New Tracks
Visual Disorder Sajikan Eksplorasi Musik Tanpa Batas Di Maxi Single “Bisa”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/12/Visual-Disorder-Band.jpg&description=Visual Disorder Sajikan Eksplorasi Musik Tanpa Batas Di Maxi Single “Bisa”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Eksplorasi musik sejatinya tidak harus terikat pada batasan konvensional atau mengikuti patron tertentu. Visual Disorder, band asal Jakarta, hadir membawa eksperimen musik yang unik melalui kombinasi frekuensi tak beraturan, lirik absurd, dan gaya bermusik yang melampaui batasan genre.
Grup ini terdiri dari Ghama (vokal dan gitar), Bimo (bass), Haris (drum), dan Adit (gitar), serta satu anggota misterius yang mereka sebut “pawang fauna”. Bersama-sama, mereka menciptakan karya yang memadukan elemen psychedelic rock, stoner, eksperimental, hingga punk dengan pendekatan yang segar dan tak biasa.
Bagi Visual Disorder, genre adalah sesuatu yang tidak relevan. Meskipun ada yang melabeli mereka sebagai band psychedelic rock, mereka lebih suka tidak dikotakkan dalam genre tertentu. Musik mereka merupakan refleksi dari berbagai inspirasi, mulai dari Sroeng Santi hingga Black Sabbath, dari Ramayana Soul hingga NOFX.
Pendekatan mereka terhadap musik tidak terbatas pada alat konvensional. Mereka bahkan memanfaatkan suara dari mainan anak-anak untuk menciptakan bunyi yang memunculkan kesan lucu, menyeramkan, atau bahkan absurd, bergantung pada persepsi pendengar.
Untuk proses kreatif maxi single terbaru ini, “Bisa”, inspirasi bisa datang dari mana saja—termasuk eskalator rusak yang menciptakan beat spontan hingga cerita gadis bernama Dila yang rumahnya penuh dengan rumput, mengusik tanya apakah sesungguhnya Dila adalah Rumput?? yang akhirnya melahirkan single berjudul “Dila Adalah Rumput”. Proses yang penuh spontanitas ini menjadi bagian penting dari Visual Disorder.
Visual Disorder pertama kali memperkenalkan musiknya pada tahun 2013 lewat album debut “Natsinadhays”. Namun, minimnya pengelolaan platform digital kala itu membuat karya mereka tidak banyak terdengar. Kini, di penghujung 2024, mereka merilis ulang album debut tersebut dalam versi re-master untuk mengenang awal perjalanan mereka.
Perjalanan musikal mereka terus berlanjut. Pada 2018, mereka merilis maxi single bertajuk “Nurahman dan Sylvia”. Dua lagu ini membuktikan bahwa Visual Disorder tetap berusaha relevan di tengah lanskap musik yang terus berkembang. Selain itu, mereka menganggap panggung sebagai medium eksplorasi dan luapan kreativitas.
Salah satu penampilan paling berkesan mereka adalah ketika tampil bersama BarBars, The Stocker, dan Arc Yellow. Di akhir pertunjukan, mereka menggelar perang-perangan menggunakan pistol mainan, meninggalkan kesan unik bagi para penonton.
Saat ini, Visual Disorder sedang mempersiapkan karya-karya baru yang akan disajikan dalam pertunjukan mendatang. Sebagai band yang selalu membawa elemen kejutan, pengalaman menyaksikan mereka secara langsung memberikan sensasi tersendiri yang sulit dirasakan hanya melalui rekaman.
Ikuti Visual Disorder di platform sosial dan dengarkan “Bisa” di Spotify. Bersiaplah untuk terjebak dalam kekacauan musik yang terstruktur!