International
House of Protection Umumkan EP Perdana ‘GALORE’ Dan Single Baru “Pulling Teeth”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/08/House-of-Protection.jpg&description=House of Protection Umumkan EP Perdana ‘GALORE’ Dan Single Baru “Pulling Teeth”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
House of Protection, proyek terbaru dari Aric Improta dan Stephen Harrison, hari ini mengumumkan EP perdana berjudul GALORE yang akan dirilis lewat Red Bull Records pada 13 September mendatang. Bersamaan dengan pengumuman ini, mereka merilis single keempat mereka berjudul “Pulling Teeth” beserta official video lagunya yang mereka rekam di salah satu atraksi karnaval yang terkenal di Ahmedabad, India yaitu Well of Death.
Pada video musik tersebut, Aric dan Stephen tampil membawakan single terbaru mereka di bagian dasar dari lubang kayu Well of Death tersebut sambil dikelilingi pengendara motor dan mobil yang sedang mencoba melawan gravitasi dan disaksikan oleh banyak orang di bagian atas. Dikenal karena keberaniannya dalam mengambil risiko kreatif dan terus menghasilkan karya visual yang melampaui batas, “Pulling Teeth” adalah bentuk pembuktian bahwa hanya ada satu yang berkarya seperti House of Protection di luar sana.
Terkait proses pembuatan video musik ini, House of Protection bercerita, “Pada hari pertama kami bertemu dengan tim Red Bull Records, kami langsung menanyakan apakah mereka bersedia untuk menerbangkan kami ke India untuk tampil di ‘Well of Death’ – sebuah ide yang sebenarnya sudah lama terlintas di kepala kami. Tidak kami sangka, ide ini langsung disetujui oleh mereka, dengan syarat tinggal mencari lagu yang tepat saja.”
Merekapun menambahkan, “Setelah melakukan sesi workshop kedua kami bersama Jordan Fisher, kami berhasil menyelesaikan ‘Pulling Teeth’, dan merasa bahwa lagu ini adalah pilihan yang tepat untuk mengiringi konsep video yang kami pikirkan tersebut. Kami merasa bahwa kami memberikan penampilan yang terbaik ketika dipasangkan dengan kondisi lingkungan yang agak kacau, jadi kami sangat tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi dengan visual lagu ini.”
Setelah menempuh 30 jam di perjalanan, termasuk penerbangan yang dibatalkan secara tiba-tiba, banjir di bandara transit di Dubai, pembatalan lokasi tempat shooting karena adanya unjuk rasa di tempat sekitar, dan tambahan 16 jam perjalanan darat pulang-pergi melalui gurun ke lokasi shooting cadangan. akhirnya mereka bisa sampai di Well of Death. Di lokasi tersebut House of Protection melakukan pengambilan video sebanyak 9 kali dengan penonton yang ada di sana.
“Sutradara kami juga sempat muntah ketika mengambil gambar dan juga ada satu insiden di mana salah satu motor yang ada pada dalam lubang tersebut mati ditengah-tengah atraksinya. Meski begitu, hasil dari apa yang kami hadapi ternyata jauh lebih baik dari apa yang kami bayangkan. Kami juga bersyukur memiliki tim yang luar biasa di lapangan yang membuat semuanya bisa terjadi,” ujar mereka.
Selain memberikan video dengan konsep yang luar biasa menantang, band ini dekat dengan mentalitas “high risk, high reward”. Duo ini terus mencoba mengeksplorasi di luar batasan kreativitas yang ada. Lewat proyek musik ini, mereka telah banyak mematahkan stereotip terkait genre musik yang ada lewat setiap rilisannya. Mulai dari single perdananya “It’s Supposed To Hurt”, lagu enerjetik yang berhasil mengguncang banyak penikmat musik alternatif, hingga lagu mereka yang terinspirasi gaya musik dan ritme genre drum n bass, “Being One”.
Untuk para penggemar mereka yang suka membentuk mosh pit, menyukai musik metal, dan juga rave underground, House of Protection tentu akan terus mempertahankan rasa kekacauan yang kohesif dalam keragaman musik mereka, yang pada akhirnya akan terdengar pada EP perdana mereka ‘GALORE’ dengan enam lagu yang ditampilkannya.
Sang produser EP ini, Jordan Fish (mantan personil Bring Me The Horizon) juga berhasil menyeimbangkan rekaman mentah dengan gaya produksian yang bersih, sekaligus memberikan ruang yang cukup untuk menonjolkan vokal Aric dan Stephen untuk pertama kalinya.