Gigs Buzz
Rock in Solo 2015: Metal Against Racism
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2015/11/ris-banner.jpg&description=Rock in Solo 2015: Metal Against Racism', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Sejak digelar untuk kali pertama pada 2004, Rock in Solo menjadi salah satu festival musik keras yang paling berpengaruh di Indonesia, sekaligus menjadi hajatan yang wajib dihadiri oleh para metalheads. Pelbagai nama besar di kancah musik rock internasional berhasil dihadirkan ke kota Bengawan; mulai dari Behemoth, Cannibal Corpse, Death Angel, Carcass, Kataklysm, Dying Fetus, dan Hour of Penance. Tidak cukup itu saja, Rock in Solo juga pernah menghadirkan unit distorsi paling disegani di nusantara, antara lain Burgerkill, Seringai, Jasad, Edane, Down for Life, dan talenta lokal lainnya yang tidak kalah memukau.
Rock in Solo juga selalu menyertakan kearifan lokal kota Solo sebagai inspirasi dalam berbagai aspek acara. Mulai dari upacara pembuka, desain, hingga pemilihan tema acara. Tak heran, sejak 2013 Rock in Solo sudah masuk menjadi agenda resmi Pemerintah Kota Solo.
Tahun ini, Rock in Solo memasuki edisi yang ke-11. Revision Live Entertainment selaku promotor, kembali menunjuk The Think Organizer sebagai penyelenggara acara. Digelar pada 15 November di lapangan parkir Stadion Manahan, Rock in Solo dipastikan akan menghadirkan kualitas performa kelas wahid, dengan kebisingan yang tak kalah dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, yang membedakan Rock in Solo dengan festival musik lainnya adalah tema. Untuk penyelenggaraan kali ini, Rock in Solo memilih Metal Against Racism sebagai tema utama. Di hajatan yang ke-11 ini, Rock in Solo 2015: Metal Against Racism berusaha untuk memperluas jangkauan dengan target massa yang lebih global, maka dari itu, tajuk Metal Against Racism ini dipilih sebagai bentuk kepedulian kami atas isu kesetaraan suku, agama, ras, dan golongan yang sempat mengguncang skena metal nusantara beberapa saat yang lalu.
Beberapa nama besar sudah dipastikan turut serta dalam gebyar temu dengar musik cadas paling bergengsi di kota Bengawan ini. Ada kuartet techincal death metal asal South Carolina, Nile; kemudian unit Metalcore asal Wakefield, Unearth; dan kuintet metalcore asal Adelaide, I Killed the Prom Queen. Band metal terbaik dalam negeri seperti Seringai, Burgerkill, dan Carnivored juga akan memeriahkan hajatan Rock in Solo 2015: Metal Against Racism kali ini.
Untuk penjualan tiket, dibagi menjadi dua bagian: presale dan on the spot. Tiket presale dilepas seharga Rp. 100.000,- plus pajak 25% dan admin fee, jadi total Rp. 135.000,- bisa didapatkan di gerai Indomaret seluruh Indonesia dan gerai tiket resmi yang dapat dilihat di www.rockinsolo.com mulai hari Senin tanggal 7 September – 31 Oktober 2015. Setelah itu mulai tanggal 1 November – 15 November berlaku tiket dengan harga normal Rp. 200.000,- plus pajak 25% dan admin fee jadi total Rp. 270.000,-
Rock in Solo 2015: Metal Against Racism tidak hanya menghadirkan aksi panggung band cadas tapi juga beberapa penunjang seperti SONICFAIR, yaitu expo penjualan dan pameran berbagai produk musik keras seperti CD, kaset, vinyl, t-shirt, motor & mobil custom, tattoo dan lainnya. Selain itu juga booth food & beverage dan games yang memanjakan penonton. Bersiap untuk menjadi bagian dari Rock in Solo 2015: Metal Against Racism. Karena sejarah ini belum selesai ditulis!