Articles
Mereka Lagi Kompilasi, Mereka Lagi Tour
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2014/09/akulagitour.jpg&description=Mereka Lagi Kompilasi, Mereka Lagi Tour', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Tersebutlah tiga band asal kota Malang yaitu Frank!, Megatruh, dan Young Savages yang sigap merancang proyek kolaborasi dalam bentuk rekaman dan tourshow. Dalam waktu yang relatif singkat, mereka masing-masing tuntas merekam dua lagu andalan, lalu mengemasnya dalam sebuah album kompilasi three-way split, dan langsung tancap gas merangkai tur kecil ke sejumlah kota di Jawa Timur.
Album yang dikasih titel Aku lagi Kompilasi itu prosesnya direkam di Osi Thok Studio [Malang] dan ditangani oleh Onny Maretino Nugroho [The Morning After] selaku sound engineer. Konon kabarnya album tersebut dicetak terbatas dalam bentuk cakram padat dan hanya diedarkan selama masa tur mereka.
Setiap akhir pekan selama bulan September 2014, ketiga band itu keliling Jawa Timur untuk manggung sembari memasarkan karya rekaman mereka. Jadwal resmi Aku Lagi Tour adalah menyambangi kota Sidoarjo [06/09], Surabaya [07/09], Blitar [13/09], Pasuruan [14/09], Batu [20/09], dan berakhir di kandang sendiri, Malang [21/09].
Frank! Adalah Cornelius Karuniapio Threeding [vokal], Ken Baruna [gitar], Putra Vibrananda [gitar], M Rofif Amrullah [bass] dan Raveizal Aryo Prayoga [drum]. Band yang terbentuk sejak September 2012 itu mengusung musik garage indie-rock yang sarat gejolak. Itu yang tersimak lewat nomor andalan mereka, “Turn On My Heart” dan “Maze”.
Megatruh dimotori oleh Kidung yang sebelumnya pernah bermain di Frank! dan Porax Poranda. Dia sempat mengajak Nanda Gopar [Downtown Torpedoes], Hilmo, Bayu Gembur, sampai akhirnya menemukan Bagas Yudishwa [Dracula Omnivora] untuk meluapkan emosi bersama. Megatruh mengacu pada sound berisik ala Seattle, dengan asupan post-punk, psikedelik dan noise rock yang bising. Karya musiknya bisa didengar dalam lagu “Wahana Bumi Megatruh” dan “Annelies”.
Nama Young Savages diambil dari kebiasaan mereka yang sering menghadiri pesta di sebuah bar kecil di kota Malang. Minum bir, bercanda, seolah tidak mau memikirkan hari esok. Band yang digawangi oleh Adin, Bintang, Raditya, Rendy, dan Rian itu memainkan musik indie rock dengan aksen british yang kental. Mereka merekam lagu “Night Fall” dan “Goldfish” untuk materi kompilasinya.
Ketiganya tadi adalah potret band muda yang tidak banyak omong. Tiba-tiba merilis rekaman dan langsung merangkai tur. Mungkin seperti itulah gerak band independen yang seharusnya. Mandiri dan juga nekat. Musiknya pun tidak mengecewakan. Bahkan konon, aksi live-nya juga menarik untuk ditonton. Penuh semangat dan sembrono.
Mereka yang muda dan berbahaya!…
*pantau @akulagitour untuk info update selanjutnya.