New Tracks
Proses Pendewasaan Juicebox Di Single “Home”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/08/Juicebox.jpg&description=Proses Pendewasaan Juicebox Di Single “Home”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Home atau Rumah /ru.mah/ [n] menurut KBBI dapat diartikan sebagai bangunan untuk tempat tinggal. Definisi kata yang terdengar simpel, sama seperti lagu ketiga Juicebox dengan judul yang serupa, Home. Lagu yang dirilis oleh band tersebut pada tanggal 16 Agustus 2024.
Juicebox merupakan band yang lahir dari hiruk-pikuk keresahan mahasiswa FISIP UI. Alih-alih beranjak dari isu sosial maupun politik, empat anggota band ini bergabung untuk merangkul para penikmat musik yang relate dengan keseharian mahasiswa yang penuh dengan adegan patah hati dan proses mencari jati diri.
Kembali ke sebuah tempat di mana kita semua berasal, rumah, tempat yang kita anggap sebagai ruang bertumbuh, tempat kita memulai dan menutup hari. Rumah merupakan analogi yang sederhana dan personal. Lewat lagu Home,
Juicebox membukakan pintu interpretasi menuju empty space yang membawa pendengarnya ke dalam sebuah never ending maze.
Walau sesosok karakter dalam lagu “Home” terkesan diambang kebingungan, Juicebox dapat meyakinkan para pendengar lewat komposisi dari setiap instrumennya yang melengkapi satu sama lain. Diawali dengan ketukan ganjil dari Arvin yang menghimbau ketenangan—selayaknya mengawali libur panjang semester genap dengan berdiam diri di rumah; terselip solo gitar yang menggelitik dari Malik; lantunan bass dari Zizy yang seolah berbisik di hati; serta lirik yang mengeksplor ketiadaan dalam setiap keheningan yang dibungkus secara ciamik oleh Adya, sang penulis lagu sekaligus vokalis.
Tampil dengan nuansa yang berbeda dari lagu-lagu mereka sebelumnya, Juicebox membuat lagu “Home” terkesan “keluar dari zona nyaman”, mengingatkan pendengarnya bahwa membuka sedikit ruang untuk bertanya tidak pernah salah.
Lagu ini seperti sebuah kontemplasi; sebuah selingan dari episode hidup yang berjudul: proses menjadi dewasa. Renungan tersebut membuahkan beberapa pertanyaan, seperti: Dimana rumahku? Siapa yang harus kuanggap rumah? Apa itu rumah? Juicebox tidak membuat lagu “Home” untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Melainkan, mereka sekedar ingin menjadi band yang dapat menemani perjalanan para pendengarnya menemukan arti dari kiasan Home itu sendiri.