Connect with us

Gigs Buzz

Love Is Suguhkan Bunyi Tanpa Kompromi Di Earhouse

Profile photo ofArduino

Diterbitkan

pada

Love Is Earhouse Pamulang

Grup musik eksperimental Love Is akan kembali tampil di atas panggung dengan formasi lengkap setelah mencatat debut mereka sebagai kuartet dalam Salihara International Performing Arts Festival 2024.

Grup yang digawangi oleh Jason Mountario (bass, komposer), Sri Hanuraga (piano), Kelvin Andreas (drum), dan Rainer James (saxophone) itu akan menggelar pertunjukan intim di Earhouse Pamulang, ruang pertunjukan milik pasangan musisi Endah N Rhesa, pada 22 Mei 2025 pukul 20:00 WIB.

Penampilan ini tidak seperti biasanya. Bagi Love Is, panggung menjadi ruang untuk membebaskan bunyi dari batasan-batasan konvensional.

Mereka menyuguhkan pengalaman mendengarkan sebagai aksi eksplorasi—berlapis, kadang membingungkan, tapi selalu menyisakan kesan. Komposisi mereka tak dirancang untuk dimengerti secara instan, melainkan untuk dialami secara emosional dan intuitif.

Delapan nomor akan dibawakan malam itu: “One Big If”, “Fetus Fantasy”, “Spoiled Spoilers”, “Beautiful Breed”, “Hush Hunt”, “Twin Terminal”, “Made to Believe”, dan “Kindergarten”. Seluruh lagu ini sudah direkam secara live dalam penampilan perdana mereka tahun lalu.

Setiap komposisi menawarkan struktur yang lentur namun presisi, perpaduan kekacauan yang terukur dan harmoni yang sengaja diselewengkan. Di tangan Love Is, improvisasi tidak liar sembarangan, melainkan sadar dan tajam.

Love Is bermain-main dengan tekstur dan dinamika. Bunyi-bunyian dari instrumen akustik diolah menjadi lanskap sonik yang terus berubah—dari intensitas tinggi menuju keheningan, dari ketegangan menuju kebebasan. Pendekatan ini menjungkirbalikkan ekspektasi pendengar, memaksa mereka untuk mendengarkan dengan cara yang berbeda.

Dalam komposisi seperti “Made to Believe”, Love Is menanamkan lapisan makna dalam ketidakjelasan. Bukan narasi yang disodorkan, melainkan petunjuk samar yang mengarahkan pada pengalaman pribadi setiap pendengar. Musik bagi mereka, adalah ruang reflektif yang liar dan cair, bukan sistem tertutup yang harus dirumuskan.

Penampilan di Earhouse akan menjadi medium untuk kembali menegaskan sikap musikal Love Is: tidak kompromis, tidak menjilat tren, dan sepenuhnya memercayakan penonton pada intuisi mereka sendiri.

Bukan untuk dimengerti, tapi untuk dirasakan—sebuah undangan untuk hanyut dalam bunyi yang bicara dengan caranya sendiri.

Love Is Showcase at Earhouse

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *