Seringai : SERIGALA MILITIA SELAMANYA. Lihat Informasi Eventnya×
Connect with us

Articles

Catatan Perjalanan Musik Iceland Airwaves Music Festival 2013

Diterbitkan

pada

Saya kembali dari long weekend yang indah dan tak terlupakan di Reykjavik. Serasa di wonderland… musik-musik yang saya dengar selama Iceland Airwaves ‘13 membuat saya tertawa, menangis, menari dan bergembira . Bulan November dimana saya terfokus pada Reykjavik yang selalu saya rindukan. Saya bahkan berhasil melihat northern lights, aurora pada malam pertama festival, bergaul dengan beberapa teman-teman lokal dan dari berbagai macam negara, mengobrol bersama selebritis lokal yang sangat down to earth yang berbaur diantara pengunjung festival lainnya. Inilah salah satu minggu terbaik yang saya inginkan. Saya jatuh cinta dengan Reykjavik, bahkan lebih rasanya… ingin kembali lagi.

Berikut beberapa review dari Iceland Airwaves 2013. Salah satu tempat festival adalah Harlem, tempat saya berakhir di sana setiap malam dan menemukan suasana yang cocok. Saya di festival ini hadir sebagai media, saya merasa istimewa dan beruntung bisa mendapatkan akses barisan depan di pit fotografer di sebagian besar tempat-tempat pertunjukan. Saya ada di sana dengan kamera di antara banyak fotografer mancanegara dan mencoba menemukan momen yang mengesankan lewat foto dan video. Foto-foto yang saya dan teman saya Steven Ruff dapatkan juga mencakup pertunjukan off–venue yang memang gratis untuk umum dan berlangsung setiap hari sampai malam di Reykjavik, ada yang diadakan di toko-toko, butik, toko buku, kafe dan bar. Beberapa tempat khusus tampak antrian dari luar dan kadang pengunjung hanya mendengarkan musik dari luar venue saja. Itu saja sudah cukup luar biasa.

Line up band di pertunjukkan tanggal 30 oktober – 3 November andalan saya tahun ini adalah: Leaves, Emiliana Torrini, Boogie Trouble, Ulfur Eldjarn, For a Minor Reflection, Sykur, Rokkurro, Low Roar, Mark Steiner and His Problem, Epic Rain, Auxpan, Snorri Helgason, Nolo, Vok, Bjork Viggosdottir, Grisalappalisa, Lockerbie, AMFJ, Lay Low, Obja Rasta, Soley, Mammut, Samaris, Hjaltalin, Retro Stefson, Bloodgroup, Kiriyama Family, Legend, FM Belfast. Mum – DJ set, Bedroom Community and Friend, Ghostigital, The Heavy Experience, Captain Fufanu, Mono Town, Electric Eye, Moon King, Olafur Arnalds, Oyama, Human Woman, John Grant, Nordic Music Panel, Muck, Electric Eye, Me and My Drummer, Baby in Vain, Apparat Organ Quartet, Hermigervill, The balconies, Moses hightower, Fears, Retro stefson, Shiny Darkly, Carmen Villain, Olena, Diana, Retrobot, Noise.
Dari semua line up ini ada beberapa yang saya lewatkan karena jarak dan waktu… yeah you can’t always get everything at one time.

Jakarta – Amsterdam (23 -24 October ’12) : Keberangkatan ke Iceland ini adalah yang kedua kalinya buat saya, jadi terasa banget perjalanan ini sebuah pengulangan dan saya harus merasa nyaman dalam waktu yang panjang. Penerbangan Garuda Indonesia menuju Amsterdam dengan transit di Abu Dhabi 30 menit. Penerbangan yang begitu ramai berangkat menuju Amsterdam dengan penumpang dari berbagai Negara dan berubah penumpang setelah di Abu Dhabi. Waktu untuk tidur (tapi selalu terbangun) maklum di economy class tempat duduknya kurang nyaman. Makanannya pun tidak begitu menyenangkan. Tapi tidak apa-apa saya masih bisa menikmati musik dan film yang ada dalam sajian penerbangan ini.

Dan akhirnya mendarat di Bandara Schippol. Saya menghabiskan waktu lama transit di Schippol sampai jam 2 siang untuk penerbangan selanjutnya ke Iceland. Penerbangan Icelandair menempuh waktu 3 jam untuk sampai ke bandara Keflavik. Saya mendarat di bandara Keflavik agak sore. Kami menumpang Flybus besar kira-kira 45 menit perjalanan ke kota Reykjavik, jalanan sepi tanpa macet, ada WiFi dalam bis. Sampai terminal Flybus, kita pindah ke Flybus kecil menuju Guesthouse Eric The Red. Di depan rumah kos saya disambut pelukan hangat bapak Runar Sigurdsson pemilik guesthouse dan masuk menuju rumah bertemu ibu Edda yang saya anggap seperti keluarga sendiri. Saya masuk kamar atas yang sudah Edda sediakan dan menaruh koper dan tas, sungguh ini tempat yang layak serta value for money. Kemudian kami kembali ke kamar dan beres-beres barang bawaan, jalan-jalan keluar mencari makan, setelah melihat-lihat suasana kota.

Reykjavik, 25 Oktober ’13 : Breakfast di Eric The Red mulai jam 08:30 Setelah sarapan kami bersiap akan pergi, sambil jalan kami memotret sekitar gereja Lutheran terbesar di Iceland namaya Hallgrimskirkja karena sangat dekat dengan tempat kami tinggal. Udara sangat dingin 1 derajat celcius dengan angin yang sangat keras. Perjalanan kali ini terasa sangat berbeda karena saya ingin focus ke sesuatu yang beyond Iceland Airwaves ’13. Saya ingin membuat documentary tentang Reykjavik Neighborhood Portrait atau semacam Micro Bio. Sayapun diberitahukan Edda beberapa teman atau kenalannya yang bisa saya kunjungi untuk interview. Diantaranya Jonas yang ternyata teman pramuka Runar serta Jonas ini adalah rockstar terkenal di Iceland di tahun 70’an. Saya inin bertanya tentang apa yang dia alami di masa lalu, dan diapun berkata… “what happen in the past… stays in the past…”

IMG_1784

Sekilas Tentang Jónas R Jónsson – Fiðluverslun & Viðgerðir : ahli reparasi biola

Saya duduk menghadap meja kerja Jonas R. Jonsson saat ia asyik bekerja dikelilingi oleh banyak alat, ia tampaknya benar-benar konsentrasi. Dia selalu bertanya apakah ia harus berhenti dan mematikan musik. Tentunya saya bilang tidak, obrolan kami akan terus berjalan.

Dulu Jonas memiliki biola tua yang rusak dan dia mencoba untuk memperbaikinya sendiri, setelah sukses kemudian dia mencari beberapa biola rusak yang lainnya untuk dia perbaiki. Jonas berpikir kalau dia sepertinya harus mengubah pekerjaannya dan belajar mengenai restorasi atau reparasi biola.

Jonas telah memiliki hubungan panjang dengan musik. Itu adalah dasar untuk semua ini, pada dasarnya dia lebih awal mengetahui musik daripada kerajinan yang dia buat sebagai hobi. “Dalam restorasi dan perbaikan biola yang utama adalah cara mendapatkan suara yang tepat, pengaturan instrumen dan memastikan bahwa suara itu harus sempurna sesuai pengalaman dan pelajaran yang dia peroleh. Hal ini diperlukan jika kamu juga memainkan alat musik atau memiliki kepentingan nyata dalam bermusik“.

Tentunya hal ini membutuhkan waktu… untuk itu perhatian terhadap detail dan kerajinan sangat diperlukan, banyak diperlukan ketenangan dan daya tahan Anda harus fokus pada detail yang terkecil sekalipun. Jonas belajar di sekolah swasta kecil di Inggris. Ada ahli pembuat Violin yang terkenal Hans Jóhannsson dan Jón Marino yang bersekolah di Newark juga, dua pembuat biola terbaik dan dua guru yang baru saja mendirikan sekolah kecil mereka sendiri, yang bertepatan dengan pencarian saya untuk tempat untuk belajar restorasi biola.

“Semua yang ada disini adalah alat tua yang saya punya ketika saya mulai studi restorasi biola, sekolah saya dekat Sheffield di Yorkshire. Baja yang terkenal dengan daya tahan dan kekerasan ada di Sheffield, semua alat-alat ini dibuat di sana. Saya pergi ke toko-toko antik dan penjualan sekitar daerah itu dan membeli keseluruhan peralatan saya”.

IMG_1520

Tiap hari Jonas datang ke bengkel ini sekitar jam 10.00… hari ini saya tenang dan tanpa stres dan di sini saya akan duduk untuk 5 jam mendengarkan musik yang bagus bekerja pada sebuah biola. Dari jendela ini saya telah melihat bahwa suasana di kota telah berubah. Ini adalah sebuah kemewahan untuk dinikmati.

Jonas telah melakukan begitu banyak dalam hidup saya, melihat ini sebagai tantangan baru dan cara hidup yang baru. Perlu Anda ketahui ini adalah pertama kalinya dalam waktu yang lama bahwa saya telah bekerja jam rutin seperti sekarang ini, dalam lingkungan kerja biasa. Saya merasa harus ada music, di sini terus menerus sepanjang waktu.

( Bengkel Jonas di Óðinsgata 1. 101 Reykjavík )

Reykjavik, 26 Oktober ’13 : Berjalan-jalan mengitari kota Reykjavik dan menuju puncak gunung yang dapat melihat kota Reykjavik dari kejauhan dengan view yang berbeda. Berjalan kaki lebih kurang 20 menit kami sampai dengan melewati jalan pintas melalui bukit dan hutan kecil. Tempat ini merupakan museum Viking, tempat pameran sekaligus restoran, cocok untuk keluarga.
Setelah itu kami menuju downtown dimana ada acara pembagian sup daging gratis untuk umum yang diselenggarakan oleh gereja, jalanan ditutup dan para penduduk serta turis berbaris antri untuk mendapatkan semangkuk sup yang enak… apalagi dengan udara dingin yang menusuk ini.

Sorenya kami menikmati bir dingin di English pub kemudian nongkrong bersama cewek inggris yang sedang kuliah di Reykjavik. Tentu pub ini membuat dia kangen kampung halaman, terutama pada saat pertandingan bola di televisi yang membuat warga inggris disini berkumpul di pub untuk menikmati pertandingan sekaligus bertemu teman. Setelah hari agak mulai gelap kami menuju pinggir danau yang airnya sudah mulai beku, memperhatikan angsa, bebek dan burung laut berkumpul. Kemudian kami ke dermaga untuk menikmati daging ikan paus panggang sebelum pulang.

Reykjavik, 27 Oktober ’13 : Kami beruntung sekali cuaca disini sangat cerah, tidak seperti tahun lalu yang begitu drama. Matahari tetap bersinar dan langit yang super biru… tapi dinginnya begitu menusuk kalau kita salah bawa jaket. Saya berjalan menuju downtown sekitar Harpa dan secara kebetulan bertemu Kamilla yang sedang melakukan persiapan untuk Iceland Airwaves ’13.
Berjalan mengitari kota Reykjavik adalah kegemaran saya, udara yang sejuk, bebas polusi dan sangat aman dan kita tak akan tersesat selama bisa bertanya pasti akan diberitahu dengan baik dan benar. Sikap baik dan bersahabat orang Viking sangat saya hargai. Karena itu kota ini sangat berkesan bagi saya dibandingkan dengan pengalaman saya di benua Amerika ataupun Eropa.

Reykjavik, 28 Oktober ’13 : Perjalanan panjang ke daerah sisi selatan Iceland. Saya berangkat dari Reykjavik agak siang bersama 3 orang teman yang rencananya akan langsung ke Glacier Lagoon di Jokulsarlon. Selama perjalanan kami mendapatkan banyak bonus pemandangan, diantaranya melewati gunung es dan kami sempat berfoto disana… bonus lainnya adalah kami dapat melewati air terjun Selfoss, Seljalandsfoss, Skogafoss. Letak georafis sisi selatan Iceland ini berbeda dengan sisi utara, barat maupun timur, kita akan menemui landscape yang berbeda-beda dan menakjubkan, apalagi kalau di saat summer. Dan ternyata perjalanannya sangat jauh, kami terlalu menganggap remeh jarak perjalanan, speed limit pun hanya boleh 90 km/jam, karena banyak speed kamera walaupun tak tampak terlihat polisi atau lalu lintas kendaraan lain, jalanan otomatis seperti milik kita, perhitungan kami meleset hingga hari hampir sore dan belum ada tanda-tanda sampai. Kamipun kemudian menginap semalam di daerah Fagurholsmyri di daerah petani bernama Litla Hof. Malamnya disana kami menunggu Aurora yang tampak kemudian muncul dibalik bukit jam 3 pagi dengan dingin sekitar -5 derajat saya mencoba memotret dan membuat videonya.

ad7609f05dcc11e3aa45123fe2c0d3cb_8

Reykjavik, 29 Oktober ’13 : Hari ini petualangan baru menuju Jokulsarlon dimana kami ingin melihat Glacier Lagoon, perjalanan kesini juga lumayan cukup jauh dan kami harus parkir kemudian menaiki bukit untuk sampai ke dalam area Lagoon. Kami disini hanya beberapa jam kemudian kembali ke Reykjavik dan singgah juga di Vik dimana disana ada pantai yang berpasir hitam (black sand beach). Kamipun sampai di Reykjavik menjelang malam. Perjalanan yang cukup melelahkan. Pengalaman ini akan ada di documentary tentang Reykjavik Neighborhood Portrait atau semacam Micro Bio yang akan saya edit segera.

Reykjavik, 30 Oktober ’13 : Saya menuju Harpa, Reykjavik Concert Hall and Conference Centre dimana Iceland Airwaves ’13 Media Centre berada. Memasuki media centre press area seakan sudah tak asing lagi dan memperkenalkan diri, disana bertemu Kamilla Ingibergsdottir, PR & Marketing dengan sambut dengan baik seperti seorang teman lama. Kemudian kami langsung ke KEX Hostel untuk makan siang, bertemu teman dari Banjarmasin. Saat itu juga saya bertemu dengan teman fotografer dari New York dan L.A. Nicky Digital, kami mengobrol dan menonton Emiliana Torrini. Pertunjukan yang sangat intim karena penonton sangat padat, membludak dan saling dempet dari restoran sampai lobby hostel ini. Saya mulai dengan menghadiri beberapa pertunjukan off – venue sebelum memulai resmi festival ini. Salah satunya Vigri di Eymundsson Bookshop .
Saya berjalan di area pusat perbelanjaan. Saya tidak mendapatkan nama band ini, tapi mereka bermain di window display dari toko Cintamani. Kemudian Menonton Ylja dan 1860 bermain di Gamli Gaukurinn. Pertunjukan Mammut di Harpa, band ini punya nama besar, vokalisnya menakjubkan. Dilanjutkan dengan menonton FM Belfast, juga di Harpa, sangat menyenangkan menonton band yang super hiperaktif ini.

Reykjavik, 31 October ’12 : Menonton VOK memainkan pertunjukan off – venue di Slippbarinn di Icelandair Hotel Reykjavík Marina . Salah satu lokasi tempat favorit saya untuk off-venue. Di Eldborg, Harpa dimana saya melihat Iceland Symphony Orchestra dan Ólafur Arnalds bermain. Ini adalah salah satu ruang musik sangat luas yang saya kunjungi. Kemudian melihat Samaris di Gamla bio, sebuah teater tua yang indah dan juga rumah opera. Kemudian berjalan lagi melihat Futuregrapher dan Tanya & Marlon di Harlem, tetapi tidak tahu bahwa Harlem memiliki dua ruang yang berbeda dengan dua pintu masuk yang berbeda, satu untuk pemegang tiket festival dan satu untuk sisanya. Tanpa sadar, saya pergi ke non-festival bagian dari Harlem, bertanya-tanya mengapa Futuregrapher dan Tanya & Marlon tidak bermain, dan akhirnya bersenang-senang dan menari dengan Elin Ey dari Sisy Ey.

Hari istimewa ini saya bertemu kembali dengan Larus yang kemudian kami ngobrol di kantornya di ruang bawah 12 Tonar sambil menikmati bir lokal… Hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk interview dengan Rokurro band lokal di label teman saya Larus, 12 Tonar yang melegenda ini. Kemudian menikmati musik dari For a Minor Reflection yang juga main disana. Interview ini akan ada di documentary baru saya tentang Reykjavik Neighborhood Portrait atau semacam Micro Bio yang saya sudah rencanakan.

Reykjavik, 1 November ’12 : Saya pergi untuk melihat Samaris untuk kedua kalinya, kali ini bermain di off-venue, Slippbarinn di Icelandair Hótel Reykjavík Marina. Kemudian menemui Hermigervill si rambut merah. Saya berjalan lagi untuk melihat Papa yang bermain di Museum Seni Reykjavik dan menonton Kithkin yang bermain di Gamli Gaukurinn. Dan akhirnya menuju ke Omar Souleyman di Harpa, semua orang jadi liar dipertunjukan ini… seperti pesta pernikahan Arab saja.

IMG_1778

Reykjavik, 2 November ’12 : Saya mulai hari ini dengan menonton Hudson Wayne memainkan pertunjukan off-venue di 12 TONAR di Harpa. Gig ini awalnya dijadwalkan berlangsung di atas kapal, tapi kemudian pindah ruangan di menit terakhir karena gelombang laut yang kuat. Dilanjutkan dengan menonton Good Moon Deer memainkan di pertunjukan off-venue dalam ruang yang sangat nyaman di Hotel Borg. Dan… Akhirnya saya dapat menonton juga Nolo yang bermain di Museum Seni Reykjavik. Sore harinya Saya lanjutkan menonton Soley, Aminina di Gamla bio. Fatima Al Qadiri DJ yang bermain Harlem, di panggung termasuk Mykki Blanco tampil di Art Museum Reykjavik. Setelah itu dapat kesempatan menonton Savage di tempat yang sama.

Reykjavik, 3 November ’12 : Saya bertemu Niccolò Scelfo – founder & editor in chief REYKJAVIK BOULEVARD saat menonton band Iris di salah satu café di downtown Reykjavik. Hari terakhir Iceland Airwaves ’13 saya sempatkan menonton Myrra Ros di Gamli Gaukurinn, juga Hellvar, Emmsjé Gauti di Harlem. Kemudian melihat Kraftwerk bermain di concert hall Eldborg di Harpa dengan posisi pandangan yang baik untuk menonton Kraftwerk.

Reykjavik, 4 November ’12 : Jalan-jalan ke sekitar kota sambil say good bye ke beberapa teman-teman… Saya mampir ke Reykjavik Drapers Union, tempat membuat tas sekaligus toko, disana bertemu pemiliknya untuk janji interview yang saya tak sempat lakukan namun saya dapat mengambil video tempat kerjanya yang masih dalam persiapan karena toko ini baru saja di buka, oh ya saya juga bertemu Edward Norton pemeran film Fight Club yang kebetulan menjadi pelanggan pertama toko ini. Malamnya saya dibuatkan dinner masakan tradisional Iceland yaitu Lamb Leg yang khas, kami makan bersama teman-teman Edda dan Runar… Sungguh menyenangkan.

Reykjavik, 5 November ’12 : Pengalaman tahun ini banyak bertambah sampai saya tak dapat membuat kata yang pantas untuk ini. Kebaikan teman-teman musisi dan label company juga media serta fotografer di Reykjavik sangat bersahabat… dan juga Ibu kos saya Edda yang baik hati karena saya tak harus bayar kos untuk 12 malam di guesthousenya, dan hal yang cukup mengagetkan ketika suatu saat saya berjalan di tengah kota Reykjavik dan tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama saya, rupanya saya sudah cukup dikenali dan teman itu adalah Roman Gerasymenko, dia adalah warga Reykjavik asal Ukraina yang menjadi fotografer disana. Juga kebaikan Larus yang sangat terbuka dan bersahabat menyediakan waktu, tempat dan bir-nya untuk mengobrol dan bercanda. Iceland… suatu saat saya pasti kembali lagi. Takk Fyrir.

Saatnya kembali pulang… kangen Indonesia…

Oleh Agus Makkie

IMG_1919

IMG_1824

IMG_1822

IMG_1782

IMG_1787

IMG_1797

IMG_1650

104e19264f1f11e39d9c1284ed10107c_8

382a2d5c4f1c11e3adf212add793e3ba_8

dcd832e64f1b11e389310e362925b2d5_8

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *