Connect with us

New Tracks

Hadhramaut Suarakan Kiamat Lingkungan Lewat “Kolaps”

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Hadhramaut, kwartet meditative doom metal asal Bandung, menantang konvensi dengan menghadirkan elemen tradisional Sunda secara mengejutkan dalam single terbaru mereka. Bertajuk “Kolaps”, lagu yang dirilis pada 23 Mei 2025 melalui KOMA Records ini, tidak hanya mengusung kegelapan musik doom yang khas, tetapi juga mengetengahkan suara melankolis rebab jangkung atau tarawangsa, alat musik gesek tradisional khas Tatar Pasundan.

Kolaborasi yang tidak biasa ini bukan sekadar eksperimen tekstur semata. Menurut band, penggunaan tarawangsa pada “Kolaps” memiliki makna filosofis yang dalam, selaras dengan tema lagu yang muram. “Kolaps” bercerita tentang kehancuran bumi akibat eksploitasi manusia tak henti, di mana semua makhluk pada akhirnya menjadi korban.

Lagu ini menggambarkan kematian sebelum ajal tiba, dan kehidupan yang dijalani sambil menatap masa depan yang kian buram oleh perang, kerusakan lingkungan, serta kerusakan moral manusia itu sendiri. Bunyi tarawangsa yang merintih dan mendayu di tengah distorsi berat dipilih sebagai simbolisasi dari sikap berserah diri terhadap segala bencana yang telah terjadi maupun yang mungkin akan datang.

Musik Hadhramaut dikenal sebagai perpaduan unik antara atmosfer meditatif dan keganasan doom metal. Terpengaruh oleh band-band seperti OM, Sleep, Electric Wizard, dan 1782, ditambah ketertarikan pada musik tradisional, mereka menemukan ciri khas dalam alunan melodi meditatif yang beradu dengan distorsi gitar dan bass yang fuzzy serta menggelegar.

Band Hadhramaut

Vokal Ariel yang parau dan penuh teriakan menghantarkan lirik-lirik yang provokatif secara pemikiran, sementara ketukan drum ritmis namun kaotis dari Liam menjadi tulang punggung ritme yang solid. Semua elemen ini menyatu dalam sebuah “kekacauan yang menenangkan”, menjadi representasi utuh dari identitas bermusik mereka.

Dalam “Kolaps”, eksplorasi bunyi Hadhramaut mencapai dimensi baru. Tarawangsa tidak hanya hadir sebagai pengisi atau hiasan, melainkan sebagai instrumen esensial yang memperkaya narasi musikal dan emosional lagu.

Kolaborasi antara raungan fuzzy gitar Farhan, dentuman bass Dodo yang dalam, tubruk drum Liam, dan gesekan tarawangsa yang menyayat, menciptakan palet suara yang unik, mengangkat kisah apokaliptik lagu ke tingkat yang lebih intens.

Dengan formasi Ariel (vokal), Dodo (bass), Farhan (gitar), dan Liam (drum), Hadhramaut terus membuktikan diri sebagai salah satu aktor kreatif di kancah musik ekstrem Indonesia.

Peluncuran “Kolaps” memperlihatkan keberanian band dalam mendobrak batas genre, menyatukan warisan tradisional Nusantara dengan beratnya doom metal modern, untuk menciptakan sebuah pernyataan artistik yang gelap, kontemplatif, dan tak terlupakan. Single ini tersedia melalui KOMA Records di platform musik digital atau di tautan ini.

YouTube Video
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *