Gigs
THE LAST GUITAR ON EARTH
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2014/03/last.jpg&description=THE LAST GUITAR ON EARTH', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
“The Last Guitar on Earth” adalah workshop pembuatan gitar roundback (body fiber) ukuran kecil bernama #MiniTarantula dan sajian music palette dari Saguaro. Kegiatan ini dilakukan satu hari, terbuka untuk umum dan bebas biaya peserta. Tutorial akan diberikan oleh pengrajin dari DKG & Kundicraft mengenai proses pembuatan gitar (body, bracing, neck, dan finishing).
Kenapa acara ini diselenggarakan? Acara ini adalah sebuah acara edukatif dengan selingan pameran produk dan hiburan. Acara ini dimaksudkan untuk mensupport para pengrajin DKG yang tersebar di seluruh kota Bandung. Tujuannya adalah memberi apresiasi atas apa yang telah mereka kerjakan sebagai pengrajin alat musik (gitar). Lebih jauh kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kegiatan wisata workshop di kota Bandung bagi mereka yang ingin mengetahui perihal pembuatan kerajinan alat musik. Sementara dari sisi kreasi produk #MiniTarantula (mini gitar akustik berbahan fiber / roundback) adalah bentuk pengenalan gitar yang menyenangkan. Bahan yang kuat dan juga harga yang ekonomis. Penggunaannya tidak terbatas usia, tempat, maupun kebutuhan.
DKG Adalah sebuah forum, komunitas pengrajin gitar. Adalah Dadan Purnama, seorang pengrajin asal Holis-Bandung menjadi penggagas. Bermula semenjak ia remaja, saat menyukai, mempelajari, dan menggeluti dunia musik, ganjalan yang kerap ia hadapi adalah pembelian alat musik (gitar). Sejak saat itu, ia memutuskan untuk membuat gitar untuk keperluannya sendiri. Berbuah waktu, keahliannya membuat dia menjadi seorang pengrajin pelbagai alat musik. Mimpinya adalah untuk mematenkan produk dan kreasinya. Dalam perkembangannya, komunitas Dapur Kreasi Gitar berisikan puluhan anggota yang terdiri dari pengrajin dengan keahlian spesifik. Dayat di Banjaran misalnya, menjadi pengrajin inlay-dot/design papan nada dan asesoris. Denas sebagai murid Dadan setia bertukar pikiran meski sudah menerima pesanan terpisah dari gurunya. Begitupun halnya dengan Dwi, Nanang dan Ganjar yang juga berprofesi sama. Entis dan Egi lebih berkonsentrasi pada komponen dan wiring pada gitar, sedang Uning lebih kepada marketing dan penjualan dengan toko kecilnya di Kopo. Semua akang-akang yang disebut di atas adalah potret mata rantai bisnis kecil yang berjalan belasan tahun dalam rangka menopang ekonomi skala mikro.
Apa kiranya yang dapat dilakukan dengan setumpuk limbah elektronik yang usang, berdebu, dan menumpuk? Bermula dari pertanyaan ini kami mengibarkan usaha Kundi Craft pada 23 Desember 2012. Ya, kami berfokus pada pengolahan limbah elektronik (Electronic Waste) yang dikreasikan menjadi kalung, gantungan kunci, anting-giwang, frame foto, lampu dinding, dan kreasi handcraft lainnya. Produksi dan pengembangan pelbagai kreasi dengan disain unik dan terbatas adalah prinsip dasar setiap karya yang dihasilkan. Saat ini, Kundi Craft terdiri dari 3 orang pelakon: Sugeng Riyadi dan Sugeng Riyanto di bagian produksi, serta Riri Oktriani di bagian pemasaran. Selain berproduksi, Kundi Craft juga terus melakukan kampanye sederhana tentang limbah elektronik. Ketika kreasi Kundi Craft dipakai, secara tak langsung mereka yang memakainya telah membantu kami mengurangi limbah elektronik yang ada. Sebab, kreasi kami bukanlah apa-apa jika tidak ada yang bersedia dan senang hati memakainya.
Diawali dari diskusi berbagai tulisan pendek Maryam dan Cahyo, ide membentuk kelompok musik dimulai pada medio April 1997 di Bandung, dan nama Saguaro mulai digunakan sejak 25 April 1997. Formasi pertama Saguaro adalah combo band dengan jumlah personel 5 orang. Dalam pementasannya, Saguaro selalu membawakan lagu karya mereka sendiri yang tercipta melalui proses jamming. Setelah mengalami perjalanan waktu dengan terlibat dalam berbagai festival musik di Bandung dan Jakarta, Saguaro terjun dalam industri musik dengan bergabung dalam album kompilasi Panggung Band 2000. Dinamika yang terjadi di dalam kelompok ini membuat satu persatu personelnya mengundurkan diri hingga menyisakan Maryam dan Cahyo. Setelah vakum beberapa waktu, Saguaro kembali aktif sejak awal tahun 2005 dengan menampilkan format perpaduan musik akustik sederhana, pembacaan puisi, dan obrolan.
Hari & Tanggal :
Minggu, 23 Maret 2014
Tempat:
BCCF , Jl. Purnawarman No.70 Bandung
Tiket:
Free
Konten Acara:
Guitar Workshop, Music Palette, Guitar Handcraft
More Info:
@Bacolius @Ridasuhe