New Tracks
Khlorine Lepas Single “Silika”, Cerminan Emosional Tentang Luka Dan Harapan

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Khlorine.jpg&description=Khlorine Lepas Single “Silika”, Cerminan Emosional Tentang Luka Dan Harapan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Khlorine, kelompok musik eksperimental dari Bandung yang mengusung genre emogazecore dan post-hardcore, kembali merilis karya terbaru mereka berjudul “Silika”. Single ini merupakan bagian dari debut EP yang direncanakan akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang melalui label independen 40124 Reverge.
Dibentuk oleh lima musisi dengan latar belakang beragam, Khlorine terdiri dari Jubran Martawidjaja (vokal), Oktav Mutter (drum), Luthfi Ghifary (gitar), Domu (gitar), dan Andra Yudhistira (bass). Kolaborasi unik mereka menyuguhkan dinamika musikalitas yang kaya, menggabungkan energi post-hardcore dengan nuansa melankolis yang mendalam.
Jubran Martawidjaja, vokalis yang juga merupakan putra dari Yukie PAS (ikon musik rock Indonesia), menjelaskan bahwa “Silika” lahir dari proses introspeksi yang mendalam.
“Lagu ini mencerminkan perjalanan batin seseorang yang berusaha melepaskan diri dari kenangan buruk. Kami ingin ingin menghadirkan ketegangan antara keputusasaan dan harapan yang kami tuangkan dalam lirik dan dinamika musik,” ujarnya. Selain sebagai vokalis, Jubran juga terlibat dalam penulisan konsep visual untuk video musik yang telah dirilis di kanal YouTube 40124 Reverge.
Oktav Mutter, drummer yang juga dikenal dari band Punitive, menambahkan bahwa komposisi drum dalam “Silika” dirancang untuk memperkuat narasi emosional lagu.
“Polanya tidak konvensional—ada bagian yang sangat kacau, lalu tiba-tiba meredup. Ini adalah metafora dari gejolak emosi yang naik-turun, seperti seseorang yang berusaha bangkit dari keterpurukan,” jelas putra Richard Mutter, drummer band PAS dan SAHARA.
Di sisi instrumental, gitaris Luthfi Ghifary dan Domu menciptakan lapisan suara yang saling bertaut antara melodi melankolis dan distorsi kasar. Luthfi, yang juga bermain untuk band Colorblind, menyebut proses kreatif “Silika” sebagai tantangan. “Kami ingin menemukan keseimbangan antara keindahan dan kekacauan. Setiap riff dan efek gitar akan membawa pendengar masuk ke dalam konflik batin yang dialami karakter dalam lagu,” paparnya.
Sementara Domu, gitaris Post-Human, menekankan pentingnya kolaborasi dengan anggota lain sebagai kunci kekuatan Khlorine. “Latar belakang musik kami berbeda, tapi justru itu yang memperkaya warna musik. Setiap ide diolah hingga menjadi satu kesatuan yang padu,” tambahnya.
Andra Yudhistira, bassis yang juga drummer untuk Carve the Wrath, menjelaskan bahwa garis bass dalam “Silika” berfungsi sebagai penenang di tengah hiruk-pikuk instrumental. “Bassline mengalun seperti denyut nadi yang tetap stabil meskipun emosi sedang bergolak. Ini simbol dari harapan yang tetap menyala sekalipun dalam kegelapan,” ujarnya.
Khlorine, yang sejak awal konsisten di bawah naungan kolektif 40124 Reverge, dikenal sebagai kelompok yang menggunakan musik sebagai sarana untuk mengekspresikan realitas sosial dan pengalaman pribadi. Menurut pernyataan resmi dari label, EP mendatang mereka akan menggali tema-tema serupa dengan pendekatan musikal yang lebih berani.
Single “Silika” sudah tersedia di semua platform streaming digital sejak April 2025, sementara EP lengkapnya direncanakan rilis pada paruh kedua tahun tersebut. Menanggapi antusiasme penggemar, Jubran berharap musik Khlorine dapat menjadi teman bagi mereka yang sedang berjuang menghadapi luka.
“Kami tidak menjawab semua pertanyaan, tetapi kami ingin mengajak pendengar untuk berdialog dengan diri mereka sendiri. Musik adalah ruang di mana kita bisa jujur,” tutupnya.