New Tracks
Sillas Memotret Kultur Debur Ombak Pantura Di Single “Larung”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/04/Sillas-1000x600.jpg&description=Sillas Memotret Kultur Debur Ombak Pantura Di Single “Larung”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Tak banyak band yang mencoba memeluk sketsa kultural dari kampung halaman di dalam musiknya. Menerjemahkannya dengan apik tapi tidak terkesan memaksakan atau sekadar aji mumpung. Sillas, band indiepop dari Cirebon bisa disebut sebagai salah satunya, dimana dua tahun lalu mereka menghadirkan vibe indiepop dengan lirik berbahasa Arab yang akhirnya membawa mereka mendapat undangan gig di Tokyo, Jepang. Kini Sillas memotret kultur debur ombak Pantura dengan musikalitas mereka melalui single terbarunya berjudul “Larung”.
Bagi Arief, gitaris Sillas, lagu ini dibangun dari sebuah gagasan yang mereka maknai sebagai anak kota pinggiran pantai utara di Jawa. “Kota kami beranjak menjadi kota kecil yang mulai bersolek dengan modernitas, tapi kami tahu denyut nadi Cirebon tak akan pernah lupa dengan kehidupan dan kultur bahari yang mengitarinya,” katanya lagi.
Jika Pidi Baiq bilang Bandung diciptakan Tuhan saat sedang tersenyum, mungkin sama halnya dengan Cirebon. “Pasti ada gestur khusus dari Sang Khalik, untuk Cirebon,” ujar Arief. Membayangkan seorang nelayan kota pesisir bernama Cirebon melayari hidup di gelombang ombak dari malam hingga pagi. Pola yang terus-menerus dilakoni, demi rindu-rindu yang menanti di dermaga. “Puitisnya Tuhan bagi kami kok melankolis dan humanis,” katanya.
Produksi Larung sendiri bagi Sillas terbilang seru. Lagu ini ternyata terbangun dari curhatan seorang nelayan dan ditulis bareng bersama seorang penulis muda bernama Nissa Rengganis. Kehadiran vokalis terbaru mereka, Delfi, semakin memberikan karakter berbeda dan segar bagi Sillas. “Karakter vokal Delfi bagi kami bagus dan bikin Sillas ada warna femininnya. Dia bisa beradaptasi dengan kami, menyenangkan,” tambah Arief.
“Larung” tentunya bagi Sillas akan momentum untuk rencana berikutnya dari Sillas. Pada tahun ini mereka berharap bisa merilis album penuh perdana mereka, dan berkolaborasi dengan beberapa pihak. Salah satunya mereka sudah berencana untuk tampil di beberapa negara dengan tak hanya penampilan musik, tetapi juga eksibisi pameran. “Binar Bahari adalah tema yang kami usung tahun ini. Larung adalah jejaki awal kami atas tema tersebut, dan akan hadir tak hanya musik, tetapi juga aktivitas lainnya seperti pameran,” jelasnya.
“Larung” dari Sillas dirilis secara digital oleh Anoa Records dan sudah bisa dinikmati di berbagai kanal musik streaming digital.