International
Floating Points Rilis Single Baru “Key103” Dari Album Mendatang ‘Cascade’
Dikenal lewat komposisi musik elektroniknya yang kompleks dan progresif, Floating Points menyajikan sebuah perpaduan sound yang brilian lewat berbagai genre termasuk house, techno, jazz, soul dan musik klasik
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/07/Floating-Points.jpg&description=Floating Points Rilis Single Baru “Key103” Dari Album Mendatang ‘Cascade’', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Musisi Floating Points mengumumkan album barunya ‘Cascade’ yang akan dirilis pada 13 September 2024 lewat label musik Ninja Tune. Selain itu, musisi bernama asli Sam Shepherd itu juga membagikan single pertama dari album ‘Cascade’ berjudul “Key103”.
Judul lagu barunya mengambil nama dari radio underground favorit Sam di Manchester yang dulu ia gemari semasa kuliah. Radio underground itu menjadi tempat bagi Sam untuk memperluas pengetahuan musiknya di luar komposer-komposer musik klasik yang ia pelajari semasa di Chetham’s School of Music di Manchester, Inggris.
Artwork single “Key103” dibuat oleh seniman Tokyo bernama Akiko Nakayama. Seorang pelukis yang sering menggambarkan keindahan dari proses perubahan energi lewat medium-medium seperti instalasi, video, dan pentas seni. Ia menghidupkan sebuah lukisan biasa dengan memadukan pergerakan energi dan keindahan berbagai warna dalam format yang diberi nama “Alive Painting”.
Album ‘Cascade’ adalah ledakan dari berbagai hal yang belum terselesaikan. Pada akhir 2022 Sam berada di gurun California seraya ia mengerjakan album barunya dengan cara yang berbeda, bahkan lebih sederhana.
“Aku memiliki studio di rumah dengan semua peralatan yang sering aku gunakan, namun aku sedang tidak berada di sana jadi aku hanya menggunakan laptopku dan melakukan semuanya lewat headphone,” ujar Sam.
Hubungannya dengan musik elektronik dan juga kota asalnya, yaitu Manchester, memiliki makna yang berbeda selama proses pembuatan album ini. “Ada sesuatu tentang Manchester yang selalu hadir di dalam benakku, dan aku rasa alasannya adalah toko-toko musik di sana,” ujar Sam yang sering menamakan lagu-lagunya dengan nama sebuah bangunan atau institusi penting di suatu area.
Sejumlah lagu di album ‘Cascade’ terinspirasi dari dust bowl di gurun California, namun album baru Sam adalah album tentang remaja Sam yang ia habiskan di Manchester. Di sana lah Sam menemukan kekuatan musik elektronik yang sesungguhnya dalam berbagai bentuk.
Meski album ‘Cascade’ merupakan kelanjutan dari album Sam sebelumnya yaitu ‘Crush’ (2019), berbagai batas ia dobrak dalam album barunya mendatang. Sembilan lagu di ‘Cascade’ dibiarkan bersinar selama delapan menit yang memberikan masing-masing lagu ruang untuk menjelajahi berbagai sound dan groove.
“Aku selalu mengejar berbagai tantangan,” ujar Sam yang sudah beberapa kali tampil di Potato Head Beach Club, Bali. “Aku selalu menginginkan semuanya bergerak menuju tempat yang membuatku bersemangat. Seperti berkolaborasi dengan orkestra yang terdiri dari 100 orang atau bekerja sendiri dengan sebuah laptop,” lanjutnya.
Album ‘Cascade’ adalah bukti bahwa di dalam topik seputar inovasi musik elektronik dan karya-karya luar biasa yang menggugah semua pendengarnya, Floating Points akan selalu memiliki banyak hal yang belum terselesaikan.