New Tracks
Kentalz Kritik ‘Sound Horeg’ Lewat Debut “Ironi Frekuensi”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/02/Kentalz.jpg&description=Kentalz Kritik ‘Sound Horeg’ Lewat Debut “Ironi Frekuensi”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band pendatang baru asal kota Malang, Kentalz, yang terbentuk pada 2024, baru saja meluncurkan lagu debut mereka yang berjudul “Ironi Frekuensi“.
Lagu ini menjadi bentuk protes kreatif terhadap fenomena “sound horeg”, yakni polusi suara yang belakangan menjadi masalah yang cukup meresahkan, khususnya di area kota dan kabupaten Malang. Mulai Kamis, 30 Januari 2025, lagu ini sudah dapat dinikmati di berbagai platform streaming digital.
Kentalz terdiri dari empat personel dengan latar belakang musik yang sangat beragam. Cunk, gitaris utama yang juga merupakan anggota band Denai dengan aliran pop, membawa elemen melodi yang catchy dalam permainan gitarnya.
Di sisi lain, Patrick, gitaris kedua yang memiliki latar belakang thrash metal/crossover bersama band Inheritors, memperkaya lagu dengan riff intens dan kompleks. Patrick juga dikenal dari proyek band math-rock miliknya, Medreis, yang juga dijadwalkan akan debut dalam waktu dekat.
Yobis, pemain bass, menghadirkan groove yang khas dan unik, sementara Sandy, seorang DJ, mengisi posisi drum. Kombinasi elemen digital dan tradisional dari Sandy menciptakan ritme dengan keunikan tersendiri, hal ini melengkapi dinamika lagu.
Menariknya, seluruh anggota band juga berkontribusi pada vokal, mirip dengan gaya kolaboratif yang diterapkan oleh Sore Band.
Proses kreatif “Ironi Frekuensi” dimulai dari keresahan mereka terhadap maraknya fenomena “sound horeg”. Polusi suara yang tidak terkontrol ini mengganggu kenyamanan banyak orang, dan Kentalz memutuskan untuk menyuarakan isu ini melalui musik mereka.
“Kami merasa resah dengan kegiatan ‘sound horeg’ yang semakin tidak teratur. Saat nge-jam di studio, aku iseng bikin pattern suara bising yang sember,” ujar Yobis, mengenang awal mula terciptanya lagu tersebut.
Cunk kemudian mengembangkan pattern itu menjadi permainan gitar yang absurd, sementara Patrick menambahkan elemen riff yang semakin random. Sandy melengkapi komposisi dengan sentuhan drum yang enerjik, hingga akhirnya tercipta lagu dengan nuansa humor sekaligus kritik yang tajam.
Menurut band ini, “Ironi Frekuensi” bukan hanya kritik terhadap kebisingan, tetapi juga merupakan bentuk ekspresi kreatif mereka dalam menyampaikan keresahan dengan cara yang khas. Lagu ini juga mengajak pendengar untuk berani menyuarakan ketidaknyamanan yang mereka rasakan.
“Kami ingin pendengar merasa tidak sendirian dan berani meminta perubahan jika ada sesuatu yang mengganggu kenyamanan bersama,” ujar mereka. Lagu ini pun dianggap sebagai langkah berani dari Kentalz untuk mengangkat isu yang jarang dibahas namun sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses produksinya, Kentalz mengungkapkan bahwa mereka berusaha untuk menjaga keaslian karya tanpa terpengaruh oleh referensi musik lain. Mereka fokus pada ide yang muncul secara spontan selama sesi studio.
“Kami tidak ingin terpengaruh oleh pengaruh eksternal. Kami cukup fokus pada proyek masing-masing dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,” jelas mereka.
Meski sempat merasa khawatir saat pertama kali menyelesaikan lagu ini, mereka tetap optimis bahwa karya mereka akan diterima dengan baik oleh para pendengar. “Kami berharap lagu ini bisa dinikmati, dan semoga kami bisa tampil di berbagai acara, termasuk showcase di TV,” tambah mereka dengan penuh antusiasme.
Kentalz juga menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan lagu kedua yang terinspirasi dari konten Ferry Irwandi dan Pesulap Merah. Meskipun baru merilis satu lagu, band ini menunjukkan ambisi besar untuk terus berkarya dan menghadirkan sesuatu yang berbeda di dunia musik Indonesia
Sebagai pesan terakhir, Kentalz mengajak semua orang untuk tidak takut mengungkapkan keresahan mereka. “Jangan takut untuk bersuara atas keresahan kalian!” pesan mereka dengan tegas.
Lagu debut mereka, “Ironi Frekuensi,” menjadi tonggak awal perjalanan Kentalz dalam dunia musik, sekaligus menjadi contoh bagaimana musik dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kritik sosial dengan cara yang kreatif.
Dengan keberanian dan kreativitas yang mereka tunjukkan, Kentalz membuka lembaran baru dalam perjalanan musik mereka. Sebagai band yang masih sangat muda, mereka telah menunjukkan potensi besar untuk terus menghadirkan karya-karya yang mengejutkan di masa depan.