Connect with us

Music News

Menguliti Nasionalisme Palsu, Amis Luncurkan Video Musik “Local Wisdumb”

Profile photo ofArduino

Diterbitkan

pada

Amis

Musisi folk progresif Amis kembali memantik perbincangan publik lewat karya terbarunya, video musik berjudul “Local Wisdumb”. Mengusung nada satir dan penuh sindiran tajam, Amis menyoroti praktik pengorbanan rakyat demi kekuasaan, negara, dan narasi sejarah yang dikendalikan oleh segelintir elite.

Lewat lirik dan visual yang frontal, ia mengkritik bagaimana kepentingan rakyat kerap dikaburkan demi retorika nasionalisme yang tidak jujur.

Dalam video tersebut, salah satu adegan paling mencolok memperlihatkan Amis duduk di atas seekor sapi, simbol qurban yang mudah dikenali.

Namun di tangan Amis, sapi bukan hanya lambang ritual keagamaan, melainkan metafora telak tentang rakyat yang dijadikan kendaraan (dan tumbal) oleh kekuasaan. Bukan sebagai individu yang dilindungi, rakyat digambarkan sebagai objek yang bisa dikendarai, dikorbankan, dan dibungkam atas nama pembangunan dan persatuan.

Amis Local Wisdumb

Video musik dan lagu ini untuk mereka yang suaranya hilang di tengah narasi besar yang dikontrol. Kita sering diajak bangga, tapi jarang diajak jujur. Oh ya, selamat hari raya Idul Adha!” ujar Amis dalam pernyataan singkatnya.

Melalui “Local Wisdumb”, Amis mengajak pendengarnya mempertanyakan ulang konsep ‘kebijaksanaan lokal’ yang sering kali dijadikan tameng untuk melanggengkan ketimpangan. Istilah itu, menurut Amis, kerap digunakan untuk membungkam kritik dan melegitimasi represi yang nyata, baik secara fisik maupun simbolik. Musik yang ia suguhkan tetap setia pada akar folk, namun dikemas dengan narasi sosial yang tajam dan penuh perlawanan.

Karya ini tidak hanya menyajikan kritik, tetapi juga ruang kontemplasi. Di tengah gempuran propaganda dan glorifikasi, Amis menyajikan suara alternatif yang mewakili keresahan banyak orang.

“Local Wisdumb” berdiri sebagai pengingat bahwa nasionalisme yang sehat bukan yang menuntut kebanggaan kosong, tapi yang berani menatap kenyataan dan mendengarkan suara-suara yang lama dibungkam.

YouTube Video
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *