Connect with us

New Tracks

Hailmisticc Bangkit Dari Kegelapan Dengan Single Baru “RUAH PASIR”

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Setelah menghilang dalam kesunyian yang panjang, Hailmisticc akhirnya kembali ke panggung musik dengan membawa atmosfer yang lebih gelap, keras, dan penuh intensitas.

Kelompok musik ini meluncurkan single terbaru berjudul “RUAH PASIR” pada 19 April 2025 secara eksklusif di Bandcamp, menandai kebangkitan mereka dari masa hiatus yang diibaratkan sebagai “pusara waktu”. Single ini menjadi pembuka dari EP bertajuk “GEMURUH TABIR” yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat.

Hailmisticc Ruah PasirDengan nuansa musik yang digambarkan “lebih hancur” dan lirik tajam yang bernuansa Melayu, “RUAH PASIR” dianggap sebagai sebuah epos kelam yang mencerminkan pencarian makna di tengah absurditas kehidupan.

Lagu ini diramu dari gemuruh instrumental yang mencekam, lirik puitis tentang nestapa tanpa nama, serta elegi perjalanan di antara “tanah retak dan langit muram”. Menurut band, setiap elemen dalam single ini menjadi simbol perlawanan terhadap kefanaan, seakan merangkum kisah lama yang tak pernah usai.

RUAH PASIR adalah desah resah yang merayap di sela ruang hampa. Ini adalah labirin batin yang mengantar pendengar pada liang sunyi yang dipahat oleh peralihan waktu,” ungkap perwakilan Hailmisticc dalam pernyataan konseptualnya.

Mereka menyebut karya ini sebagai “tabiat kejam” yang terus bergemuruh layaknya sang pendusta yang menolak ramalan. Lebih dari itu, single ini disebut sebagai penanda era baru Hailmisticc—suara yang “lebih purba, liar, dan dekat pada esensi ketiadaan”.

Kebangkitan Hailmisticc pasca-hiatus digambarkan sebagai “bara redup yang menyala kembali dengan api lebih garang”. Band yang terdiri dari Bintang Hendrian (vokal), Ramadhan Fathurrohman (gitar), Yusuf Al Alim (drum), dan Nauval Azmi Fakhreza (bass) ini menyatakan bahwa kegelapan dalam musik mereka kini “bersemayam lebih dalam”, merasuk ke celah-celah kosong yang ditinggalkan zaman.

Tema eksistensial seperti pencarian identitas, erosi waktu, dan kehampaan menjadi tulang punggung narasi “RUAH PASIR”. Lirik-liriknya digoreskan sebagai metafora retakan kehidupan, sementara dentuman drum, riff gitar kasar, dan bass yang menghujam menciptakan labirin sonik yang memantik kegelisahan.

Band Hailmisticc

Hailmisticc menyebut karya ini sebagai “kutukan yang tak bisa dihapus zaman”, di mana setiap nada adalah manifestasi perlawanan, dan setiap lirik adalah luka lama yang sengaja dibiarkan menganga.

Dalam konteks lebih luas, “RUAH PASIR” juga menjadi cermin transformasi musikal Hailmisticc. Jika sebelumnya mereka dikenal dengan nuansa gelap yang terstruktur, kali ini mereka memilih pendekatan lebih eksperimental—mengombinasikan kekuatan musik Melayu dengan dekonstruksi sonik yang ambisius. EP “GEMURUH TABIR” diproyeksikan akan melanjutkan visi gelap ini, dengan janji menawarkan “gemuruh yang membisu” namun menghunjam ke relung jiwa.

Bagi pendengar setia, kembalinya Hailmisticc adalah kabar gembira sekaligus pertanda: kegelapan tak pernah benar-benar mati. Ia hanya menunggu waktu untuk menyala kembali—lebih pekat, lebih garang, dan lebih menusuk.

“RUAH PASIR” tidak hanya mengikis jiwa, tetapi juga mengajak semua orang untuk merasakan debu-debu purba dalam setiap langkah perjalanan yang tak berujung.

Ini bukan sekadar kebangkitan, tapi penebusan,” tegas mereka.

 

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *