Featured
Djakarta Warehouse Project 2013: Bukan Ajang Tolak Ukur Pergaulan
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2014/01/dwp2.jpg&description=Djakarta Warehouse Project 2013: Bukan Ajang Tolak Ukur Pergaulan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Jakarta, Jumat (13/12), Ecopark Ancol, menjadi hari pembuktian bagi promotor Ismaya Live yang berjanji menghadirkan festival musik dance terbesar di Indonesia, yaitu Djakarta Warehouse Project 2013 (DWP13). Sebelumnya, pihak Ismaya Live telah mengadakan dua pre-event. Pertama adalah DJ Hunt, yang merupakan ajang pencarian talenta potensial dari skena EDM Indonesia. Ajang ini dimenangkan oleh D.U.A (Double Ultimate Audiotech). Mereka berhasil mendapat kesempatan untuk tampil di DWP13. Acara pre-event yang kedua adalah “Road to DWP13” yang diadakan di sepuluh kota besar di Indonesia dan juga Singapura.
Tahun ini Ismaya menghadirkan 15 line-up internasional dan 30 line-up lokal. Nama-nama internasional yang hadir yaitu David Guetta, Alesso, Arty, Breakbot, Flight Facilities, Gareth Emery, Lemaitre (Live), Madeon, Martin Solveig, Seth Troxler, Showtek, Solomun, W&W, and Zedd. Lalu untuk nama lokal yang hadir adalah Angger Dimas, Hizkia, Riri Mestica, Yasmin, dan lainnya. Tak ketinggalan para penari yang sudah menjadi langganan acara ini, Cyberjapan.
Seperti tahun sebelumnya, area panggung dibagi menjadi tiga yaitu, Garudha Ice Land, Cosmic Station dan Neon Jungle. Pihak Ismaya Live cukup cermat dalam mengatur selera pengunjung yang hadir. Yang lebih mainstream di Garudha Ice Land, untuk yang pecinta trance di Cosmic station dan bagi yang menggemari eksperimental di Neon Jungle.
Acara yang semula dijadwalkan mulai pada pukul 16.30, sempat mengalami kendala yang cukup dahsyat dikarenakan cuaca buruk. Pihak promotor sempat memohon dukungan kepada partygoers melalui akun Twitter resmi mereka dengan tweet, “Please everyone #PrayForGreatWeather,” lengkap dengan tagar DWP13. Setelah istirahat maghrib, pengunjung yang hadir mulai tampak meningkat. Namun, sebagian besar dari mereka sepertinya masih terjebak dalam kemacetan yang luar biasa. Kemacetan disebabkan oleh cuaca yang buruk dan juga adanya perhelatan akbar lainnya yaitu, ulang tahun Slank yang diadakan di Gelora Bung Karno, Senayan. Beberapa pengunjung mengaku hal tersebut turut berpengaruh ketika mereka melewati area tol dalam kota.
Untuk mempermudah pengunjung memasuki arena, pihak promotor cukup sigap dengan menyediakan shuttle bus yang berkeliling guna mengantar jemput pengunjung dari sekitar kawasan Ecopark.
Sekitar pukul 20.00, terlihat sosok wanita cantik naik ke atas stage Garudha Ice Land. DJ Yasmin memainkan beberapa komposisi tranceandalannya. Namun sayang di tengah penampilannya, sound sempat mati. Selanjutnya giliran Creme de la Crème yang bertugas memimpin pesta. Dominasi sajian unsur disco dannew wave pun terasa. Kemudian disusul oleh Angger Dimas yang tampil bersama MC Fadly. Ia tampil atraktif di tengah hujan yang semakin lebat. Berulang kali Angger melontarkan kalimat yang berbau nasionalisme. Angger juga memainkan beberapa komposisi andalan seperti “Singularity”, “Release Me”,“Hey Freak!”, “Steve Jobs”,”Phat Brahms” dan “Resurrection”.
Puncaknya adalah ketika Angger memainkan hasil remix “Don’t Look Back in Anger” milik Oasis. Seketika koor penonton tercipta. Angger mengakhiri penampilanya dengan lagu hasil kolaborasi bersama Steve Aoki dan Iggy Azalea, “Beat Down”.
Giliran DJ electro-house asal Perancis, Martin Solveig, unjuk gigi. Malam itu ia tidak menggunakanheadband yang telah menjadi gimmick andalan di beberapa video klipnya. Solveig membuka penampilanya dengan lagu “Blow”, hasil kolaborasi bersama Laidback Luke.
Solveig juga menghadirkan visualisasi yang didominasi dengan berbagai warna cerah. Hal ini sedikit berbeda dibandingkan DJ lainnya. Klimaksnya adalah ketika “Hey Now” berkumandang. Seketika penonton bertepuk tangan mengikuti irama. Lalu, ia melompat ke atas deck dan menginstuksikan untuk bernyanyi bersama. Inilah yang membedakan Solveig dari DJ lainnya. Ia memiliki kemampuan vokal yang bagus. Sehingga suara vokal yang dihadirkan tak selalu dari mesin. Pesta dilanjutkan dengan lagu “Ready 2 Go”, yang merupakan hasil kolaborasi dengan vokalis Bloc Party, Kele Okereke. Solveig menutup kegembiraan dengan lagu “Hello” yang disusul dengan percikan dari kembang api yang manis.
Sementara itu, di Neon Jungle duo asal Norwegia, Lemaitre, baru saja kelar memimpin pesta. Mereka sempat memainkan beberapa lagu milik Røyksopp. Tak ketinggalan deretan lagu “Blue Shift”, “Strobes Pt 2” dan “The Friendly Sound” berhasil menghangatkan suasana penonton.
Selanjutnya giliran dua pilot handal yang memimpin pesta yaitu, Flight Facilities. Sayangnya sempat terjadi kendala saat persiapan dikarenakan hujan yang sangat lebat. Beberapa penonton memilih berlarian menuju Garudha Ice land untuk melihat Zedd. Namun penantian penonton terbayar ketika Flight Facilities membuka penampilan mereka dengan “Foreign Language”. Malam itu mereka ditemani oleh Owl Eyes, penyanyi asal Negeri Kanguru. Owl Eyes yang berparas cantik sering sekali mendapat godaan dari penonton pria yang mabuk pada saat pergantian lagu. Ia hanya membalasnya dengan senyuman manis.
“Why can’t you want me like the other boys do? // They stare at me while I crave you // I am craving you”. Penggalan lirik yang berhasil membuat dua pilot menghantarkan penonton pada destinasi klimaks.
Banyaknya pengisi acara yang menarik dan juga jadwal yang berdekatan membuat partygoers kewalahan. Apalagi ditambah dengan lokasi stage yang berjauhan serta cuaca yang cukup buruk.
Selanjutnya di Cosmic Station pesta dipimpin oleh DJ imut yang baru genap berumur 19 tahun, Madeon. Ia memainkan beberapa hasil remix-nya seperti “Song 2” milik Blur, “Raise Your Weapon” milik Deadmau5 dan juga bahkan “The Night Out” dari sesama penampil, Martin Solveig. Cosmic Station merupakan satu-satunya panggung yang memiliki atap. Sehingga menjadi tempat yang sesak ketika hujan turun. Teriakan wanita yang memuja wajah imut Madeon semakin menggila ketika “Icarus” dan “The City” berkumandang.
Pesta di Cosmic Station berlanjut dengan dipimpin oleh Duo DJ asal Belanda, W&W. Seketika muncul nuansa trance dan big room house. Beberapa dari penonton beranggapan bahwa penampilan W&W malam itu adalah bagian dari ritual sebelum menikmati Armin van Buuren pada Maret mendatang. Lagu-lagu mereka seperti “Lift Off”, “Invasion”, “Mainstage”, “D# Fat” dan “Shotgun” seolah mengajak penonton berjingkrak dengan tata lampu panggung yang menghipnotis.
Kembali ke panggung Neon Jungle, kini giliran Breakbot mengambil alih panggung. Malam itu Breakbot ditemani Irfane yang mengisi vokal dan juga beberapa rekan band lainnya. Saat memainkan lagu “One Out of Two”, Breakbot yang semula berdiri dibalik turntable dengan hiasan bibir, beralih memainkan keyboard. Penonton kompak bernyanyi saat lagu andalan dibawakan seperti “Baby I’m Yours”, “Fantasy”, “Break of Dawn”, dan “You Should Know”. Nuansaboogie yang kental dengan synthpop berhasil membuat penonton berdansa kecil.
Beralih ke Garudha Ice Land, kini giliran Anton Zaslavski atau yang lebih dikenal dengan Zedd, naik ke pentas. Sekitar pukul 12.15, Zedd mengambil kendali turntable. Zedd merupakan salah satu pengisi acara yang paling dinanti mengingat lagunya menjadi salah satu yang paling sering diputar di radio. Zedd membuka penampilan dengan “Spectrum” yang membuat penonton bernyanyi bersama tanpa adanya komando.
Selanjutnya dilanjutkan dengan remix lagu “Wake Me up” milik Avici dan juga “It’s You” milik DJ Snake yang semakin membuat para partygoers berdansa liar. Sebagian besar wanita malah memilih untuk membuka atasan mereka hingga hanya menggunakan bra. Sedangkan untuk pria lebih memilih bertelanjang dada.
Melihat keliaran tersebut, Zedd menghajar penonton dengan hentakan repetitif dari lagu “Legend of Zelda”, “Sweet Nothing”, “Grey Hound”, “Stache” dan “Codec”. Tak lama kemudian Zedd memainkan salah satu lagu yang paling ditunggu, “Clarity”. Lalu, disusul dengan “Stay the Night”, hasil kolaborasi dengan vokalis Paramore, Hayley Williams. Sebagai penutup Zedd melakukan mashup lagu milik Deadmau5 “Suckfest 9001” dengan lagu milik Empire of the Sun, “Alive”. Tembang penutup seolah menginstruksikan penonton agar menjadi semakin hidup.
Selanjutnya, giliran Alesso yang mengambil alih kemudi turntable. Penampilan diawali dengan visualisasi video yang disambung dengan lagu “Years”. Alesso menyerang penonton tanpa ampun dengan “Dynamite”, “Nillionare”, “Clash”, “Under Control” dan ”Silence by The Night” milik Keane.
Suasana semakin panas ketika Alesso memainkan mashup lagu “Don’t You Worry Child” dengan “Pressure”. Ketika lagu “Every Chance We Get We Run”dimainkan, penonton seakan melakukan pemanasan untuk penampil berikutnya. Karena lagu tersebut merupakan hasil kolaborasinya bersama David Guetta. Klimaksnya adalah ketika “Lose My Mind” dibawakan dan disusul dengan letusan kembang api. Seketika suasana romantis tercipta bagi mereka yang memiliki kekasih.
Sampailah penonton pada penghujung acara. Cosmic Station ditutup oleh Showtek, Neon Jungle ditutup oleh Solomun, dan Garudha Ice Land ditutup oleh David Guetta. Sebagian besar penonton memilih berkumpul di panggung yang disebut terakhir. Sesaat sebelum memulai aksinya, terlihat banyak kru panggung yang mendorong tangga setinggi empat meter. Rupanya David Guetta menyediakan lightingtambahan disamping turntable-nya.
Kurang lebih sekitar 20 menit menanti, akhirnya David Guetta memulai penampilan dengan “Play Hard”. Seperti biasa, Guetta memainkan volume dengan mengecilkannya sesaat untuk mendengar nyanyian penonton. Di sela lagu pertama, Guetta langsung menyapa penonton, ”Jakarta! So many people! It’s amazing”. Tanpa henti, ia langsung memainkan “Ain’t A Party”. Dilanjutkan dengan lagu milik Blur, “Song 2”.
Visualisasi, tata lampu dan dentuman lagu yang terus membius penonton untuk menenggak alkohol lebih banyak, sehingga terlihat beberapa penonton yang sudah hilang kendali dan berserah ke dalam genangan lumpur. Mereka jatuh dengan senyum bahagia. Guetta menginstruksikan seluruh penonton untuk mengangkat tangan dan membentuk simbol hati, sebagai pertanda mulainya lagu “When Love Takes Over”. Disusul dengan nomor andalan seperti, “Titanium”, “Sexy Bitch”, “Just One Last Time” dan “Let Her Go”. Guetta mengakhiri pesta dengan “Without You” dan menyambungkanya dengan “Play Hard”. Ia mengawali dan menutup pesta dengan lagu yang sama.
Bagi mereka yang belum puas, promotor juga menyediakan shuttle bus untuk menuju Afterparty di Collosseum. Gareth Enemy, Osvaldo, dan LTN adalah sosok yang bertugas memimpin acara tambahan tersebut. Djakarta Warehouse Project tidak hanya menjadi ajang tolak ukur pergaulan remaja. Mereka tahu betul apa yang diinginkan pengunjung. Semoga tahun depan menjadi lebih baik lagi.
Oleh: Akbarry Noor