New Albums
Epitychia Hadirkan “Jeruji Berkarat”: Kisah Pendewasaan Lewat Mini Album Yang Dekat dengan Kehidupan
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/10/Epitychia.jpg&description=Epitychia Hadirkan “Jeruji Berkarat”: Kisah Pendewasaan Lewat Mini Album Yang Dekat dengan Kehidupan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Menyambut musim hujan tahun ini, Epitychia, band rock alternatif asal Magelang, kembali dengan karya terbarunya yang sarat akan makna.
Extended Play (EP) bertajuk ‘Jeruji Berkarat’ menjadi wadah bagi mereka untuk menyampaikan cerita-cerita kehidupan yang erat dengan pengalaman sehari-hari. Band yang sudah merilis lima single ini menunjukkan bahwa mereka belum puas berkarya, terus mencari kreativitas baru dalam musik mereka.
Di bulan September 2024, Epitychia resmi merilis ‘Jeruji Berkarat’, EP yang mengusung tema perjuangan, kesedihan, dan amarah. Lewat karya ini, mereka membawa narasi yang mendalam, mencerminkan perjalanan emosional para personel dalam mengatasi berbagai rintangan hidup.
Band ini awalnya dikenal dengan nama The ARK (The Arch Rock Killer), terbentuk sejak tahun 2020 dan didukung oleh musisi-musisi berpengalaman. Seiring waktu, The ARK mengalami perubahan signifikan, baik dari segi formasi maupun nama.
Riyan Danu, gitaris sekaligus vokalis yang telah bertahan sejak awal, kini ditemani oleh dua anggota baru, Niko Zun (bass dan vokal) serta Bagus Munir (drummer). Pergantian ini membawa energi baru ke dalam band, hingga akhirnya nama The ARK diganti menjadi Epitychia, menandai era baru dalam perjalanan musik mereka.
‘Jeruji Berkarat’ merupakan sebuah cerita yang disampaikan dengan lugas. Judulnya yang sederhana namun kuat, mencerminkan inti dari seluruh EP ini. Bagi Epitychia, karya ini adalah kumpulan cerita yang tercipta dari pengalaman pribadi setiap personel. Proses kreatif mereka seolah mengubah lembaran kosong menjadi narasi yang penuh makna, yang akhirnya terangkum dalam EP ini.
Riyan Danu, frontman Epitychia, menjelaskan bahwa ‘Jeruji Berkarat’ adalah simbol dari upaya mereka untuk melampaui batasan-batasan yang selama ini menghalangi perjalanan hidup mereka.
“Mini album ini merepresentasikan perjalanan kami yang selama ini berjuang melampaui jeruji-jeruji diri sendiri. Pada akhirnya, kekuatan diri kami adalah satu-satunya yang bisa diandalkan, bukan orang lain,” ungkapnya.
Secara lirik, ‘Jeruji Berkarat’ menawarkan kesederhanaan yang kaya akan makna. Tanpa banyak metafora yang rumit, lirik-lirik dalam EP ini terasa lugas dan langsung, membuat pesan yang disampaikan semakin jelas dan mendalam.
Dalam hal musik, EP ini mengusung nuansa emo dan rock-alternatif yang lebih modern, dengan produksi yang matang meskipun dikerjakan secara independen oleh para personel dan rekan-rekan dekat mereka. Hasil akhirnya, ‘Jeruji Berkarat’ terdengar segar dan berbeda dari karya-karya sebelumnya.
Melalui EP ini, Epitychia mengajak pendengarnya untuk merasakan proses pendewasaan yang mereka alami. Mereka percaya bahwa musik adalah medium untuk menyampaikan berbagai emosi dan pengalaman yang telah mereka lalui dalam hidup. ‘Jeruji Berkarat‘ kini sudah tersedia di berbagai platform streaming digital, siap dinikmati oleh para penggemar musik rock-alternatif di mana pun.
Dengan ‘Jeruji Berkarat’, Epitychia tidak hanya menghadirkan karya yang musikal, tetapi juga sebuah cerita yang mendalam tentang kehidupan, perjuangan, dan pendewasaan.
Jadi, bagi siapa saja yang sedang mencari inspirasi atau ingin merasakan perjalanan emosional yang jujur, EP ini adalah karya yang tepat untuk dinikmati. Satu hal yang pasti, Epitychia tidak akan berhenti berproses dan berkarya.