New Albums
Setelah 19 Tahun Hiatus, The Fishska Merilis Full Album Keduanya Bertajuk ”Banned In Jakarta”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/01/The-Fishska-1000x600.jpg&description=Setelah 19 Tahun Hiatus, The Fishska Merilis Full Album Keduanya Bertajuk ”Banned In Jakarta”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Setelah merilis single ”Skinhead Kardus” tahun lalu, kini The Fishska merilis full albumnya bertajuk ”Banned in Jakarta”. Jika pada single itu mereka dibantu proses mixing dan masteringnya oleh musisi Ska – Reggae dari Los Angeles Angel Salgado (The Delirians, King mantis Records) dan Brian ”Dub Robot” Wallace (Sublime, Western Standard Time Ska Orchestra), maka di album ini mereka dibantu oleh musisi LA Ska – Reggae lainnya. Mixing dan mastering album ini dikerjakan oleh Esteban Flores Valenzuela (Matamoska, The Bandulus, ex – Steady 45s, The Beat, Aggrolites, Catbite, The Suicide Machines, dll) dan John Roy (Smoke and Mirror Sound System).
Album ini berisikan 13 lagu yang dikerjakan selama kurang lebih tiga setengah tahun proses rekaman. Direkam marathon sejak November 2019, sempat berhenti karena pandemi lalu dimulai kembali akhir 2021 dan selesai sesi studionya bulan Juni 2023.
Adapun personil The Fishska yang terlibat dalam pengerjaan album ini adalah formasi terakhir setelah mereka mengalami beberapa kali pergantian personil sejak dibentuk tahun 1997 lalu. Mereka adalah Arya Sajiwa (drums), Rio Supriyatno Kado (gitar), Muhamad Sidik (bass), Ahlan Yutiar (organ) dan Liga Chaniago (vokal).
Beberapa lagu di album ini merupakan materi lama yang ditulis sebelum The Fishska vakum di tahun 2011. Diantaranya adalah ”Rudy Got Soul?” (ditulis 2008), ”Puritan” (ditulis 2009), dan satu lagu remake ”Ska Not Dead” (ditulis 2006, pernah dirilis dalam kompilasi No More Heroes). Sedangkan sisanya adalah lagu yang ditulis sejak mereka aktif bermusik kembali di tahun 2017. Seluruh lagu direkam di Apache Studio Bekasi dan dimixing di Francisco Studio milik Esteban Flores Valenzuela. Sedangkan proses masteringnya dilakukan di Steady 45s Studio, Los Angeles.
Album yang berjarak 19 tahun setelah album pertama mereka dirilis ini meramu Traditional Ska, Early Reggae/Skinhead Reggae, Funk, dan Soul. Tak ada lirik ceria tentang dansa dansi dan ”happy-happy” seperti layaknya band ska pada umumnya di dalam album ini. Secara benang merah lirik di album ini bercerita tentang hal-hal yang terjadi di ruang lingkup pergaulan sosial skena. Yaitu hal-hal kelam dan dianggap tabu untuk dibahas pelaku skena yang selalu dalam keadaan euforia silaturahmi dan pertemanan.
Pengkhianatan, penipuan, intrik intrik kotor, konflik horizontal, tipu daya, rip off, pembungkaman dan manipulasi dibahas secara lugas dan vulgar tanpa basa basi atau kata-kata bersayap. Sisi-sisi dan sudut-sudut tergelap skena yang tak banyak dijamah bahasan penduduknya, namun nyata terjadi dan dialami oleh The Fishska sendiri. Refleksi sederet kepahitan dan kejadian getir yang memaksa The Fishska untuk vakum nyaris tiga belas tahun yang lalu. Semua itu dimuntahkan dengan susunan kata-kata satire sinis getir yang lantang. Kontras dengan musik yg cenderung upbeat dan ”Funky Reggae”.
The Fishska juga berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal dan luar negeri dalam pengerjaan album ini. Diantaranya dengan King Dika ”The Almighty D” (Efek Rumah Kaca, Down Town 68, Gudthings) yang bermain trumpet di lagu ”Momma Scene” dan ”Puritan”. Selain itu juga ada Onny (Rocket Steady, The Mursadath, Tulang Besi) yang juga bermain Trombone di lagu ”Momma Scene”. Lalu ada Dwi Rush (Don Lego) yang bernyanyi duet dengan Liga di lagu ”Momma Scene” dan Sir Iyai (Don Lego, Sir Iyai Music) pada lagu ”Ska Not Dead”.
Sedangkan musisi luar negeri yang berkolaborasi dengan mereka adalah John Roy (Smoke And Mirror Sound system). John adalah seorang Multi Instrumentalist, Sound Engineer dan Dub Engineer dari San Diego California, Amerika Serikat. Selain itu, John juga mempunyai sebuah label rekaman bernama Escape Hatch Records yang kerap bekerjasama dengan figur-figur top skena ska LA khususnya seperti Jesse Wagner dari The Aggrolites. Pada album kedua The Fishska ini, John meremix dua lagu The Fishska, yaitu ”Confession of a Skinhead” dan ”Rudy Got Soul?” menjadi versi Dub. Kedua lagu ini direncanakan akan dirilis juga dalam bentuk vinyl dibawah Escape Hatch Records.
Album bertajuk ”Banned in Jakarta” ini sudah dirilis secara digital diseluruh digital streaming music platform world wide pada 1 Januari 2024 dibawah label Siderise Records (Sidoarjo) yang sebelumnya juga di rilis digital download pada 28 Oktober 2023, dan juga dirilis fisik secara mandiri oleh the Fishska pada Bulan November 2023.
Jadi apakah kalian siap menahan perasaan mendengarkannya…? We’ll see about that…