Seringai : SERIGALA MILITIA SELAMANYA. Lihat Informasi Eventnya×
Connect with us

Featured

2 Hari Tur Tugu Mlaku-Mlaku, Padat Karya dan Tawa

Diterbitkan

pada

Melakoni tur selama dua hari, rombongan “Tur Tugu Mlaku-Mlaku” sukses membakar panggung di Jawa Timur pada 26-27 November lalu. “Tur Tugu Mlaku-Mlaku” ini merupakan rangkaian ketiga Brothers Keeper Tour yang diinisiasi oleh Tugu Serentak Familia. Keseluruhan band yang akan ikut tur ini adalah Reason To Die, Killed On Juarez, See It Through, Stupid Again, Virtual Doom, Throughout, Kuda Besi, dan Stronger Than Before. Lawatan delapan band Jogja ke dua kota tersebut masing-masing mampu mengumpulkan ratusan kepala dalam satu kebingaran musik panas yang memuaskan. Selain menjadi ajang pamer skill bermusik, penampilan di Malang dan Blitar tersebut juga menjadi ajang kumpul para pegiat skena hardcore/punk antar kota.

rika-throughout

Rika “Throughout”

Kota pertama yang jadi tujuan adalah Blitar. Sampai di hari yang sama, yaitu 26 November, tur “Tugu Mlaku-Mlaku” masuk ke dalam rangkaian Yongkru Fest Vol.3. Line Up hari itu cukup padat, menampilkan 11 band lokal Blitar dan 8 band rombongan tur. Acara pun sempat molor karena cuaca, hujan deras yang mengguyur sejak siang membuat Yongkru Fest Vol.3 baru dimulai sekitar pukul 4. Namun hal ini tidak menyurutkan antusias penonton yang sejak sore sudah mulai memadati venue. Menampilkan 19 band dalam satu panggung, gedung Dimoro Hardcorner yang jadi venue pesta cadas hari itu kontan padat dan panas.

Tata "Throughout"

Tata “Throughout”

Nama-nama dari Blitar seperti Sampah Dunia, Hunter Attack, Think Twice dan Break The Show mampu bersaing dengan punggawa-punggawa hardcore Jogja. Acara ini juga menjadi penampilan pertama untuk No Reason. Meski penampilan pertama, No Reason cukup menunjukkan tajinya membawakan nomor-nomor beringas. Total sekitar hampir 600 orang hadir hari itu. Moshing panas terlaksana hampir di tiap band yang tampil. Reason To Die, Throughout dan Stronger Than Before sendiri juga dengan sangat apik memanaskan venue. Terbukti skena hardcore Jogja dan Blitar masih saling tahu dan sama-sama saling mendukung.

Samstrong Rrcords, salah satu label yang mengikuti tur ini mengaku puas dengan sambutan kawan-kawan di Blitar. Jejaring antar record label juga terjalin, seperti 0342 Crew, mereka inilah yang mengampu lahirnya band-band hardcore/punk di skena Blitar. Lawatan antar kota ini tentu saja tidak disia-siakan oleh rombongan. Selain mencicipi panggung, “Tur Tugu Mlaku-Mlaku” juga menyempatka mampir ke Makam Bung Karno dan tur kuliner khas Blitar, yaitu Nasi Tahu Lawu.

Dari Blitar, rombongan yang menumpangi bis berwarna hijau ini melanjutkan perjalanan ke Malang. Memakan waktu sekitar 3 jam, rombongan Jogja ini tidak punya banyak waktu ketika sampai di Malang. Rombongan sampai di Kota Apel ini pukul 2, padahal acara dimulai pukul 3 sore sampai 10 malam. Untuk acara di Malang ini, Tugu Serentak Familia bekerja sama dengan HFWYF (Have Fun With Your Friends) dan SixthSenses. Kali ini gig bertajuk Brother Keepers ini menampilkan 18 band, 10 dari Malang dan sisanya dari rombongan tur.

"Throughout" - Malang

“Throughout” – Malang

Venue kali ini menempati Gedung Laskar Malang dengan kapasitas yang lebih besar. Antusias publik hardcore/punk Malang juga terbilang sangat tinggi. Antrian tiket sudah mengular bahkan sebelum rombongan tur sampai di venue. Bisa diperkirakan sekitar 900 kepala hadir untuk ikut moshing dan sing along panas hari itu.

Sepanjang acara, line up dari Malang dan Jogja bercampur baur akrab. Killed On Juarez, Throughout, Kuda Besi dan band Jogja lain memanaskan panggung. Moshing tentu saja jadi agenda wajib di sesi seperti ini. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Breath of Despair yang ciamik dalam mengolah not-not menjadi penyulut keriaan depan panggung. Energi besar yang mereka tampilkan mengingatkan beberapa orang kepada Earth Crisis.

Acara tuntas sekitar pukul 11 dengan perasaan puas. Lepas dari venue rombongan sekali lagi lawatan kuliner ke alun-alun Batu bersama sejawat hardcore kota Malang. Dalam dua hari, main di dua panggung dan bertemu dengan ratusan orang, rombongan pun kembali ke Jogjakarta dengan memori apik dan tentu saja optimisme bahwa hardcore/punk masih akan berumur sangat panjang. Sesuai nama rangkaian tur ini “Brothers Keeper”, selain unjuk taring dalam bermusik, yang lebih penting dari itu, agenda-agenda seperti ini telah memupuk persaudaraan antar pegiat skena hardcore antar kota. Dan tentu saja dari pertemuan seperti inilah bisa lahir banyak kemungkinan untuk membuat pesta atau ide gila lagi untuk terus menghidupkan musik hardcore/punk.(Aditya Ageng Kristanto.)

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *