New Albums
Sandstorm Of Youth (SOY) Rayakan Setahun Dengan Album Perdana “Flying Colors”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Sandstorm-Of-Youth-SOY.jpg&description=Sandstorm Of Youth (SOY) Rayakan Setahun Dengan Album Perdana “Flying Colors”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Waktu berjalan berbeda bagi mereka yang punya tujuan. Itulah semangat yang dirasakan Sandstorm of Youth (SOY), band muda yang baru saja merilis album debut mereka bertajuk ‘Flying Colors’—tepat setahun sejak pertama kali terbentuk. Tanpa banyak bicara dan tanpa ambisi muluk, SOY memilih untuk melangkah maju dengan konsistensi dan semangat perbaikan diri. Album ini adalah cermin dari proses itu: ringkas, jujur, dan penuh energi.
Album ‘Flying Colors’ memuat 13 lagu, termasuk “Utopian Rite”, “Surreal Journey to Unveil”, “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta”, “Sol”, “Crystal Vision”, “Lost in The Labyrinth”, “Down Under Skies”, “Liquid Fire”, “Walzy Scuffle”, “Mind’s Prison”, “Gravity’s Pull”, “Monoculture”, dan ditutup dengan track pamungkas “Flying Colors”. Deretan lagu tersebut adalah untaian refleksi dari pengalaman, pencarian, dan kekacauan masa muda yang kini ditata ulang menjadi karya penuh kesadaran.
SOY tak menutupi bahwa album ini lahir dari kegelisahan yang pernah menggerogoti mereka: keputusan ceroboh, kesalahan masa lalu, dan berbagai bentuk penyesalan. Tapi daripada menyesali terus-menerus, mereka memilih menjadikan semua itu bahan bakar. ‘Flying Colors’ adalah pernyataan sikap—bahwa kesalahan tidak perlu menjadi identitas, melainkan titik tolak untuk menata ulang hidup.
Meski tiap lagu punya cerita dan warna sendiri, benang merah album ini jelas: bagaimana cara tetap waras menghadapi hidup yang menurut mereka, “sialan ini”. Mulai dari godaan lari lewat zat adiktif hingga pencarian spiritual untuk menjaga akal dan batin tetap seimbang, semuanya diurai dalam konsep musik yang mereka sebut RnB, alias Reggae and Blues. Gaya ini memperkuat karakter SOY yang sejak awal memang ingin keluar dari pakem, tapi tetap membumi.
Sebelumnya, tujuh lagu dari ‘Flying Colors’ sudah mereka tampilkan dalam format live bertajuk ‘Ready, Set, Flight!’ dan dipublikasikan di berbagai kanal. Kini, dengan tambahan enam lagu baru, mereka mantap menampilkan identitas penuh yang telah dibangun perlahan namun pasti. Album fisik sudah dirilis bertepatan dengan International Record Store Day pada 12 April 2025, sementara versi digital pada 25 April 2025 di tautan ini.
Proses produksi album ini tak lepas dari dukungan banyak pihak. Jiwe berkontribusi lewat artwork yang menggambarkan esensi album, Luqman M menangani layout, dan Jayus mendokumentasikan momen penting sebagai fotografer serta videografer.
Nama-nama lain seperti Inamul Hasan, Kemal Fadillah, Hasan Eko, Daniel Ryan, Haryo Gumilang, Paulus Neo, dan Yohannes “Boim” Saptanugraha juga ikut terlibat, baik sebagai tim produksi maupun kolaborator musik.
Bagi SOY, ‘Flying Colors’ adalah titik mula, bukan puncak. Ini adalah tanda bahwa mereka siap menempuh perjalanan yang lebih jauh—dengan kepala tegak, mata terbuka, dan musik sebagai penuntun.