Gigs
Jazz Gunung – Hijaunya Jazz Di Kemerduan Alam
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2015/05/jazz-gunung.png&description=Jazz Gunung – Hijaunya Jazz Di Kemerduan Alam', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Jazz Gunung, sebuah perhelatan musik yang berada di alam terbuka dan berlatarkan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru akan kembali digelar untuk ke tujuh kalinya pada tanggal 12 dan 13 Juni 2015. Seperti perhelatan sebelumnya, Jazz Gunung menampilkan musisi-musisi jazz dalam dan luar negeri dari beragam rasa. Selain itu Jazz Gunung juga memadukan musik etnik Indonesia dengan musik modern yang sejalan dengan tujuan dan semangat Jazz Gunung yang diusung sejak pertama kali diadakan yaitu untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik jazz etnik Indonesia.
Bertempat di Panggung Terbuka Java Banana, Bromo, Jawa Timur, Jazz Gunung di dalam perhelatan dua harinya akan menampilkan Ring of Fire pimpinan Djaduk Ferianto yang berkolaborasi dengan penyanyi keroncong Endah Laras dan gitaris Tohpati, gitaris kelahiran Indonesia yang sekarang menetap di Australia Yuri Jo tampil dengan grupnya Yuri Jo Collective, kolaborasi musisi asal Yogyakarta Jay & Gatra Wardaya dengan dua musisi asal Korea Selatan [SU:M], “pop sensation” Tulus, kolektif Ina Ladies pimpinan musisi legendaris Indonesia Happy Pretty, Beben Jazz And Friends, Malacca Ensemble yang memadukan musik Melayu dan musik modern, Nita Aartsen Quatro berkolaborasi dengan musisi Meksiko Ernesto Castillo dan penyanyi yang sudah tak asing lagi di kalangan pecinta musik Indonesia, Andien.
Tidak banyak panggung musik yang menawarkan keindahan alam dan suasana hamonis antara manusia, alam dan musik seperti Jazz Gunung. Bayangkan menikmati musik di alam terbuka dengan udara sejuk yang segar sambil sesekali ditemani kabut tipis yang turun begitu rendah tepat di depan mata sampai kita bisa menyentuhnya. Kadang juga terdengar “orkes” dan “nyanyian” serangga dan satwa alam lainnya sayup-sayup di kejauhan. Seperti testimoni salah satu pengunjung Arum Christina dari Bali, “Best Jazz Venue ever! Worth to take bus, train and ferry from Bali. Definitely come again and the concert was extraordinary.”
Selain menikmati perhelatan Jazz Gunung, pengunjung di tahun ini dapat berkontribusi untuk ‘memberi kembali’ ke alam melalui kegiatan bersih gunung bersama Sahabat Bromo. Kegiatan bersih gunung yang rutin dilakukan oleh Sahabat Bromo bertujuan untuk mengenalkan konsep pariwisata ecotourism di Bromo agar kelestarian alam lingkungan tetap terjaga dan dampak positif sosial dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar tetap berkelanjutan.
Dengan adanya Jazz Gunung, diharapkan kawasan Bromo tidak hanya sebagai tempat untuk melihat matahari terbit, namun pengalaman dari Jazz Gunung dapat memicu wisatawan untuk mengeksplor dan juga sekaligus menjaga Bromo yang kemudian dapat memberi tetesan ekonomi yang bermanfaat kepada masyarakat sekitar.
Jazz Gunung pertama kali diadakan di tahun 2009 dengan Sigit Pramono, seorang bankir dan fotografer pecinta Bromo dan musik jazz, sebagai penggagasnya. Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto, dua orang seniman serba bisa, juga ikut menjadi pendukung setia Jazz Gunung sejak awal. Mereka bertiga mempunyai visi untuk meningkatkan apresiasi terhadap musik jazz etnik, memberi nilai tambah pada pariwisata di gunung Bromo dan menjadikan Jazz Gunung salah satu festival seni budaya andalan dalam program pariwisata Indonesia di mata dunia internasional.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi jazzgunung.com, follow akun twitter @jazzgunung, fanpage facebook.com/JazzGunung dan instagram.com/jazzgunung.