulisan lagu. Seperti halnya Fela Kuti yang merupakan penyanyi asal Nigeria dengan segala keistimewaannya membawa Nigerian Afrobeat lebih mendunia lewat ramuan kepala Thom Yorke.

Aphex Twin

Pengaruh Aphex Twin di musik Radiohead sudah mulai terasa pada era pasca OK Computer. Eksperimentasi di musik elektronik membawa Thom Yorke ke dalam perjalanan musik yang lebih panjang.

Flying Lotus

Kecintaannya terhadap musik elektronik mulai menjadi adiksi tersendiri bagi Thom Yorke. Flying Lotus berhasil menarik perhatian dia pasca Aphex Twin. Lewat Flying Lotus, Thom Yorke mulai melakukan spinning di beberapa keceriaan hingga di dalam bus saat tour. Selain itu, Flying Lotus pun diajak untuk berbagi tempat bersama Atoms for Peace saat tour.

Neil Young

Pada saat umur 16 tahun, Thom Yorke mengirimkan kaset demo ke sebuah majalah dan mengatakan musiknya dipengaruhi oleh Neil Young. Thom Yorke mengakui bahwa album After the Gold Rush telah merubah hidupnya, menjadi momen yang monumental dalam perjalanan musiknya.

R. E. M

Citra Michael Stipe bersama R. E. M merupakan salah satu hal yang memengaruhi Thom Yorke untuk menjalani karir bermusik ini menjadi perjalanan yang indah.

Pixies

Pada saat terjadi encore ketika Radiohead bermain di Coachella tahun 2004, Thom Yorke mengatakan, album Pixies tahun 1989 yang berjudul Doolittle telah merubah hidupnya.

Ray Bradbury

Sci-fi authors ini ternyata memiliki pengaruh yang cukup banyak bagi Thom Yorke, khususnya dalam proses penulisan lirik. Jika masih ingat lirik “True Love Waits” yang ada di EP live, I Might Be Wrong, ada penggalan “I’m not living, I’m just killing time”. Penggalan tersebut diambil dari “You’re not living, you’re just killing time” yang terdapat di karya klasik Bradbury, “Fahrenheit 451”.

Robert Wyatt

Pada saat mengerjakan In Rainbows, Yorke menghabiskan banyak waktu terlena dengan album Comicopera milik Robert Wyatt. Lewat album tersebut, Thom Yorke menyentuh experimental jazz-folk avant-gardist hingga bagaimana Soft Machine bisa terbentuk.

 

*foto: radionoir

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *