Music News
Korn Siap Lepas Album Baru, Brian Welch Janjikan Materi ‘Berat’ Dan Brutal”

Setelah serangkaian kabar simpang siur dan potongan informasi yang berserakan di media sosial, Korn akhirnya memberi sinyal kuat soal kehadiran album baru mereka. Brian “Head” Welch, gitaris dan salah satu pilar utama Korn, mengonfirmasi bahwa band ini telah menyelesaikan proses rekaman dan siap merilis materi baru yang disebutnya “berat” dan “sangat Korn” untuk tahun 2025.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini di ajang festival rock di Amerika Serikat, Welch tak banyak berbasa-basi. “Kita udah rampungin semuanya. Album ini udah ada. Sekarang tinggal nunggu waktu yang tepat buat rilis,” katanya.
Kalimat pendek itu seperti pengunci dari berbagai bocoran yang selama ini datang dari rekaman studio yang diunggah oleh para personel Korn selama setahun terakhir. Ini sekaligus menjadi jawaban resmi atas rasa penasaran banyak penggemar yang bertanya-tanya sejak album terakhir mereka, ‘Requiem‘ yang dirilis pada Februari 2022.
Menurut Welch, album mendatang bukan hanya kelanjutan dari ‘Requiem’, tapi sesuatu yang punya karakter lebih gelap, lebih berat, dan emosional.
“Setelah pandemi dan semua perubahan yang kami alami sebagai manusia dan sebagai band, kami bawa itu semua ke musik kami. Ini akan jadi album yang dalam banyak hal mencerminkan siapa Korn hari ini, tapi juga mengingatkan orang tentang siapa Korn sejak awal,” ujarnya.

Korn live at Rock am Ring at Nürburgring, Germany (credit: Sven Mandel)
Korn memang bukan tipe band yang mudah ditebak. Sejak debut self-titled mereka di 1994 yang secara luas diakui sebagai pondasi utama genre nu-metal, Korn telah mengalami berbagai perubahan, baik secara musikal maupun personal.
Perubahan lineup, eksplorasi gaya produksi, hingga perjuangan pribadi para anggotanya, termasuk Welch sendiri yang sempat keluar dari band selama beberapa tahun untuk mengejar kehidupan spiritual dan akhirnya kembali pada 2013, semuanya tercermin dalam musik mereka.
Namun satu hal yang konsisten dari Korn adalah keberanian mereka untuk tetap setia pada suara mentah, gelap, dan emosional yang jadi ciri khas mereka, tanpa terdengar basi.
Tentang materi baru ini, Welch mengatakan bahwa band tidak ingin terburu-buru dalam merilisnya, meskipun secara teknis sudah siap.
“Kita lagi mikirin momen yang pas. Kita nggak mau sekadar lempar album ke dunia digital dan berharap semua orang langsung dengar. Kita pengin bikin sesuatu yang terasa sebagai momen besar,” katanya.
Dia juga menyebut bahwa mereka tengah menyiapkan konsep visual dan tur yang akan mendukung album ini, mengisyaratkan bahwa peluncuran ini akan lebih dari sekadar rilis audio.
Sementara itu, Jonathan Davis, sang vokalis yang dikenal dengan karakter vokalnya yang rapuh sekaligus agresif, belum secara langsung berkomentar soal album baru ini.
Namun beberapa waktu lalu, dalam sebuah sesi tanya jawab terbatas dengan penggemar, Davis menyebut bahwa ia “sedang berada di tempat yang sangat kreatif” dan menemukan kembali semangat menulis lagu setelah beberapa tahun yang berat secara pribadi.
Banyak pihak berspekulasi bahwa album mendatang akan memuat lirik-lirik yang lebih personal, mengingat kondisi emosional Davis setelah kehilangan istrinya beberapa tahun lalu dan perjuangan yang ia bagikan secara terbuka dalam beberapa wawancara.
Jonathan Davis dan Deven Davis (credit : Matt Maron)
Menariknya, beberapa fans mengamati bahwa energi Korn di beberapa panggung festival belakangan ini seperti memberi kode bahwa mereka sedang membangun atmosfer menuju peluncuran album baru. Dalam beberapa set, Korn sempat menyisipkan potongan riff yang belum pernah terdengar sebelumnya, diduga sebagai teaser lagu baru.
Tak sedikit juga yang memperhatikan bahwa setlist mereka makin ‘berat’, seolah memberi pengantar pada arah baru yang lebih intens dan menyerupai akar sound Korn di era awal 2000-an.
Dari sisi produksi, belum ada konfirmasi apakah mereka bekerja lagi dengan Chris Collier, yang menangani ‘Requiem’, atau kembali ke tangan lama seperti Ross Robinson, yang memproduksi dua album pertama mereka dan dikenal mendorong band ke titik ekstrem secara emosional dan sonik.
Namun Welch sempat memberi petunjuk bahwa materi kali ini sangat fokus pada gitar dan groove, mengindikasikan bahwa rhythm section akan menjadi elemen utama.
Korn, yang tahun ini memasuki usia 31 tahun sejak terbentuk di Bakersfield, California, memang sudah berada di posisi yang tak perlu membuktikan apapun.
Mereka tetap relevan di kancah metal dunia, menjadi headline di berbagai festival besar, dan punya katalog lagu yang terus jadi referensi generasi baru. Tapi dengan kabar soal album baru ini, mereka tampaknya tidak ingin hanya menjadi legenda hidup yang bermain aman.
Welch menutup komentarnya dengan nada percaya diri. “Saya pikir orang-orang bakal kaget. Ini bukan album nostalgia. Ini bukan kita mencoba jadi muda lagi. Ini Korn hari ini, dalam bentuk yang paling jujur dan mentah.”
Pernyataan itu mungkin terdengar seperti janji besar, tapi dari band yang telah membuktikan konsistensi mereka dalam menghadirkan musik berat yang otentik selama tiga dekade, janji itu justru terasa seperti ancaman serius, dalam arti terbaiknya.
Kini kita tinggal menunggu kapan Korn akan benar-benar merilis album tersebut. Satu hal yang pasti, jika memang materi baru ini seberat yang dijanjikan, 2025 bisa jadi tahun besar buat Korn dan para penggemarnya di seluruh dunia.