Gig Review
An Intimacy Vol. 7 ‘Marching The Movement’ Hadirkan Konsep Baru
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2015/04/PANDAI-BESI.jpg&description=An Intimacy Vol. 7 ‘Marching The Movement’ Hadirkan Konsep Baru', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Memasuki edisinya yang ketujuh, An Intimacy menerapkan cukup banyak konsep baru dalam pagelarannya. Pertama, digunakannya sistem invitation untuk penonton guna menjaga kenyamanan. Kedua, semakin meluasnya cakupan kreatif yang dirangkul dengan tambahan konten spesial di bidang fashion. Ketiga, aktivasi dua sisi venue, yakni indoor untuk bagian instalasi artwork dan food tenant, serta outdoor untuk panggung musik layaknya dua edisi awal. Semua itu dipersiapkan menjadi senjata dalam barisan rekoleksi keintiman tanggal 27 Maret 2015 lalu. Marching The Movement.
Acara yang masih bertempat di Lou Belle Shop, Jl. Dr. Setiabudhi no. 56 Bandung ini dibuka dengan products launching / fashion show kolaborasi Lou Belle, Motiviga, dan Do Shoes. Kegiatan ini juga diikuiti sedikit Q&A bersama para penggagasnya. Sebagai pemanis, ada iringan musik electronic dari Mocha Addict menghangatkan ruangan.
Hujan deras sempat mengganggu jalannya acara dan alur kerja panitia. Untungnya, sekitar pukul 19.00 langit mulai cerah dan naiklah penampil pertama, Pipepole. Empat pemuda pengusung musik indie rock a la Yuck atau Dinosaur Jr. ini berhasil menghimpun audiens ke depan panggung. Suasanya mulai terkendali.
Selanjutnya, ada trio psychedelic blues rock dengan nama Lamebrain naik panggung. Hentakan drum powerful nan nyeleneh serta raungan riff-riff gitar dahsyat mengiringi decak kagum penonton. Malam itu, mereka membawakan judul-judul gacoan seperti “Mojo”, “Overpower”, dan “Yo Mama Fool”.
Good Morning Breakfast, band bernafaskan britpop asal Cirebon ini mengemban tugas sebagai penampil ketiga. Tampil seru dan apik, mereka juga memainkan lagu-lagu andalan, salah satunya single ter-anyar, “Drama Queen”.
Di sesi pamungkas, ada bintang tamu asal Jakarta yang sudah ditunggu-tunggu, Pandai Besi. Band alter-ego Efek Rumah Kaca ini tampil optimal membawakan “Hujan Jangan Marah”, “Debu-Debu Beterbangan”, “Laki-Laki Pemalu”, dan “Desember”. Sekitar pukul 21.00, “Menjadi Indonesia” menjadi lagu penutup yang manis, disambut riuh tepuk tangan dan sing along dari penonton.
An Intimacy Vol. 7 merupakan hasil kolaborasi Monsterstress Records, Lou Belle Shop, Komunitas Musik Fikom UNPAD, dan FFWD Records. Gelaran ini juga disponsori oleh Ouval Research, Screamous, Flashy Shop, Motiviga, dan Arena Experience, serta didukung pula oleh Literature Optical Cinema, Underdog Division, Cirebon Store, Yogya Music Store, Eightlightment dan CreaTV. Sebagai micro-gig dengan cita rasa manusiawi, patut ditunggu bagaimana strategi, pergerakan dan kejutan dari An Intimacy di volume selanjutnya. Sampai jumpa!
Text: : Dwi Lukita
foto : Donny Pandega