Connect with us

Gigs

OktobeerFeast 2018: Pesta Perayaan Rutin Pizza ė Birra

Diterbitkan

pada

Jakarta, 28 dan 29 September 2018 menjadi hari yang dipilih oleh Pizza è Birra untuk menyelenggarakan festival tahunan mereka, Oktobeerfeast. Memang terdengar sedikit janggal ketika melihat nama festival bila dicocokan dengan bulan pelaksanaan acara. Mengingat nama Oktobeerfeast identik dengan bulan Oktober. Tetapi bila kita buka laman Wikipedia dan mencari kata “Oktoberfest” disana tertulis bahwa festival tahunan Jerman ini memang biasa dilaksanakan dari pertengahan September hingga minggu pertama di bulan Oktober, dengan durasi pelaksanaan 16-18 hari. Festival tersebut sebagai simbol perayaan rakyat dengan pesta bir dan musik. Hal itulah yang coba diadaptasi oleh Pizza ė Birra yang secara konsisten dari beberapa tahun terakhir mengadakan Oktobeerfeast di area Piazza, Gandaria City.

Dengan hanya bermodal Rp 170.000, Oktobeerfeast menghadirkan pengalaman musik, booth permainan menarik hingga minum bir sepuasnya. Seperti tahun sebelumnya, Oktobeerfeast menghadirkan musisi dengan kurasi baik dan cenderung bukan arus utama.

Hari pertama jatuh pada hari Jumat, dibuka dengan penampilan dari solois yang lagunya menemani waktu merenung banyak remaja, Adhitia Sofyan. Nomor andalan seperti “Sesuatu di Jogja”, “8 Tahun” dan “Adelaide Sky” berhasil menemani pengunjung menikmati matahari terbenam.

Selanjutnya disusul dengan Icons dan beberapa kompetisi minum bir dan makan pizza. Sekitar pukul 20.00 WIB, panggung dipimpin oleh duo Matter Halo dengan Ibnu dan Gani sebagai garda depan. Terlihat Gani sang pemain bas baru saja memangkas pendek rambutnya. Nomor andalan seperti “Kamulah yang Terindah (Tunjukkan Cintamu)”, “Teralih” lagus hasil kolaborasi bersama Nadin, “Travel” hingga lagu dari klip terbaru mereka “Melangkah Lagi” sukses dibawakan dengan visual yang mendukung pada layar panggung.

Kelar dari Matter Halo pengunjung disuguhi penampilan dari Feast. Hal ini merupakan salah satu magnet dari acara Oktobeerfeast hari pertama. Pasalnya, malam itu merupakan panggung perdana dari Feast setelah beberapa bulan terakhir konsisten merilis lagu dalam format video vertikal dengan lirik yang cukup berbahaya dan dirangkum menjadi EP berjudul “Beberapa Orang Memaafkan”. penampilan dibuka dengan lagu “Kami Belum Tentu” yang mengkritik keras tentang oknum politik lengkap dengan visual bertuliskan “Selamat/Sukses”. lalu dilanjutkan dengan nomor “Padi Milik Rakyat”. Terlihat masih banyak penonton yang mencoba mencerna makna dari tiap lirik yang terucap oleh Bhaskara sang vokalis. Lalu suasana mulai memanas ketika kerabat dari Feast yang berada pada garis depan mencoba membuat barisan penonton lebih gaduh. Akbarry secara tiba-tiba diangkat untuk crowdsurf oleh personil dari Glaskaca dan Anomalyst dengan iringan raungan dari lagu “Sectumsempra”. Penampilan Feast ditutup dengan lagu jagoan dari EP terbaru yaitu, “Peradaban”.

Selanjutnya malam pertama ditutup dengan nostalgia yang dipimpin oleh Emil, David , Pepeng dan Jarwo yang tergabung dalam unit, Naif. nomor andalan seperti “Aku Rela”, “Posesif”, “Senang Bersamamu” dan “Mobil Balap” dapat dengan mudah mengajak penonton yang telah larut dalam pengaruh bir bernyanyi dengan lantang.

Hari Kedua, panggung didominasi dengan line up bervokal cepat. Sebut saja Bam Mastro dan Ramengvrl yang dapat dengan mudah membaca novel dalam hitungan menit. mereka berhasil membuat seisi Piaza Gandaria seakan sedang mendengarkan sebuah khotbah.

Sambil menunggu menu nostalgia utama, The Adams, penonton dibebaskan untul melakukan refill bir dengan hadirnya gadis-gadis berparas cantik yang dengan penuh perhatian membawa gelas besar berisikan bir untuk dibagikan pada setiap tamu dengan gelas yang terlihat kosong. Banyak hadiah yang dibagikan pihak Ismaya selama acara berlangsung. Selain gift card senilai Rp 500.000, mereka juga menerbangkan penonton yang beruntung untuk berwisata ke negara asal, OktoberFest, yaitu, Jerman.

Perayaan rutin dari Pizza ė Birra ditutup dengan lagu-lagu seperti “Konservatif”, “Berwisata”, “Halo Beni” hingga “Hanya Kau”. Jelas sebuah malam yang takkan terlupakan. Momen penampilan The Adams juga memperlihatkan para musisi bersatu, Contohnya, Seperti personil dari band Elephant Kind dan Polka Wars yang terlihat riang dengan penuh nostalgia saat lagu favorit mereka berkumandang. Kelar The Adams, penonton beralih ke area dalam Pizza ė Birra untuk bergabung bersama Dhika Dharma selaku pemimpin kolektif Videostarr yang siap mefasilitasi nostalgia lebih lanjut.

Acara ini berhasil menjadi agenda wajib para muda-mudi Jakarta dalam menyambut pergantian bulan. Terlihat banyak senyum puas dari penonton yang seolah ingin berkata “Oktobeerfeast lebih dari sekedar festival bir yang menyenangkan”.

Foto oleh Harun Kurnia / akbarry

 

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *