Connect with us

Gig Review

Mocca Home Concert : Konser Pulang Kampung Bercita Rasa Istimewa

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Bayangkan bagaimana rasanya ketika teman lama yang dirindukan akhirnya pulang dan mengundang kita bertandang ke rumah barunya? Ada tawa dan perasaan senang karena bisa berkumpul kembali setelah sempat diselingi jarak perpisahan. Dengan jamuan santai, obrolan apapun mengalir begitu saja. Berbagi cerita tentang hal yang baru saja terjadi sekaligus bernostalgia tentang berbagai kejadian yang pernah dilalui bersama.

Suasana itulah yang terbangun dalam “Mocca Home Concert” yang digelar di Teater Tertutup Dago Tea House, Jalan Bukit Dago, Bandung, Jumat (9/1/2015). Setelah pada akhir tahun lalu menggelar Secret Show secara terbatas di Lawangwangi Art Space Bandung, event ini menjadi puncak konser pulang kampung bagi band telah belasan tahun solid berkarya tersebut.

Mocca—yang akhirnya menelurkan karya terbaru setelah 8 tahun sejak album “Colours”—menggelar helatan manis untuk memuaskan para penggemarnya. Lebih dari 800 orang hadir untuk merayakan. Peluncuran album teranyar bertajuk “Home” tersebut pun dibalut dengan konser istimewa. Kesan homie begitu terasa sejak pertama memasuki area acara dengan dekorasi panggung berupa ruang tamu, mini bar, dan dapur kecil. Arina (vocal), Toma (bass), Rico (gitar), dan Indra (drum) pun menyambut para tamu dengan sukacita.

“Selamat malam, selamat datang di rumah Mocca,” ujar Toma di awal acara. Rentetan lagu-lagu dalam album “Home” pun berkumandang seperti “Good Morning Song”, “Telephone”, “Building Memories”, “Stars In Your Eyes”, “Last Piece”, “Imaginary Girlfriend”, hingga “You’re The Man”. Meskipun masih terdengar belum akrab di telinga, toh pembukaan tersebut terasa bisa segera dinikmati melaui pembawaan khas Mocca.

Layaknya sebuah rumah yang dikunjungi tamu, beberapa teman juga turut hadir di sana. Seperti Achi (ex personel SHE) dan Ilham yang bertamu dan memainkan biolanya dalam “Somewhere in My Dreamland” serta Indra Kusumah dari Bandung Inikami Orcheska yang turut serta dalam lagu “Hanya Satu”. Permainan kedua lagu tersebut dibawa syahdu dengan nuansa akustik yang membuat rileks. Toma, Riko, dan Indra pun bahkan bisa bersantai sejenak di sofa sepanjang lagu.

Sebuah gimmick menarik juga dihadirkan dengan kehadiran seekor anjing yang muncul dari pintu dan mengiringi sepanjang lagu “Buddy Zeus”. Tingkahnya yang jenaka sempat membuat Arina sedikit kewalahan di pertengahan lagu, namun hal itu justru mengundang tawa penonton.

Konsep homie yang dibangun sejak awal juga semakin terasa dengan jeda selama beberapa waktu. Namun bukan jeda yang membosankan, melainkan sebuah sesi rehat yang menyenangkan. Kedatangan Leon Legoh drummer KOIL dan Risa Saraswati menjadi gimmick berikutnya. Selain obrolan dan berbagai celetukan akrab, kehadiran mereka juga diisi dengan segmen membuat kue. Arina membagikan resep pribadinya dalam membuat cookies istimewa. Tak ayal, area konser pun dipenuhi harum aroma kue yang tengah dipanggang. Maka lengkaplah sudah konsep konser personal tersebut dengan keterlibatan indera visual, audio, dan penciuman.

Setelah menampilkan video walikota Bandung Ridwan Kamil, Mocca melanjutkan jamuannya dengan menggelontorkan “Bandung (Flower City)”. Lagu yang merupakan hadiah Mocca untuk ulang tahun ke-204 Kota Bandung pada tahun lalu tersebut memuat makna yang dalam. Sejauh apapun kaki melangkah ke tempat lain, Bandung adalah rumah tempat mereka kembali. Berikutnya “Bundle of Joy” dibawakan dengan mengundang anak Indra untuk membawakannya. Lagu tersebut pun terdengar semakin manis melalui karakter suara anak kecil yang khas.

Sempat membuat heboh barisan Swinging Friends di bagian depan karena ada pembagian kue, Mocca kembali mewarnai acara dengan “Changing Fate”. Lagu yang berkolaborasi bersama Cil The Triangle tersebut lebih terasa emosional dan dalam. Sebuah eksperimen yang terdengar cukup berbeda dari lagu-lagu khas Mocca, namun tetap memuat kesan menarik. Tak ingin terlanjur gloomy, Mocca kemudian memunculkan video tentang album terbarunya yang selanjutnya disambung dengan membawakan lagu “Home”.

Berikutnya tak kalah seru. Kelas Mocca yang selama ini berjalan juga difasilitasi untuk hadir di panggung. Para ‘siswa’ tersebut diperkenankan membawa karya bertajuk “Do What You Wanna Do”. Kesan akrab pun mencuat ketika satu persatu para personel Mocca naik panggung, membaur, dan turut bernyanyi bersama. Sesi bernyayi bersama pun terus berlanjut dengan kehadiran menu lagu-lagu dari album Mocca terdahulu. “Lucky Me”, “Let Me Go”, “The Object of My Affection”, “The Best Thing”, “You and Me Against The World”, “I Love You Anyway”, “This Conversation”, dan “I Remember” sukses mendulang suara penonton untuk sing along. Tensi pun semakin memuncak ketika akhirnya “Mars Persib” yang merupakan lagu request kemudian dinyanyikan.

Waktu yang semakin berjalan menuju tengah malam pun disadari para personel Mocca. Mengingat konser sudah berjalan cukup lama hingga hampir tiga jam, lagu terakhir kemudian dikumandangkan. Kali ini penonton dipersilakan berdiri dan bersama mengakhiri konser dengan “Swing It Bob”. Acara pun selesai dengan semburat bahagia dari setiap orang yang hadir di sana. Sebuah pengalaman konser yang berbeda dan istimewa. Penerjemahan makna dalam album “Home” itu pun tercipta dan melahirkan kebersamaan yang mungkin akan selalu ada. Maka tidak berlebihan jika disebutkan bahwa rumah memang bukan tentang bangunannya, melainkan perasaan damai di hati dari setiap orang di dalamnya. ***

Teks: Hanifa Paramitha Siswanti

Photo: Rangga Fajar

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *