New Tracks
King Of Panda Luncurkan Single “Reflection”, Soundtrack Perjalanan Mencari Jati Diri
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/03/King-Of-Panda.jpg&description=King Of Panda Luncurkan Single “Reflection”, Soundtrack Perjalanan Mencari Jati Diri', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band pop punk asal Bali, King Of Panda, kembali mengguncang kancah musik Indonesia dengan merilis single terbaru berjudul “Reflection”. Lagu ini menjadi manifesto perjalanan emosional tentang pencarian jati diri di tengah dinamika kehidupan yang tak pasti, dibungkus dengan energi khas pop punk yang menjadi DNA mereka sejak berdiri pada 2008.
“Reflection” tidak sekadar menawarkan melodi yang menarik, tetapi juga lirik yang menyentuh tentang kegelisahan, pelajaran dari masa lalu, dan keberanian untuk bangkit menulis kisah baru.
“Lagu ini lahir dari pengalaman pribadi kami sebagai individu yang juga pernah merasa tersesat, tapi terus berusaha menemukan cahaya,” ujar Wahyu Indira, gitaris sekaligus vokalis King Of Panda. “Kami ingin ‘Reflection’ menjadi pengingat bahwa setiap kegagalan bukan akhir, melainkan batu loncatan untuk melangkah lebih mantap.”
Single ini, menurutnya, adalah bentuk solidaritas bagi mereka yang masih berjuang menerima masa lalu dan merangkul masa depan.
Dibuka dengan riff gitar yang energik dan beat drum yang memacu adrenalin, “Reflection” langsung menyergap pendengar dengan lirik reflektif. Chorus-nya yang mudah melekat—menjadi mantra penyemangat yang diharapkan bisa menyatukan suara generasi muda.
“Kami ingin lagu ini jadi anthem bagi siapa pun yang sedang berproses. Bukan hanya soal musik, tapi juga tentang menyampaikan pesan: kamu tidak sendiri,” tambah Kompas, anggota yang bertanggung jawab pada synth dan vokal.
Proses produksi “Reflection” digarap di 49 Studio Gianyar, Bali, dengan sentuhan sound engineer Dimas Widi yang juga menangani proses mixing dan mastering.
Menurut Gungde Yudistira, drummer band, kolaborasi dengan Dimas memberi nuansa baru tanpa mengikis karakter pop punk mereka. “Kami ingin menjaga energi live dalam rekaman, dan Dimas berhasil menangkap itu. Dari distorsi gitar hingga harmonisasi vokal, semuanya terasa raw tapi tetap polished,” jelasnya.
Sebagai band yang konsisten di jalur pop punk selama 16 tahun, King Of Panda tak pernah kehilangan relevansi. Formasi terbaru mereka—Wahyu Indira (gitar, vokal), Vito (gitar), Kompas (synth, vokal), Wiwin Wijanar (bass), dan Gungde Yudistira (drum)—terus menghidupkan semangat musik tahun 2000-an dengan pengaruh dari Four Year Strong, New Found Glory, hingga Blink-182.
“Pop punk itu jiwa kami. Meski tren musik berubah, kami tetap setia pada akar: beat cepat, vokal gank, dan synth yang melodius,” ujar Vito.
Nama King Of Panda merupakan akronim dari King of Panutan Kawula Muda—sebuah komitmen untuk menjadi inspirasi positif bagi anak muda. Komitmen ini tercermin dari komunitas penggemar setia mereka, KAWAN PANDA, yang kini memiliki ratusan anggota di Bali, Jawa, hingga Lombok. “Mereka bukan sekadar fans, tapi keluarga. Setiap kali tur, energi mereka yang membuat kami terus berkarya,” kata Wiwin Wijanar, bassis band.
Kesuksesan King Of Panda bukan tanpa jejak. Pada 2010, mereka memenangi Indonesia Cutting Edge Music Award (ICEMA) kategori Best New Comer, yang melambungkan nama mereka di tingkat nasional.
Album perdana “Me vs Space Army” (2015) bahkan terjual 3.000 kopi fisik—pencapaian langka di era digital—dan tur promosi album tersebut menjangkau 15 kota di Indonesia. “Itu momen pembuktian bahwa musik independen bisa diterima luas asal dikerjakan dengan hati,” kenang Wahyu.
Kini dengan “Reflection”, King Of Panda ingin memperluas pesan optimisme mereka. “Lagu ini adalah cermin bagi kami sendiri. Semoga bisa menyentuh lebih banyak orang, terutama di masa di banyak anak muda merasa teralienasi,” harap Kompas.
Bagi pendengar setia maupun yang baru mengenal King Of Panda, “Reflection” layak disimak bukan hanya karena energinya yang membara, tapi juga kedalaman lirik yang mengajak refleksi. Seperti kata Wahyu, “Musik kami mungkin keras di telinga, tapi di balik distorsi gitar, ada cerita tentang manusia biasa yang terus berjuang.”
“Reflection” sudah bisa diakses di seluruh platform musik digital. Siapkan diri untuk menyanyikan chorus-nya bersama KAWAN PANDA di konser-konser mendatang—karena bagi King Of Panda, musik adalah ruang untuk berbagi kekuatan.