Connect with us

Gig Review

An Intimacy: Semangat Regenerasi Skena Musik Bandung

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Masih dalam nuansa menyambut tahun baru, semangat regenerasi skena musik dalam micro-gig bertajuk An Intimacy kembali digelar. Di edisinya yang kelima, rekoleksi keintiman ini semakin menancapkan ‘taring’-nya. Elemen-elemen lain seperti kuliner, sinematografi, hingga seniman grafis yang mencakup low brow, graffiti, doodle, dan illustrator juga turut diangkat. Sepertinya, An Intimacy perlahan menjelma menjadi sebuah festival kreativitas.

Menyusul nama-nama seperti Alvin & I, Littlelute, Duduk Manis, The Pilsner, serta The Fox and The Thieves, An Intimacy Vol. 5 menampilkan line-up bernuansa agak ‘keras’. Tiga nama newcomer, yakni Lizzie, The Pruxx, dan Zealspeaks yang beraliran rock, sukses mengguncang Lou Belle Shop (Jl. Dr. Setiabudhi no. 56) sore itu.

 “Ini acara emang bagus banget! Gue sampai ga mau pulang!” Ujar Izma, gitaris / vokalis dari Lizzie. Tampil sebagai pembuka, Lizzie berhasil memanaskan venue lewat single-single mereka; “Lust Slaver”, “Dead River”, dan “Holy Man”. Celetukan pujian seperti “Wah, alus eui!” dan “Lagi, lagi!” kerap terdengar.

The Pruxx dan Zealspeaks yang tampil setelahnya juga tidak mau kalah. Membawakan lagu-lagu andalan mereka, kepadatan venue pun tetap terjaga. Area parkir kendaraan bahkan dikondisikan untuk memakai sistem buka-tutup. Hal menarik terjadi ketika personil Zealspeaks, Toba Manurung, mengaku pertama kali ditonton ibunya manggung. “Berkat An Intimacy nih!” Ucap sang gitaris.

Ketika langit sudah mulai gelap, giliran Teman Sebangku yang tampil membawa keceriaan. Suara merdu Sarita dan petikan gitar Doly serta merta membius penonton. Mereka juga meng-cover lagu-lagu dari Alm. Harry Roesli dan Efek Rumah Kaca.

Konten spesial di An Intimacy Vol. 5 tersaji lewat special screening film “Iblis Jalanan”. Hasil kolaborasi SRM dan Gundala Pictures ini terinspirasi dari lagu Bangkutaman yang menceritakan realita kehidupan Tong Setan, Jakarta. Selanjutnya, band psychedelic folk-rock asal Jakarta itu tampil sebagai penutup. Mereka mengajak penonton bernyanyi dalam lagu-lagu seperti “Catch Me When I Fall”, “Ode Buat Kota”, hingga versi cover “Here Comes The Sun” (The Beatles) dan “Chasing Rainbows” (Shed Seven).

Acara yang berlangsung pada tanggal 25 Januari ini masih merupakan proyek kerjasama dari Monsterstress Records, Lou Belle, dan Komunitas Musik Fikom UNPAD. Kali ini, mereka disponsori oleh local brand Motiviga, serta didukung oleh SRM, Up Entertainment, Cirebon Store, dan Yogya Music Store. Kehadiran food tenant Ketan Susu Bung Roger dan illustrator Addy Debil juga patut diacungi jempol. Semoga pergerakan ini dapat berlanjut di volume-volume selanjutnya. Sampai jumpa! (PR)

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *