Linkin Park : FROM ZERO WORLD TOUR 2025 Baca Infonya Disini×
Connect with us

Featured

Interview: Echolight Bicara Tentang Amarah, Depresi, Kejenuhan & Khayalan

Diterbitkan

pada

Kelompok post-rocker asal Bandung, Echolight baru saja merilis debut albumnya Gianni Porto yang dirilis oleh Monsterstress Records. Merayakan perilisan album tersebut, Echolight baru saja menyelesaikan promo tour di Malaysia, rangkaian promo album Gianni Porto ini pun akan segera menghiasi perjalanan Echolight di tahun 2014.

Post rock, atau lebih nyaman disebut rock instrumental bagi Echolight merupakan media ekspresi setiap personelnya untuk melampiaskan segala emosi perasaannya.

Lewat debut album ini, mereka kembali jadi perbincangan publik karena sejak tahun 2006 Echolight sudah menguasai panggung-panggung dengan aksinya yang mampu membius penonton.

Di tengah kesibukan menyiapkan strategi promosinya, mereka menyempatkan diri untuk berbincang bersama Gigsplay, tentang musik, tentang album, dan pesan yang ingin mereka sampaikan. Simak wawancaranya di bawah ini

Apa itu Gianni Porto?

Gianni Porto itu diambil sebagai nama dari karakter fiktif yang mewakili cerita di balik musik Echolight di dalam album pertama kami. Bisa dibilang kalo Gianni Porto itu merupakan representasi sifat – sifat manusia yang diambil dari pengalaman kami.

Membicarakan tentang emosi, amarah, kejenuhan, depresi dan khayalan yang melatarbelakangi konten musik Echolight dalam Gianni Porto. Sebenarnya Gianni Porto itu dijadikan sebagai konsep abstrak, secara visual dituangkan dalam bentuk topeng barong.

Kenapa Topeng Barong?

Ya topeng di sini itu merupakan representasi dari sifat manusia tadi, ada persepsi dan ekspresi yang merasuk ke dalam karakter Gianni Porto sehingga menciptakan kondisi trance yang kami aplikasikan ke dalam bentuk topeng barong, di mana topeng barong dalam sebuah tarian dan ritual tradisional itu adalah bentuk ekspresi dari yang manusia rasa dan yakini.

Oh ya, Gianni Porto sendiri memiliki definisi “portal Tuhan yang maha pengasih” diambil dari bahasa Ibrani. Figur Gianni Porto menjadi gerbang bagi kami untuk menyuarakan rasa dan sifat melalui musik bisu yang mereka teriakan.

Butuh berapa lama buat kalian ngerjain debut album ini?

Untuk rekaman kami menghabiskan waktu selama 2 tahun. Pasca rekaman ini sebenernya agak molor, kebetulan awal niatnya mau rilis sendiri, dan kebetulan ada pihak Monsterstress Records yang mau menaungi debut album kami ini. Ya kira-kira pasca rekaman menghabiskan waktu setahun.

Sejak kemunculan kalian tahun 2006 hingga perjalanan menuju 2009-an kalian muncul di permukaan, menghiasi berbagai panggung dan banyak dibicarakan. Lalu kalian menghilang. Apa yang terjadi?

(tertawa) tahu aja nih menghilang. Sebenernya saat itu masing-masing personil lagi di semester akhir kuliahnya dengan segala urusan akademisnya, dan di sela-sela waktu itu, kami membaginya untuk mengerjakan proses rekaman dan persiapan album.

Ceritanya bisa bergabung dengan Monsterstress Records?

Karena awalnya itu apa ya, mungkin karena persamaan kondisi nasib nih, dan dalam keadaan bingung gimana caranya album ini bisa rilis. Lalu muncul Botak (Space and Missile) yang udah bergabung lebih dulu bersama Monsterstress Records yang menghubungi kami, dan mengajak kami untuk ikut bergabung di Monsterstress Records ini.

Kita beruntung, karena pada saat itu kebetulan mereka juga sedang mencari talent untuk rilisan selanjutnya. Soal prosesnya sih seru banget, ada banyak terjadi diskusi dengan pihak Monsterstress Records yang pada akhirnya menuntun kita pada perilisan album semakin jelas.

Sangat membantu ya ada record label, karena sebelumnya kalian bakalan merilis sendiri

Iya sangat membantu! Monsterstress Records banyak berperan untuk rilisnya album Gianni Porto ini.

Dari segi apa aja tuh?

Ya bantuan secara finansial (tertawa) hingga bantuan promo juga mereka sangat support, hal ini menjadikan kami tetap semangat ngejalanin proses-proses ini.

Wah bagus dong! Penjualan album Gianni Porto sejauh ini? Bagi-bagi dong

(tertawa) Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Banyak respon positif yang kami terima pasca rilisnya album ini dan penjualan album pun di luar ekspektasi kami.

Bentar lagi bakalan promo tour lagi dong ya. Eh, kemarin gimana untuk promo di Malaysia?

Amin!. Oh ya waktu itu kami merilis album Gianni Porto tanggal 11 Desember 2013, lalu kami berangkat ke Malaysia itu pada tanggal 13 dan 14 Desember 2013. Kami melakukan tur pendek di 2 kota, yaitu di Kuala Lumpur dan Seremban.

Pasti seru ya

Seru pisaan! Apresiasinya luar biasa. Apresiasi tinggi yang di luar ekspektasi kami, teman-teman di Malaysia sangat menyenangkan. Sebenernya yang paling berkesan dari semua ini tuh ketemuan dan ngobrol banyak ama temen-teman baru di sana. Kita sih ngerasanya ibarat student exchange (tertawa)

Ketagihan ya? Selanjutnya di mana nih

Ketagihan banget (tertawa). Rencana sih belum ada. Seru banget sih kalo ada kesempatan lagi bisa tur lintas kota atau bahkan lintas negara.

Malaysia itu dari undangan?

Iya tur Malaysia kemarin itu undangan dari pihak Malaysia sana via manajer Echolight yang sekarang. Kebetulan undangan tur ini pas dengan jadwal rilis debut album kami di bulan Desember 2013, ya akhirnya kami jadikan ini sebagai tur promo album aja sekalian.

Kadang sering terjadi event organizer tidak bisa menyesuaikan talent yang diundangnya, panggung impian bagi kalian?

Panggung yang crowd-nya pada moshing!! Tapi susah (tertawa). Kami selalu nyaman kalo perform di panggung kecil yang bisa intim ama penonton. Karena paling penting itu bisa lebih kerasa aja feel mainnya. Nikmat banget.

Ini adalah pertanyaan yang sering Saya terima juga. Saya penasaran dengan kalian….bagaimana proses atau cara kalian memberi judul untuk lagu-lagu kalian yang tentu saja instrumental

Iya ya. Biasanya sih kalo kami untuk proses pembuatan lagu itu dilakukan dengan jamming di studio, nah kita biasanya merangkum mood saat proses tersebut. Mood yang bisa tergambarkan itu kami jadikan judul lagu, biasanya setelah lagu beres kita ngobrol-ngobrol tentang suasana yang muncul dari lagu tersebut, nah dari situlah suka ada yang nyeletuk buat judul lagunya.

Inspirasi kalian secara non musikal

Sebenarnya musik Echolight itu banyak membicarakan tentang refleksi dari diri kami sendiri, juga tentang interaksi dengan lingkungan sekitar.

Garis besarnya sih musik Echolight banyak menggambarkan tentang sifat-sifat manusia. Jadi inspirasi banyak muncul dari pengalaman pribadi dari hasil interaksi tersebut. Kami ga berniat untuk menyuarakan suatu pesan tertentu sih, jadi musik Echolight ini ya sebenarnya bentuk curahan pribadi kami berempat.

Di awal obrolan tadi, kalian mencoba menggambarkan tentang amarah, depresi, kejenuhan sebenarnya amarah pada hal apa? depresi karena apa? jenuh kenapa?

(tertawa) Sebenernya ya ini tuh pengalaman pribadi dari masing-masing personel Echolight sih

Iya tentang hal apa?

Amarah, depresi, jenuh akan berbagai macam hal.

Tentang?

(tertawa) Ya tentang cinta

(tertawa)

Ada tentang kuliah juga sih, tentang kerjaan ampe tentang lalu lintas kota. Semuanya secara bawah sadar tercurahkan di Echolight, jadi ya Gianni Porto itu ya wujud kami berempat ini.

Apa yang sedang kalian kerjakan sekarang?

Sekarang ini kami lagi menggarap video klip untuk salah satu track di album Gianni Porto, tunggu aja ya kejutan lagu yang mana. Terus kami juga sedang proses pengerjaan materi baru untuk split album project bersama band dari Singapore, kejutan juga ya. Mohon doa.

 

 

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *