New Albums
Rayakan 10 Tahun, Lower Clash Rilis EP ‘KacaW’ Sebagai Tribute Persahabatan
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/01/Band-Lower-Clash.jpg&description=Rayakan 10 Tahun, Lower Clash Rilis EP ‘KacaW’ Sebagai Tribute Persahabatan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Lower Clash, band yang telah berdiri sejak tahun 2014, kembali membuat gebrakan dengan merilis mini album (EP) pertama mereka bertajuk “KacaW”. Album ini menjadi bukti perjalanan satu dekade mereka dalam dunia musik, penuh dengan semangat tanpa henti dan dorongan untuk terus berkarya. Dengan mengusung tema kehidupan, cinta, ekonomi, politik, dan kekacauan, karya ini lahir dari proses kreatif yang matang dan pengalaman bertahun-tahun.
Proses rekaman mini album “KacaW” dilakukan secara mandiri oleh para personel band dengan bantuan teman-teman yang setia mendukung tanpa pamrih. Selama enam bulan, proses ini berjalan di tengah berbagai kendala, baik kesibukan pribadi maupun tantangan yang muncul dalam menciptakan karya. Meski begitu, masukan dari teman-teman dan semangat kolektif menjadi faktor penting yang akhirnya melahirkan empat lagu unik dalam mini album ini.
Lower Clash tetap mempertahankan formasi inti mereka, yaitu Agam (gitar dan vokal), Mahfuzh (gitar), Faisal (bass), dan Hannung (drum dan vokal). Selain itu, teman-teman mereka seperti Ega Bayu (gitar) dan Bagus (bass) turut membantu saat tampil live. Kesolidan tim ini menjadi landasan kuat yang membawa mereka bertahan hingga satu dekade.
Mini album ini dibuka dengan lagu “Jalang”, yang diciptakan oleh Fauzan Agam Azhari. Lagu ini mengangkat cerita tentang seorang laki-laki paruh baya yang sering dianggap “jalang” oleh masyarakat. Namun, julukan itu tidak merujuk pada hal buruk, melainkan pada keberanian hidup tanpa peduli aturan sosial yang membelenggu.
Lagu ini mengajak pendengar merenungkan makna kebebasan dan jati diri yang tidak ditemukan dengan memenuhi ekspektasi orang lain, melainkan dengan menerima segala sisi diri kita sendiri.
Lagu kedua, “Insane Love”, merupakan karya dari Hannung Prayogi yang menceritakan kisah seorang pemuda yang patah hati. Hubungan yang penuh ego akhirnya berujung pada kehancuran dan meninggalkan rasa sia-sia. Meski lagu ini lahir dari rasa sakit, sang pencipta lagu tidak ingin dianggap lemah.
Sebaliknya, karya ini menjadi simbol ketangguhan dalam menghadapi luka batin. Melalui lagu ini, pendengar diajak untuk memahami bahwa ekspresi rasa sakit pun bisa menjadi bentuk kekuatan.
Judul lagu yang menjadi nama album, “KacaW”, hadir sebagai representasi dari kompleksitas hidup yang dirasakan oleh seorang pemuda. Segala aspek kehidupan, mulai dari cinta, ekonomi, hingga politik, seakan menghantamnya tanpa ampun.
Dengan sudut pandang pribadi yang sulit dimengerti, lagu ini mencerminkan realitas kekacauan yang kerap dialami banyak orang. Karya ini juga ditulis oleh Hannung Prayogi dan berhasil menggambarkan isi kepala yang penuh dengan kegelisahan dan keresahan.
Lagu terakhir, “Home”, menjadi anomali dalam mini album ini. Diciptakan oleh Hannung Prayogi, lagu ini mengangkat cerita tentang tanah kelahiran yang selalu menanti untuk kembali. Meski keberadaan seseorang mulai samar, rumah akan tetap menjadi tempat yang siap menerima mereka kapan saja. Dengan lirik yang penuh makna, lagu ini menjadi penutup yang memberikan rasa haru dan kerinduan terhadap tempat asal.
Lower Clash tetap setia dengan genre rock dan punk yang menjadi ciri khas mereka sejak awal terbentuk. Kedua genre ini masih relevan dan mampu merepresentasikan semangat mereka selama satu dekade terakhir. “KacaW” adalah simbol konsistensi dan perjalanan panjang Lower Clash dalam dunia musik.
Mini album ini dirilis pada 22 Januari 2025 di berbagai platform musik digital. Bagi Lower Clash, karya ini bukan hanya soal memenuhi ekspektasi pendengar, tetapi juga tentang melunasi hutang mereka terhadap perjalanan kreatif yang telah mereka tempuh. Meski mereka sendiri tidak tahu ke mana karya ini akan membawa mereka, Lower Clash tetap berharap bahwa karya ini bisa dirasakan dan dirayakan bersama.
Konsistensi dan semangat mereka menjadi bukti bahwa seni tidak selalu tentang kesempurnaan, melainkan tentang keberanian untuk terus mencoba dan berkreasi.
Mini album “KacaW” adalah undangan bagi semua orang untuk merayakan kesia-siaan sekaligus perjalanan penuh hingar bingar dari Lower Clash.