Connect with us

New Albums

Kultus Hadirkan Kegelapan Apokaliptik Dalam Mini-Album Terbaru “HUSH”

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Kultus

Grup musik doom metal asal Ciledug, Tangerang, Kultus, siap mengguncang dunia musik keras Indonesia dengan peluncuran mini-album berjudul “HUSH” pada 19 April 2025. Setelah jeda sejenak pasca-rilis single “Doomnation” di tahun 2024, empat lagu dalam “HUSH” menjadi serangan sonik terbaru yang mengangkat tema gelap tentang kehancuran sosial, politik, dan keputusasaan manusia.

Kultus HushMini-album ini tidak hanya menandai kebangkitan Kultus setelah menghadapi dinamika internal, tetapi juga menegaskan posisi mereka sebagai salah satu aktor paling provokatif di kancah musik underground tanah air.

Berbeda dari album debut yang sarat mistisisme dan metafora abstrak, “HUSH” diusung dengan pendekatan liris yang lebih frontal dan menusuk. “Kali ini, kami ingin merobek tirai simbolisme dan menyampaikan pesan secara langsung,” tegas Dimas Anggara, vokalis yang menulis tema album bersama Audinanto Alif (bass/vokal).

Lagu “Doomnation”, misalnya, mengkritik negara yang terpecah oleh perang, korupsi, dan kemunculan nabi-nabi palsu. Sementara “Nikmati Saja Neraka” menyoroti kasus kekerasan seksual yang sering kali dinormalisasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lagu “HUSH” adalah ungkapan keputusasaan seorang ayah kepada anaknya, yang meratapi masa depan yang kelam. Meskipun tema liriknya mengalami perubahan, Nanto menegaskan bahwa inti dari “DOOM” tetap terjaga: “Penyerahan diri, kepasrahan pada takdir, dan beban yang tak terhindarkan—itulah yang menjadi ciri khas kami.

Selain menyajikan konten orisinal, “HUSH” juga menyertakan versi cover dari lagu “Desert Island” yang ditulis oleh M R T, sebagai penghormatan kepada Randi “Runsid” Erzanda, bassis mereka yang telah meninggal.

Awalnya, ini hanya aransemen untuk pertunjukan langsung, tetapi merekamnya menjadi cara terbaik untuk mengenang dirinya,” kata Nanto. Kolaborasi dengan Doddy Hamson dari Komunal di salah satu lagu menambah dimensi vokal album, menampilkan variasi growl, scream, dan narasi liris yang dipadukan dengan orkestra yang gelap.

Mini-album ini juga menandai transformasi formasi Kultus. Setelah beberapa perubahan anggota setelah rilis debut, band yang kini terdiri dari Dimas Anggara (vokal), Malik Ganis (gitar), Audinanto Alif (bass/vokal), dan Nalendra Samudro (drum) ini bereksperimen dengan penggabungan genre.

Album “HUSH” menggabungkan elemen stoner-sludge, black metal, death metal, dan ballad orkestra dalam satu paket yang padat. Proses rekaman dilakukan di Noise Lab Studio, Jakarta, di bawah arahan Auliya Akbar (Amerta), sementara Rizky Indrayadi (Grisly Mother Costume, Sir Dandy) memberikan sentuhan produksi yang menambah kedalaman sonik yang brutal dan atmosferik.

Band Kultus

Visual menjadi bagian penting dari narasi “HUSH”. Sampul album dirancang oleh Rakasyah Reza dengan fotografi mentah yang menangkap esensi kegelapan, didukung oleh tata letak dari OYOY. Single “Doomnation” menampilkan artwork eksklusif dari Mfaxii, yang menggambarkan kehancuran peradaban dengan estetika surealis.

Untuk merayakan peluncuran “HUSH”, Kultus menyiapkan format fisik terbatas: hanya 66 kaset dan bundel eksklusif T-Shirt dengan desain sampul album. Rilisan fisik ini hanya dapat diakses melalui platform Bandcamp dan saluran resmi mereka.

Sementara versi digital akan tersedia di semua platform streaming pada 19 April 2025. Acara showcase spesial di Rossi Musik Fatmawati pada 26 April 2025 juga sangat dinanti. Acara ini tidak hanya akan menampilkan seluruh lagu dari “HUSH”, tetapi juga menghadirkan kolaborator album, termasuk penampilan rahasia yang hanya bisa disaksikan oleh 150 penonton beruntung.

Tiket dapat dibeli melalui Instagram @kultusdoom, dengan kuota terbatas dan tanpa penambahan jumlah.

Sebagai band apocalyptic doom metal, Kultus terus mengeksplorasi tema-tema kehancuran melalui lensa musik yang keras. Dengan latar belakang musikal yang beragam, mereka menggabungkan pengaruh dari OSDM (Old-School Death Metal), kecepatan black metal, hingga riff melodik ala Watain, Entombed, dan Bolt Thrower.

“HUSH” adalah manifesto kegelapan yang mengajak pendengar untuk menghadapi realitas pahit tanpa basa-basi. Bagi Kultus, ini adalah seruan untuk tetap terjaga di tengah dunia yang semakin membisu.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *