Music News
Supergrass Rayakan 30 Tahun Album Debut, Ungkap Pengaruh Ganja Pada Musik Mereka

Grup musik asal Inggris, Supergrass, merayakan 30 tahun album debut mereka ‘I Should Coco‘, yang sempat menduduki puncak tangga lagu pada tahun 1995.
Dalam perjalanan karier mereka, para personel band mengungkapkan bahwa pengaruh ganja cukup besar dalam membentuk warna musik psikedelik yang mereka hasilkan, terutama dalam lagu-lagu seperti “Time” dan “Sofa (of My Lethargy)”.
Dikutip dari wawancara dengan The Independent, sang vokalis, Gaz Coombes, berkata blak-blakan, “Semakin banyak kami memiliki persediaan ganja di studio, musik kami makin psikedelik.” Pernyataan ini menyoroti bagaimana suasana saat rekaman turut memengaruhi proses kreatif mereka.
Supergrass, yang dikenal luas lewat lagu “Alright”, juga mengenang momen tak terlupakan ketika mereka menyadari bahwa musik mereka telah diterima dengan baik oleh publik.
Drummer Danny Goffey menceritakan ketika melakukan pertunjukan pembuka untuk Shed Seven di Dundee, di mana sekitar 10 penonton pria tanpa baju melemparkan bir ke arah peralatan band. “Itu adalah saat ketika kami berpikir, sial, orang-orang benar-benar tergila-gila pada kami,” ujar Danny.
Kesuksesan lagu “Alright”, dengan lirik dan struktur yang unik, masih mengejutkan para personel hingga saat ini. “Refrain-nya agak aneh. Ini bukan tipe chorus yang biasanya menjadi hit besar,” ungkap Gaz. “Namun, setiap musim panas, lagu itu selalu muncul kembali. Kami sudah pasrah dan memaklumi hal itu sejak lama.”

Supergrass album ‘I Should Coco’
Lagu ini juga menarik perhatian dunia perfilman. Ditampilkan dalam film “Clueless” tahun 1995, “Alright” bahkan sempat membuat sutradara legendaris Steven Spielberg tertarik untuk mengangkat Supergrass menjadi serial televisi seperti “The Monkees”, sitcom dari era 60-an yang mengikuti kisah band fiksi dalam perjalanan karier mereka.
Namun, setelah pertemuan yang bagi para personel terasa “seperti mimpi buruk” atau halusinasi, mereka memutuskan untuk fokus menggarap album kedua, ‘In It for the Money’, yang dirilis pada 1997 dan langsung melesat ke posisi dua di tangga lagu Inggris.
“Kami tumbuh besar dengan menonton film seperti E.T., jadi duduk semeja dengan Spielberg terasa seperti berada di dunia lain,” kata Danny. Gaz menambahkan, “Kami semua saling memandang setelah pertemuan itu dan sepakat, ‘Kita harus bikin album kedua’. Setelah itu, kami hanya tertawa dan melanjutkan hidup.”
Supergrass dibentuk di Oxford pada awal 1990-an dan segera menarik perhatian dengan energi khas Britpop mereka. Album debut mereka, ‘I Should Coco’, menjadi salah satu yang paling sukses di Inggris pada dekade itu. Band ini dikenal dengan musik yang energik, lirik yang tulus, dan gaya santai yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Kini, tiga dekade setelah peluncuran album pertama mereka, Supergrass akan merayakan momen penting ini dengan penampilan spesial di Wilderness Festival pada 2 Agustus mendatang. Meski waktu telah berlalu, pengaruh dan karakter unik Supergrass tetap hidup dalam setiap nada dan nostalgia yang mereka bawa.