New Tracks
Biskuit Belia, Trio Musisi Senior, Luncurkan Lagu Perdana “Nonton E.T. Di Pesawat”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Biskuit-Belia.jpg&description=Biskuit Belia, Trio Musisi Senior, Luncurkan Lagu Perdana “Nonton E.T. Di Pesawat”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Biskuit Belia, grup musik yang diisi oleh nama-nama berpengalaman di kancah musik Indonesia, resmi memperkenalkan diri melalui single pembuka bertajuk “Nonton E.T. di Pesawat”. Lagu ini dirilis pada 19 Maret 2025 di bawah naungan label independen Jakarta, demajors, dan menjadi pintu gerbang kolaborasi tiga musisi: Harlan Boer (vokal), Unggul Kardjono (bas, vokal latar), dan Pugar Restu Julian atau Uga (drum, gitar, vokal latar).
Kisah Biskuit Belia berawal dari sejarah panjang persahabatan dan kolaborasi ketiganya. Harlan Boer, mantan vokalis C’mon Lennon yang merilis hits “Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A.” pada 2005, dan Uga, drummer C’mon Lennon yang kemudian mengembangkan proyek solo thedyingsirens, telah berteman sejak masa kuliah.
Meski C’mon Lennon bubar setelah Harlan mengundurkan diri pada 2007, keduanya tetap menjaga kedekatan. Pada 2012, Harlan dan Uga bahkan sempat bekerja di perusahaan digital agency yang sama bersama Unggul Kardjono, musisi sekaligus seniman visual yang dikenal melalui karya-karya visual untuk grup seperti Zeke And The Popo dan sampul album LAIN serta Djakarta Goodbye.
Setelah berpisah dari dunia korporat, Harlan memilih menetap di Leiden, Belanda, sambil sesekali merilis karya solo sejak 2012. Sementara Unggul berkarya di studio pribadinya di Cimanggis, dan Uga tetap aktif di industri periklanan sambil terus menghasilkan musik serta mengajar.
Meski terpisah geografis, benih kolaborasi ketiganya mulai tumbuh kembali pada akhir 2022. Saat itu, Harlan pulang ke Indonesia untuk liburan singkat. Inspirasi muncul saat perjalanan pesawatnya memicu ide menulis lagu “Nonton E.T. di Pesawat”—sebuah refleksi tentang keluarga dan nostalgia. Lagu tersebut sempat dibawakan secara akustik di acara intim HeyFolks! sebelum akhirnya tersimpan di ponsel Harlan.
Kesempatan kolaborasi muncul pada Oktober 2023. Harlan, yang sedang cuti dari pekerjaannya di sebuah restoran burger di Belanda, mengajak Uga dan Unggul membentuk proyek musik jarak jauh. Melalui grup WhatsApp, mereka saling bertukar ide dan materi lagu selama seminggu.
Harlan mengunggah sketsa lagu “Nonton E.T. di Pesawat”, yang langsung mendapat respons positif. Proses kreatif pun bergulir dengan dinamika unik: Uga merekam bagian drum di Jalak Studio dan gitar di rumahnya, Unggul menyelesaikan trek bas di studio Cimanggis, sementara Harlan merekam vokal saat kembali ke Indonesia pada 2024. Sesi foto sederhana dilakukan di kediaman Uga, mengabadikan momen reuni tiga musisi ini.
Lagu “Nonton E.T. di Pesawat” menghadirkan nuansa powerpop dengan sentuhan nostalgia, dipadukan dengan lirik yang mengangkat tema keluarga. Harlan menggambarkan lagu ini sebagai “potret kecil dari pengalaman personal yang universal”.
Proses mixing dan mastering dikerjakan sendiri oleh Uga, memastikan setiap elemen musik menyatu harmonis. Kolaborasi dengan demajors sebagai label pendamping juga menegaskan komitmen mereka untuk tetap independen.
Biskuit Belia bukan sekadar proyek sampingan, melainkan bukti ketangguhan kreativitas di tengah jarak dan waktu. Harlan, yang pernah memproduseri dua album awal Efek Rumah Kaca, dan Unggul, yang aktif di band OFF/LOST bersama Uga selama pandemi, membawa warna masing-masing ke dalam formasi ini. Uga, dengan pengalamannya merilis puluhan karya solo, menyuntikkan energi hangat melalui aransemen dinamis.
Kehadiran Biskuit Belia juga mengingatkan pada jejak sejarah musik alternatif Indonesia. Harlan, Uga, dan Unggul adalah representasi generasi yang tetap produktif meski tak selalu berada di sorotan. Mereka membuktikan bahwa kolaborasi tak kenal batas—bahkan ketika satu anggota berada di Belanda, satu di Cimanggis, dan satu lagi tetap menjalani rutinitas di Jakarta.
Single perdana ini menjadi pembuka untuk rencana-rencana berikutnya, meski ketiganya mengakui bahwa jadwal masing-masing yang padat mungkin menjadi tantangan. Namun, semangat untuk berkreasi tanpa tekanan menjadi kunci Biskuit Belia. Seperti diungkapkan Unggul, “Ini tentang kebebasan membuat musik yang jujur, tanpa target pasar atau deadline.”
Dengan “Nonton E.T. di Pesawat”, Biskuit Belia tak hanya menyajikan karya, tetapi juga cerita tentang persahabatan, konsistensi, dan hasrat yang tak lekang waktu—sebuah pesan yang mungkin lebih relevan daripada sekadar nostalgia.