New Albums
Kuartet Asal Salatiga, San.gita, Lepas Debut Album Dalam Format Cakram Padat Digital.
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/03/San.gita_-1000x600.jpg&description=Kuartet Asal Salatiga, San.gita, Lepas Debut Album Dalam Format Cakram Padat Digital.', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Setelah merilisnya secara digital pada 24 November 2023 lalu, grup musik asal kota Salatiga, San.gita (dibaca: sanggita), kini menghadirkan album perdananya yang bertajuk Martyapada dalam bentuk cakram padat digital (CD) melalui kerja sama dengan label rekaman asal Jakarta, demajors.
San.gita, yang merupakan kata dari bahasa Sansekerta yang berartikan musik, terdiri dari empat personil yaitu Bonita pada vokal, Petrus Briyanto Adi yang kerap disapa Adoi memegang posisi gitar, kemudian Sunu Yuliatma pada gitar bass, lalu Michael Bangguna di drum. Grup musik ini dibentuk setelah kepindahan pasangan Adoi dan Bonita, yang sebelumnya dikenal lewat kelompok asal Jakarta Bonita & The Hus Band, ke kota Salatiga, Jawa Tengah.
Selaras dengan nama band yang berbahasa Sansekerta, Martyapada berarti dunia, alam, jagat fana. Berisikan tiga single pra album yaitu “Lokomotif”, “Marilah”, dan “Tanda Seru”, beserta lima lagu lain yang semuanya adalah karya pertama yang San.gita gubah bersama. Gubahan kedelapan lagu ini memuat pemaknaan San.gita akan dunia mereka dalam kesehariannya baik secara bersama maupun refleksi masing-masing personilnya. Menampilkan musik elektrik dan bertenaga, Martyapada menawarkan kekuatan songwriting yang disertai keseruan petualangan musik dalam tradisi kuartet rock alternatif band kampus ’80-’90-an Barat.
Rekaman delapan lagu dalam album Martyapada terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah empat lagu pembuka album, yang dilakukan pada bulan April-Mei, kemudian sisanya sebagai tahap kedua yang dikerjakan di bulan September-Oktober 2023. Pengerjaan rekaman dalam dua tahap ini didasarkan pada lagu-lagu yang sudah selesai digubah, ketersediaan waktu dan daya produksi, juga biaya yang bisa diadakan untuk menjalani proses produksi dan distribusinya. Tidak janggal jika dari delapan lagu di album ini terasa warna yang cukup berbeda dari kedua tahap produksinya.
“Di tahap pertama kami masih sedikit sekali jam terbang tampil. Di tahap kedua yang berjarak 5-6 bulan kemudian, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesempatan, kami mulai menambah jam tampil di beberapa medan. Kami pun juga makin memahami pola interaksi kami. Respons dan belajar kami tentunya juga bertambah. Jadi salah satu fitur dari album ini adalah proses kami berdisiplin kreatif dari awal terbentuk hingga setahun perjalanan kami ini,” jelas Adoi sang gitaris tentang warna album Martyapada.
Yang membuat rilis album ini semakin istimewa adalah kehadiran edisi khusus CD dengan sleeve kulit yang dibuat dengan tangan oleh Lanna, sebuah rumah produksi di kota Salatiga yang membuat kerajinan-kerajinan berbahan kulit dan kain tenun Nusantara. Hanya tersedia sebanyak 50 keping CD dalam edisi ini, membuatnya menjadi barang koleksi yang langka dan istimewa bagi para penggemar San.gita juga para kolektor rilisan rekaman fisik di Indonesia.
Pada hari perilisan, San.gita melakukan Sesi Dengar-Simak (listening session) album, yang berlangsung pada tanggal 24 Februari 2024 di sebuah kedai kopi di kota Salatiga yang bernama Volka Moka. Para penggemar diajak untuk hadir dan merasakan langsung rekaman musik album Martyapada dalam bentuk CD ini di dalam ruangan yang memang diadakan khusus untuk menyimak karya-karya rekaman musik dalam bentuk rilisan fisiknya.
San.gita juga akan menjalani tur mandiri ke beberapa kota di sekitar Salatiga dari awal Maret hingga pertengahan Mei 2024. Tur ini diberi nama tur Lelaku dan akan meliputi daerah-daerah Ambarawa, Boyolali, Pati, Magelang, Solo, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Semarang, dan Ungaran. Lelaku adalah program mandiri San.gita untuk mempresentasikan karya-karyanya secara live di tempat-tempat yang bersedia bersinergi bersama. Selain menampilkan karya mereka secara live, dalam tur ini San.gita juga menjual CD Martyapada dan merchandise mereka.
San.gita sadar bahwa kemandirian merupakan sebuah proses yang tidak bisa dijalani tanpa adanya sinergi antar beberapa elemen. Oleh karenanya, bukan hanya sebagai kanal ekspresi estetis, San.gita juga terus belajar dan berusaha menjadi bagian atau salah satu titik simpul sinergi dan kerja sama yang bermartabat bagi rekan-rekan, baik di dalam maupun di luar kota Salatiga.
Album fisik Martyapada dalam format cakram padat digital (CD), juga dapat dibeli di website www.demajors.com dan seluruh jaringan edar demajors mulai 24 Februari 2024.
Mari turut ‘berlelaku’ menjadi bagian dari perjalanan musik San.gita di Martyapada ini!