Featured
Papayafil Rilis Single “Rasa Djakarta”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2016/11/papayafil.jpg&description=Papayafil Rilis Single “Rasa Djakarta”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Kemasan musik folk yang berbeda disajikan oleh [:papayafil:] yang digawangi oleh Michael “Mike” Felisianus (Gitar, Slide &Vokal) ; Ricky Rahmadi Basoeki (Double Bass & Electric Bass) ; Johan “Johnny” Tambunan (Piano, Organ, Harmonika & Keyboard) serta Kaunang “Unang” Supratman (Drumcussion). Mereka bertutur kisah seputar kehidupan masyarakat sekitar, teman-teman, keluarga, harapan, serta mimpi-mimpi dan inspirasi lewat wadah bermain dan berpikir secara musikal, tak hanya dari lingua dan bahasa sehari-hari, tapi juga secara estetika berbahasa dalam keanekaragaman budaya di Indonesia.
“Itulah sebabnya kami menamakan band ini [:papayafil:] ; karena kami mengibaratkan musik kami seperti “rujak” atas dasar keanekaragaman budaya namun bersatu dalam satu kesatuan yang indah dan rasa yang beragam. Kenapa spesifik kepada pepaya karena buah pepaya itu konon membuat lancar pencernaan sebagaimana kami berharap musik kami mudah dicerna dan diterima. Atau sebagai simbol tropikal; yang mana dengan mudah kita temui di Indonesia,” tutur Mike.
Terbentuk tahun 2009, malang melintang di scene musik Jakarta, [:papayafil:] akhirnya merilis single secara publik. Eksplorasi musik yang muncul dari keragaman budaya, Mike, Johnny, Ricky, & Unang pun sepakat bermain dengan konsep “mentah” dan “back to the roots” dengan pemahaman; unsur akustik sebagai simbol musik rakyat lainnya. Petikan gitar, denting piano serta ketukan tradisional menjadi menu utama [:papayafil:] dalam kemasan musiknya. Dibalut dengan intrumen musik yang tidak biasa layaknya sebuah grup band, para awak [:papayafil:] ini lebih memilih unsur kuno dalam bermain;
contrabass alias double bass, bermacam perkusi indonesia serta hawaiian slide akustik gitar ; mempercantik dan memperluas karya meraka. “Biar kayak jaman dulu, grup
musik folk tapi unik karena ada unsur elektrik dan bas betot, belum lagi bunyi pukul-pukulan tradisional tapi modern” tutur Johnny.
Lirik [:papayafil:] yang lugas, sedikit puitis dan realistis serta apa adanya juga menjadi tujuan grup ini dalam bermusik; “Kami ingin menyampaikan pesan dan menginspirasi teman-teman tanpa menghakimi dan hanya opini belaka tanpa ada tindakan. Mudah
memang kalau cuma ngomong, tapi pelaksanaannya ngalor ngidul “kata Mike.
Rasa empati, simpati dan tepo seliro menjadi tema utama dalam lagu “Rasa Djakarta” ini; bercerita tentang keseharian yang sering kali kita temui di jalanan ibukota diantara hiruk pikuknya. “Ya ini sih kita lebih ke statement karena kita tumbuh dan besar di Jakarta, bagaimana kehidupan disini yang sebenarnya, terlepas dari pandangan orang tentang Jakarta kota besar metropolitan yang mewah dan gemerlap .. intinya balik bercermin ke diri sendiri sih biar ganteng .. hahaha” lanjut Mike.
Polos, jujur, dan apa adanya; [:papayafil:] mencoba memperkenalkan karya orginal dengan single ini. “Biar menghibur, ngademin hati … Lebih enak berkesenian toh, daripada yang enggak-enggak, kayak berpolitik atau jadi koruptor” tutup Unang.
Single “Rasa Djakarta” dapat diunduh dengan “gratis” pada akun media sosial soundcloud [:papayafil:] dengan video klip yang disutradarai oleh Eric Seven.