New Tracks
“Pulang (apa yang kau cari)”, Sebuah Eksplorasi oleh Matter Mos
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/03/Matter-Mos-1000x600.jpg&description=“Pulang (apa yang kau cari)”, Sebuah Eksplorasi oleh Matter Mos', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Apa artinya pulang?
Itulah pertanyaan yang berusaha dijawab Matter Mos di karya terbarunya. Diproduseri Matter dan Dipha Barus serta dirilis oleh Pon Your Tone ke platform-platform musik digital pada 23 Februari 2024, “Pulang (apa yang kau cari)” menandakan kembali berfokusnya artid hip-hop asal Jakarta tersebut ke karier solonya setelah mengisi beberapa tahun terakhir di berbagai kolaborasi dan proyek bersama seperti Punokawan, Gold Plate Pipers dan SpydeeMatter.
Dengan kocokan gitar akustik sebagai pengiring lirik sarat makna dan permainan kata yang telah menjadikannya kolaborator andalan bagi Hindia, Pamungkas dan masih banyak lagi, “Pulang (apa yang kau cari)” menjadi bukti dari semakin matangnya musikalitas rapper bernama asli Fadhil ini.
“Ini lagu yang menggambarkan pulang dari beberapa aspek. Ada beberapa makna yang gue harap bisa didapatkan orang, entah itu pulang ke dirinya sendiri atau pulang ke rumah,” kata Matter Mos yang di masing-masing bait menjabarkan konsep pulang sebagai konflik batin, hubungan dengan Tuhan, proses sebagai seniman serta konsekuensi pilihan hidup. “Jadi apa pun yang dianggap rumah, ya itulah rumah buat lo.”
Ada dua inspirasi utama di balik “Pulang (apa yang kau cari)” yang liriknya ditulis Matter Mos setelah diskusi dengan sahabatnya, Resha Savero. Yang pertama adalah percakapan dengan abangnya ketika Matter Mos memutuskan pindah ke Bali untuk berkarya dan berkontemplasi selama enam bulan di masa pandemi. “Abang gue enggak suka, kayak, ‘Kok lo meninggalkan gue?’
Terus dia menyalami gue dan bilang, ‘Semoga dapat apa yang lo cari,’ secara sarkastis,” kenang Matter Mos. “Ya sudah, gue jadikan lagu. Yang gue cari dan gue dapatkan adalah lagu seperti ini.” Yang kedua adalah “4.21”, sebuah tembang karya Jason Ranti yang diproduseri Fajar Merah. Karena lagu tersebut cuma tersedia di YouTube, maka Matter Mos pertama kali menyimaknya dalam bentuk video musik yang menggambarkan perjalanan Farid Stevy saat musisi dan seniman asal Yogyakarta tersebut berziarah bersama ayah dan putrinya ke makam almarhum kakeknya yang baru ditemukan setelah puluhan tahun. “Teman baik gue, Jovian Fraaijie, bilang, ‘Lo harus nonton ini,’ ” kata Matter Mos. “Video musiknya memukau, dan pas gue dengar, gue langsung kayak, ‘Gue harus sample lagu ini.’ Biarpun enggak dapat izin dari Ranti, eksistensi lagu ini menurut gue segitu gilanya.”
Untungnya, Jason Ranti memberi izin, dan dalam prosesnya Matter Mos bisa lebih dekat dengan seseorang yang selama ini sebatas dikaguminya dari jauh. “Rasanya filosofis banget bisa berbincang sama orang yang hidupnya adalah seni. Enggak ada yang berani setelanjang itu di musik, dan itu salah satu faktor terbesar yang bikin gue cinta mati sama ini orang,” katanya.
Tema “Pulang (apa yang kau cari)” juga dirangkum dalam foto sampul karya Raka Syahreza yang menampilkan Matter Moss sedang duduk sebelah cermin di bak truk pikap yang melenggang di Jl. Raya Kalimalang, Jakarta Timur. “Gue dan Raka anak Timur. Dia seorang perantau yang pas dengar lagunya langsung paham dan punya ide gila dengan logistik yang ternyata susah banget, tapi gue bahagia banget sama hasilnya,” kata Matter Mos. “Kalau lurus lagi, itu jalan pulang kampung ke Bekasi, Bandung atau Yogyakarta, atau kayak gue habis balik dari Jakarta Selatan.”
“Pulang (apa yang kau cari)” juga menandakan pulangnya Matter Mos ke Pon Your Tone, label rekaman yang sempat menjadi rumahnya hingga ia memutuskan keluar di awal 2020 untuk mengerjakan Pronoia, album solo perdananya yang dirilis di tahun 2021, secara mandiri. Pihak Pon Your Tone pula yang meyakinkan Matter Mos untuk menggarap dan merilis ““Pulang (apa yang kau cari)” duluan di antara sejumlah lagu demo yang ada.
“Tadinya gue takut banget kerjakan lagu ini, karena gue tahu ini lagu berat,” kata Matter Mos. “Tapi itu keputusan terbaik, dan ini lagu terbaik yang pernah gue bikin sejauh ini. Gue ada di sebuah label dengan manajer yang peduli sama gue, dan mau mendorong gue untuk menjadi versi terbaik dari diri gue.”