Connect with us

Articles

Seribu Keping CD Lawan Seribu Unduh MP3 (Bagian 2)

Diterbitkan

pada

(Bagian 1)

Melanjutkan tentang rilisan lokal dan independent, tentu pengalaman menjual Saya tidak sampai puluhan ribu keping karena band beserta distributor dan label indie ini tidak punya kemampuan yang lebih untuk memproduksi. Plus karena promo yang terkejar juga cuma lewat radio lokal, radio luar kota, kalau MD-nya bersedia memutar di jam-jam ramai atau promo via Facebook dan Twitter.

Seribu keping adalah jumlah yang paling umum yang diproduksi band lokal yang mampu. Keuntungan seribu keping ini tentu saja tidak akan menutup biaya produksi album berupa rekaman di studio, biaya mixing dan mastering, belum ini dan itu. Seribu keping buat band yang tidak mampu akan terdengar sangat banyak tapi juga sangat sedikit buat band yang benar-benar menghitung keseluruhan produksi. Minimum untuk menutup itu semua tentu saja jumlahnya bisa jadi di angka lima sampai puluhan bahkan mungkin ratusan ribu keping.

Itulah kenapa Saya hanya tertawa ketika beberapa orang di sekeliling Saya berdebat soal penjualan rilisan band lokal. Maksudnya kalau materi bagus, distribusi bagus, promosi band-nya bagus, edukasi fans-nya bagus, angka seribu itu bisa habis dalam waktu tiga sampai enam bulan, setahun paling lama.

Kecuali tentu saja kalau orang ributnya karena penjualan yang cuma seribu itu menguap entah kemana. Entah hilang ketika distribusi atau mungkin di rumahnya menumpuk sisa sekian ratus CD yang belum terjual. Band yang produksi seribu keping ini ribut soal bajakan? Astaga, kita bicara soal seribu. Kerugian yang dialami juga tidak akan melebihi keuntungan yang didapat kalau seribu keping ini habis.

Ribut soal download dan tidak membeli rilisan fisik? Itu pilihan masing-masing orang. Ada yang perlu merasa memiliki dengan membeli rilisan fisik, lebih banyak yang cukup punya file MP3 di komputer, karena toh, nanti kalau beli CD juga di-rip dan dipindah ke komputer. Bahkan mungkin ada yang tidak tahu kalau band itu mengeluarkan benda yang bernama CD.

Kalau takut rilisan fisik tidak terjual karena ada link download-nya, kenapa takut? Tidak percaya diri dengan produk yang dihasilkan? Rugi karena telah mengeluarkan uang, tenaga dan waktu? Itu kan pilihanmu sendiri untuk membuat band. Resiko dan konsekuensi.

Kalau Saya dituding enak dan bisanya cuma ngomong karena tinggal menjual produk, Saya punya beberapa contoh band yang merilis lagu secara gratis dan mendapatkan hasil yang setimpal.

Koil, setelah merilis gratis album Blacklight, ternyata kemudian ada yang bersedia memproduksi dan membagikan CD-nya secara gratis karena memang mereka tidak memikirkan lagi penjualan CD. Produksinya dua puluh ribu keping, baru habis dibagikan setelah 4 tahun.

Bottlesmoker, dari awal tidak memikirkan penjualan CD tapi memikirkan bagaimana cara lagu mereka didengar oleh banyak orang, rajinlah mereka berbagi file, berhubungan baik dengan promotor, rajin korespondensi. Hasilnya, mereka diundang manggung kesana kemari sampai ke luar negeri. Ketika produksi CD dalam jumlah terbatas, habis juga.

Seringai, Saya pernah mendengar Arian13 menyarankan untuk berbagi dengan siapapun karena mereka tidak melarang file sharing. Untuk promo album mereka membagikan single yang hitungannya telah diunduh oleh ratusan ribu orang. Sekarang, semua sedang menunggu dengan tidak sabar rilisan baru mereka. Dua album sebelumnya sudah habis entah dari kapan.

Kalaupun tidak memilih cara itu juga tidak apa, Saya juga kenal band-band yang baru saja merilis album dan penjualannya baik-baik saja. Bahkan ada yang dengan berani tidak menyediakan promo-bagi-single-gratis dan penjualan CD-nya diluar perkiraan Saya.

Di luar ini semua, memang butuh kerja keras. Tidak mudah tentunya membuat materi yang dirasa bagus, dibuat dengan usaha sekuat tenaga lalu merasa dilecehkan dengan pertanyaan lagunya bisa di-download di mana? Itu wajar, sangat wajar.

Lebih baik mendidik dengan menunjukkan beli saja CD-nya di situ atau di sana atau sediakan link streaming agar setidaknya orang mau mendengar sedikit materi yang dibuat dan siapa tahu tertarik untuk kemudian mencari rilisan fisiknya. Produksi merchandise, cari link dan lingkungan yang tepat untuk memperkenalkan band-mu dan cari job manggung sebanyak mungkin. Promosikan rilisanmu terus menerus.

Tidak gampang, tidak sebentar, tapi pasti akan menuai hasil. Percayalah. Lebih baik berbagi daripada memarahi yang mungkin malah membuat yang dimarahi bingung karena tidak tahu salah mereka apa. Siapa tahu ternyata mereka masih kecil atau tinggal di pedalaman dan tidak mengerti cara mendapatkan CD-nya. Beritahu mereka.

Ah, tulisan ini tidak akan pernah ada ujungnya karena kemudian Saya juga akan cerewet tentang ini dan itu. Saya akan mengakhiri ini dengan pertanyaan balik pada orang yang mengeluarkan statement beli dan hargai dengan membeli rilisan fisik, kapan terakhir kali membeli CD dan tidak men-download lagu secara ilegal ?

 

*Ditulis oleh Iit Boit (Omuniuum)

*Foto: (virgin.com)

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *