Connect with us

Featured

Iyo ‘Pure Saturday’ Jadi Korban Pemukulan Polisi

Diterbitkan

pada

Vokalis Pure Saturday, Satria Nur Bambang, atau yang dikenal dengan sapaan Iyo, mendapat 21 jahitan di dahinya setelah dipukul dengan botol oleh seorang oknum polisi, Minggu dini hari (23/2). Tak hanya itu, mata kiri Iyo juga bengkak akibat peristiwa kekerasan yang bertempat di Camden Bar & Lounge, Jl Trunojoyo, Bandung. Ia langsung dibawa ke RS Borromeus dan dirawat di instalasi gawat darurat. Sekitar pukul 04.00 subuh baru ia bisa pulang ke rumah.

Kabar tersebut pertama kali beredar melalui akun Twitter @GrimlocBDG yang mengunggah foto Iyo bersimbah darah. “Rekan kami, Iyo ‘Pure Saturday’, salah satu korban pemukulan polisi paling parah semalam.”

Manajer Pure Saturday, Buddy Gunawan, membenarkan hal tersebut. “Iya benar. Yang saya tahu dia lagi di Camden Bar & Lounge, habis manggung. Si Iyo nggak tahu apa-apa di dalam. Tiba-tiba ada oknum polisi berpakaian preman. Dia langsung dipukul pakai botol minuman. Iyo-nya nggak ada perlawanan,” tuturnya kepada Liputan 6.

Namun pihak kepolisian membantah adanya pemukulan terhadap sosok yang sempat menjadi manajer Pure Saturday itu. “Semalam kami tengah melintas di depan lokasi, melihat ada perkelahian antara sesama pengunjung di halaman kafe. Mereka semua mabuk,” ujar Kapolsek Bandung Wetan, Komisaris Herryanto, kepada Tempo.

“Tapi mereka susah dilerai. Mereka mabuk semua. Anggota melakukan tembakan peringatan ke atas juga nggak dianggap. Semuanya ribut, saling pukul. Malah anggota kami ada yang dipukul dua kali. Mungkin karena nggak pake seragam.”

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, Komisaris Besar Mashudi, turut mendukung pernyataan Herryanto. “Kita enggak tahu ada pemain band dipukul di kafe Camden. Kami datang sudah ada keributan di halaman dan di dalam kafe. Semua berantem. Ada yang buka baju, mabuk semua,” terangnya.

Menurut Mashudi, polisi datang ke Camden untuk melerai perkelahian. “Kami sempat berikan tembakan peringatan ke udara beberapa kali juga nggak digubris. Tapi malahan polisi yang kena pukul dua kali sama pengunjung yang berantem di dalam kafe. Tapi kami tidak memberikan perlawanan sama sekali kepada mereka.”

Lewat Twitter pribadinya, Senin (24/2), Iyo memberi penjelasan, “Satu hal yang perlu diluruskan, keterangan Kapolres di televisi atau di media, adalah pernyataan yang bukan terjadi kepada saya. Di TKP memang ada dua kejadian. Satu perkelahian yang ada di luar kafe, dan satu lagi kejadian saya yang ada di dalam kafe. Yang mana dua kejadian itu berbeda.”

“Pada saat itu, saya tidak tahu menahu tentang kejadian di luar kafe. Hingga pada jam 12 malam lebih, kejadian menimpa saya di dalam kafe Camden. Korban atau kejadian ataupun pelaku yang terjadi di dalam dan di luar kafe tidak berkaitan, tidak saling mengenal dan tidak berhubungan.”

Iyo menambahkan, “Saya tegaskan, saya sama sekali tidak terlibat perkelahian apapun di TKP. Saya sedang duduk-duduk seperti pengunjung biasa lainnya di dalam kafe.”

Menurut keterangan Gandi, pemilik Camden, dan Regi, teman semeja Iyo, pada Minggu (23/2) siang di rumah Iyo, keduanya membantah ada perkelahian antar pengunjung di dalam kafe. “Memang ada yang berantem di halaman. Tapi kalau di dalam nggak ada yang berantem. Biasa aja, lalu polisi datang masuk,” kata Gandi.

Regi mengaku tak tahu ada perkelahian di luar kafe. Kericuhan, kata dia, baru terjadi setelah polisi datang. “Ada anggota polisi memukul kepala Iyo pakai pentungan. Bukan pakai botol, tapi pentungan. Saya juga dipukuli beberapa kali dengan pentungan yang sama. Karena mengira dia (si pemukul) bukan polisi, saya maju membela Iyo. Dia buka jaket, ternyata di baliknya pakai seragam polisi. Saya dipukul juga pakai pentungan. Lalu dia menodongkan pistol ke Iyo, ke saya,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama pula, Iyo angkat bicara untuk pertama kali. “Karena bubarinnya agak brutal, saya penasaran tanya-tanya orang, ‘Ada apaan nih?’, tiba-tiba ada yang memukul kening saya dari depan. Saya jatuh, kepala berdarah. Saya cuma sempat lihat yang memukul pakai baju bebas, bukan seragam polisi. Tapi kata teman-teman saya, yang memukul itu polisi. ”

Iyo mengaku tak mengenali wajah si pemukul, sebab selain hiruk pikuk, kondisi ruangan kafe juga agak gelap. “Yang saya ingat, saat berdiri, di depan saya ada dua orang. Mungkin dikira saya ofensif, lalu saya dipukul. Kata teman-teman, yang memukul itu memang polisi yang datang mau bubarin pengunjung.”

Pure Saturday sendiri pada 1 Maret mendatang akan tampil di launching taman musik Bandung di Jl Belitung. Mereka akan sepanggung dengan Java Jive, Tigapagi, The Milo, dan The Panasdalam. Taman tersebut bakal diresmikan langsung oleh Walikota Ridwan Kamil.

2 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *