New Albums
Refleksi Perjalanan Kehidupan Pringgo Di Debut Album “Bejana”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/11/Pringgo.jpg&description=Refleksi Perjalanan Kehidupan Pringgo Di Debut Album “Bejana”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
September menjadi bulan yang istimewa bagi Pringgo, musisi yang dikenal lewat karyanya bersama Twentyfirst Night, karena di bulan ini ia akhirnya merilis album solo perdananya yang telah lama dinanti.
Album tersebut, berjudul ‘Bejana’ menghadirkan serangkaian lagu yang mencerminkan perjalanan emosional dan penuh makna, menggambarkan berbagai fase kehidupan, pertumbuhan, dan transformasi diri yang mendalam.
Pringgo menyebut bahwa setiap lagu di album ini mencerminkan pengalaman hidupnya selama proses kreatif album ini berlangsung. Baginya, ‘Bejana’ bukan hanya sekadar album, tetapi merupakan catatan pribadi yang mengabadikan kisah hidupnya.
“Semua track di album ini adalah cerminan kejadian kehidupanku selama proses pengerjaan album ini sendiri,” katanya. “Jadi, album ini terasa personal dan sangat berkesan karena jadi semacam diary kisahku,” lanjutnya, menunjukkan betapa dalamnya hubungan Pringgo dengan karya terbarunya ini.
Digarap selama kurang lebih satu tahun, ‘Bejana’ menjadi bukti evolusi musikal Pringgo sebagai seorang artis. Dalam album ini, Pringgo memadukan berbagai pengaruh musik, seperti pop, alternatif, indiepop, britpop, rock, dan balada, terinspirasi dari musisi legendaris seperti The Beatles, John Mayer, Phoenix, dan Ben Folds Five.
Dengan kombinasi genre ini, Pringgo mampu menyajikan pengalaman mendengarkan yang penuh warna, mencerminkan keberagaman emosi dan perjalanan hidup yang disampaikan melalui lirik dan melodi.
Menurut Pringgo, album ‘Bejana’ merupakan wadah dari berbagai emosi dan pengalaman yang terus berkembang namun tetap menyimpan ruang untuk transformasi diri. Ia berharap bahwa pendengar bisa merasa terhubung dengan cerita yang dibawanya dalam album ini.
“Harapannya bagi pendengar tentunya lagu-lagu aku bisa berkenan atau bahkan relate dengan realita para pendengar masing-masing,” ujarnya. “Kalau untuk aku sendiri, harapannya dengan dirilis album ini, aku bisa menenangkan hati dan pikiran karena sudah tertuangkan ke dalam ‘Bejana’ ini,” tambah Pringgo, menggambarkan bagaimana proses kreatif album ini menjadi proses penyembuhan bagi dirinya sendiri.
Sebagai daya tarik utama dari album ini, Pringgo menampilkan dua lagu kolaborasi bersama Dochi Sadega pada single “Pesan” dan Pamungkas pada single “Bittersweet of Rain”.
Lagu “Bittersweet of Rain” sendiri merupakan salah satu dari dua lagu berbahasa Inggris dalam album ini. Mengenai kolaborasinya dengan kedua musisi tersebut, Pringgo mengungkapkan bahwa pilihan ini sudah dipikirkan matang-matang karena ia merasa kedua musisi ini adalah kolaborator yang tepat untuk menyampaikan nuansa yang ia inginkan pada setiap lagu.
“Keinginanku memang untuk mengajak mereka berkolaborasi, karena saat proses pembuatan di masing-masing lagu sudah terbayang kalau dua sosok itu adalah kolaborator yang cocok untuk single tersebut. Dengan adanya mereka berdua, aku ingin memberikan vibe spontaneous karena keduanya memang dapat membuat aku seolah-olah keluar dari zona nyamanku sendiri,” jelas Pringgo.
Setelah merilis album ‘Bejana’, Pringgo masih menyimpan harapan untuk berkolaborasi dengan lebih banyak musisi, baik dari Indonesia maupun internasional. Di luar proyek solonya, Pringgo juga telah berpengalaman sebagai produser musik bagi sejumlah musisi tanah air, seperti Hindia dalam single “Kita Ke Sana” dari album “Lagipula Hidup Akan Berakhir”.
Album ‘Bejana‘ kini sudah tersedia di seluruh platform streaming musik digital di Indonesia, siap untuk didengarkan oleh para penggemarnya yang menantikan karya terbaru dari Pringgo yang menggambarkan perjalanan hidup dan transformasi diri yang jujur.