Connect with us

Articles

5 Pertanyaan yang Membosankan Musisi

Diterbitkan

pada

Media dan musisi memiliki keterikatan dan ketergantungan yang sangat unik. Keduanya memiliki kebutuhan dan memang saling membutuhkan. Jika melihat dari sudut pandang media, mereka akan membutuhkan konten yang bisa dijadikan berita. Dimana mereka memiliki salah satu prinsip, berita yang bagus adalah berita yang membicarakan seseorang.

Seseorang di sini tentu saja adalah public figure, kita akan menunjuk subjek beritanya adalah musisi dan menunjuk media musik. Melanjutkan cerita tadi, media, khususnya wartawan akan sangat senang ketika memiliki berita tentang public figure yang sangat terkenal.

Semakin dia kenal publik, semakin besar kesempatan publik untuk meng-konsumsi berita di medianya. Jika banyak orang menggunakan medianya untuk mencari berita, maka peluang untuk mendapatkan iklan akan besar juga. Begitu lah gambaran permukaan kasarnya.

Berpindah sudut pandang, kini dari musisi, maka mereka akan membutuhkan media untuk menyebarkan informasi yang dimilikinya. Tentang album baru kah, tentu video kah, tentang mendapatkan penghargaan kah, dan lain-lain.

Maka jika sebuah media memberitakan tentang salah satu musisi, maka musisi tersebut akan memiliki nilai keterkenalan yang akan lebih tinggi. Semakin beritanya bagus, semakin banyak orang yang tahu, maka semakin mendapatkan nilai keterkenalan yang besar juga. Jika sudah terkenal, maka pintu peluang pendapatan pun akan sangat terbuka. Jadi, mereka saling membutuhkan.

Tetapi, dalam prakteknya, ketika ada sebuah wawancara, kadang ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas. Misalnya kasus tentang pemberian amplop uang untuk menaikan berita di halaman depan atau di halaman-halaman utama dan lain sebagainya.

Namun, Saya tidak tertarik untuk membahasnya di sini. Saya tertarik untuk membahas tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ‘dibenci’ oleh musisi ketika wartawan mewawancarai narasumbernya. Kebencian tersebut bukan berarti tentang pertanyaan yang muncul karena menyinggung, karena SARA atau lainnya. Tetapi karena kebosanan.

1. Sejarah Band

Jika yang menjadi narasumber tersebut adalah kelompok musik yang sudah banyak dikenal bahkan sudah banyak muncul di media, maka jauhkan pertanyaan tentang awal bertemu, awal terbentuk, hingga sejarah mereka memutuskan membuat band, karena mereka akan cukup malas untuk menjawabnya dan sudah menjadi tidak menarik lagi.

2. Indie label atau Major label

Hal ini sudah sangat bias, narasumber akan tidak peduli dan batasannya pun sudah kabur. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar.

3. Sejarah Nama Band

Pertanyaan tentang alasan penggunaan nama akan menjadi pertanyaan selanjutnya yang memiliki nilai kebosanan untuk dijawab.

4. Perbedaan Album

Ketika narasumber ditanyakan tentang perbedaan album baru dengan album sebelumnya, maka jawaban pun akan sangat standar, karena narasumber pun akan merasa ini merupakan pertanyaan standar dan jawabannya pun sudah pasti, yaitu jelas berbeda.

5. Inspirasi Bermusik

Titik kebosanan akan berpuncak di pertanyaan ini, membicarakan inspirasi bermusik tentu saja akan sangat dinamis, tergantung dengan banyak dimensi waktu dan tempat.

 

*Foto: redbullbedroomjam

1 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *