New Albums
Manifestasi Pikiran Sang Pencipta pada Album Monumental The Artchemists, “Universal Mind”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2023/07/The_Artchemists-1000x600.jpg&description=Manifestasi Pikiran Sang Pencipta pada Album Monumental The Artchemists, “Universal Mind”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Tiga tahun setelah awal terbentuknya band, The Artchemists akhirnya merilis album yang bertajuk Universal Mind. Album Universal Mind terdiri dari 10 rangkaian lagu yang memiliki tema berkesinambungan. Universal Mind adalah kompleksitas buah pemikiran yang dikisahkan secara kontinuitas oleh The Artchemists.
Penciptaan semesta dimulai dari singularitas, Initial Singularity adalah babak pembuka di album Universal Mind yang bercerita tentang momen awal sebelum lahirnya alam semesta. The Artchemists menceritakan kembali bahwa sebelum terjadinya big bang, seluruh ciptaan di alam semesta berada di dalam suatu titik yang menyatukan segala hal.
Cosmic Philharmonic bertemakan fiksi sains yang mengisahkan tentang penjelajahan angkasa dan eksplorasi dimensi ruang waktu. The Artchemists menyiratkan suatu pesan bahwa sekali pun peradaban manusia telah sedemikian canggih, pencarian spiritual manusia tetap akan berlanjut. Lirik “Searching the eagle of the grand sky” merupakan metafora pencarian elang pembawa pesan dari Sang Pencipta.
Divine Wisdom merupakan kelanjutan kisah dari Cosmic Philharmonic. Pencarian manusia atas kebijaksanaan ilahiah yang tersebar di seluruh semesta. Untuk mengalami suatu transendensi jiwa atau mengakses kesadaran yang lebih tinggi, manusia harus hidup dalam harmoni dengan alam, menyelaraskan diri dengan semesta, dan menyatukan diri dengan seluruh eksistensi.
Light Conquered the Night terinspirasi dari karya Dante Alighieri yang berjudul “Divine Comedy“. Untuk memurnikan suatu jiwa, seseorang harus berangkat dari neraka terdalam, ke tempat penyucian dosa, hingga sampai ke puncak nirwana.
Odyssey menceritakan kisah seseorang yang telah mengalami pendewasaan jiwa tatkala ia mengingat inkarnasi dan berbagai kehidupan yang telah dijalaninya, ia telah mendengar ragam kebenaran, hingga akhirnya menjadi satu kesatuan dengan seluruh ciptaan. Sang jiwa dunia mengembara melangkahi dimensi sirkular waktu. Odyssey juga dapat ditafsirkan sebagai pembelajaran dari perjalanan yang membuahkan proses metamorfosa diri.
Alam yang menyelamatkan manusia merupakan tema sentral di lagu Breathing Trees. Udara bersih yang tertiup dari pepohonan yang membersihkan manusia dari racun. Kekuatan alam dalam mentransformasi dan menyeleksi setiap organisme merupakan suatu keagungan yang menjaga keharmonisan hidup.
Romantisme seseorang manusia terhadap suatu bintang paling terang adalah inti cerita pada lagu Supernova. Kecintaannya terhadap Antares harus berakhir ketika terjadi fenomena keruntuhan inti gravitasi dan meledaknya bintang secara masif.
Moon Prayer, sebuah metafora ketabahan di dalam diri seseorang. Di tengah gerhana matahari yang menimbulkan gelap di seluruh penjuru, akan tetap tersingkap cahaya di kejauhan yang menyelimuti para pendoa-pendoa malam. Lirik “Rover from the river of the God” merupakan suatu keyakinan bahwa kekuatan Ilahiah akan selalu mendampingi.
No Man’s Land kembali mengangkat tema eksistensi diri yang merupakan suatu tema besar yang seringkali muncul di lagu-lagu The Artchemists. Pencarian jati diri merupakan suatu pencarian abadi dalam sejarah umat manusia. Manusia di lahirkan ke dunia (atau yang biasa disebut “geworfen” oleh Martin Heidegger) tanpa mewarisi suatu hak pilih. Manusia dipaksa untuk merangkak di tengah alienasi dan krisis eksistensi yang diisyaratkan dalam lirik “I crawl in the dunes of the dead“. Namun pada akhirnya pencarian terdalam terhadap jati diri dan makna kehidupan akan mengantarkan kita kepada penerimaan tiap proses kehidupan yang tergambar sebagai penemuan surga di bumi.
Rhymes in Poetry merupakan lagu penutup di album Universal Mind. Kisah inti dalam lagu tersebut adalah tentang dua kehidupan yang terpisahkan, yang pada akhirnya akan dipertemukan kembali pada kehidupan selanjutnya. Pesan yang tergambar dalam Rhymes in.
Poetry adalah ungkapan hukum polaritas yang menyelimuti segala sesuatu, kehidupan-kematian, pertemuan perpisahan, awal-akhir.
Universal Mind bermakna “pemikiran manusia” adalah alam semesta manusia. Penjelajahan individu ke dalam buah pikiran melahirkan dunia bagi dirinya. Dunia yang manusia tinggali pun tidak ayal adalah manifestasi pikiran Sang Pencipta. Seluruh kejadian di alam semesta merupakan buah takdir yang bermuara di sumber yang satu.
Beranggotakan Robby Agustiar pada Vocal & Guitar, Aditya Tri Yoga pada Lead Guitar, Luthfi Ivansyah pada Bass Guitar, dan Bryan Achsan pada Drums. The Artchemists memiliki ketertarikan yang kuat pada musik psychedelic & experimental dalam menghasilkan warna musik yang khas.
Universal Mind direkam di Strangest Studio, Janu Rahadi Erikaputra sebagai mixing dan mastering engineer (STRANGEST), sedangkan artwork dipercayakan kepada Faiz Aditya Rahman. The Artchemists dinaungi oleh STRANGEST sebagai label psikadelia di Jakarta Bersama dengan Kalabiru.