Music News
Synchronize Fest 2025 Umumkan Lineup: 35 Nama Lintas Generasi Siap Meriahkan #SalingSilang

Geliat antusiasme pecinta musik tanah air memuncak hari ini. Synchronize Fest, perhelatan musik tahunan paling dinanti di Indonesia, secara resmi meluncurkan jajaran nama penampil yang akan menghidupkan panggung mereka pada 3, 4, dan 5 Oktober 2025 mendatang.
Bertempat di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, festival ini mengusung tema besar #SalingSilang, menjanjikan kurasi autentik dan beragam yang menyilangkan batas era, genre, geografi, dan ekspresi musikal.
Pengumuman 35 nama pertama ini menjadi pertanda dimulainya hitung mundur menuju perayaan musik spektakuler.
Tema #SalingSilang adalah manifesto yang diwujudkan dalam kurasi lineup tahun ini. Synchronize Fest berkomitmen menghadirkan percakapan musikal yang kaya, di mana legenda bertemu pendatang baru, tradisi berdialog dengan modernitas, dan eksperimen sonik bersanding dengan pop sensibilitas.
Konsep ini menekankan pada keautentikan setiap penampil dan keberagaman ekosistem musik Indonesia, sehingga menciptakan ruang di mana berbagai aliran dan generasi saling bersilangan, saling menginspirasi, dan memperkaya pengalaman penonton.
“#SalingSilang adalah semangat untuk merayakan titik temu. Titik temu antar-generasi yang membentuk memori kolektif kita, titik temu genre yang melahirkan inovasi, dan titik temu budaya yang memperkaya identitas musik Indonesia. Lineup tahun ini dirancang untuk mencerminkan dinamika tersebut, menawarkan perjalanan musikal yang tak terduga dan penuh kejutan,” jelas perwakilan Synchronize Fest dalam siaran persnya.
Berikut adalah deretan nama-nama penampil yang diumumkan pada 28 Mei 2025, siap memeriahkan panggung Synchronize Fest 2025:
1. ASEP BALON: Misteri dan Kritik Sosial Berbalut Hip-Hop Sunda
Asep Balon, rapper asal Majalaya, Kabupaten Bandung, siap membawa warna uniknya ke Synchronize Fest. Dikenal dengan gaya hip-hop berbahasa Sunda yang sarat komedi sekaligus kritik sosial, penampilannya kerap diliputi aura misterius berkat topeng khasnya.
Asep Balon adalah motor komunitas hip-hop lokal melalui kelompok “Majatribe”. Lagu-lagu seperti “Hakan Tah Ku Sia”, “Dadas”, dan “Mending Jomblo” yang viral dengan jutaan views YouTube, serta kolaborasinya dengan musisi besar seperti Kaka Slank dan Doel Sumbang, menjadi bukti pengaruhnya.
Di panggung Synchronize, ia dijanjikan menghadirkan performa penuh energi yang khas.
2. AVHATH & KUNTARI: Gelapnya Black Metal Berpadu Eksperimen Tradisional
Kolaborasi tak terduga antara band black metal Jakarta, Avhath, dan musisi eksperimental Bandung, Kuntari (Tesla Manaf), akan memukau penonton dengan kompleksitas soniknya.
Duo ini telah meluncurkan album mini ‘Ephemeral Passage’ (Desember 2024), sebuah karya enam lagu yang menggambarkan perjalanan batin melalui lanskap suara gelap dan atmosferik. Avhath menyumbangkan intensitas black metal, sementara Kuntari menyuntikkan dimensi baru dengan instrumen tradisional seperti rebana dan perkusi khas Indonesia.
Pertunjukan mereka di Synchronize Fest diprediksi menjadi salah satu momen paling eksperimental dan menggugah.
3. BERNADYA: Suara Generasi yang Memecahkan Rekor
Bernadya Ribka Jayakusuma, atau yang akrab disapa Bernadya, adalah representasi sukses muda berbakat. Memulai karir sejak “The Voice Kids Indonesia” 2016, perjalanannya mencapai puncak baru setelah bergabung dengan Juni Records dan merilis debut album ‘Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ (2024).
Album ini bukan hanya populer, tapi juga fenomenal: memecahkan rekor Spotify sebagai album dengan pemutaran harian terbanyak dan menembus angka lebih dari 800 juta stream, serta membawa Bernadya pernah mencapai 14 juta monthly listener.
Synchronize Fest menjadi panggung bagi penyanyi dan penulis lagu asal Surabaya ini untuk membawakan lagu-lagu jujur yang menyentuh hati generasinya.
4. CENTIL ERA: ASTRI, AURA KASIH, CITRA SCHOLASTIKA, SHANTY, SHE, SINTA DAN JOJO, T2, DUO MAIA, NAYKILLA (MUSIC BY OOMLEO BERKARAOKE)
Manifesto “#SalingSilang” menemukan bentuknya yang paling playful dan penuh warna dalam segmen “Centil Era”. Synchronize Fest menghadirkan ikon-ikon lintas generasi yang mewakili estetika genit, bebas, retro, dan quirky yang sedang bangkit kembali di kalangan muda.
Astrid, Aura Kasih, Citra Scholastika, Shanty, She, Sinta Dan Jojo, T2, Duo Maia, dan Naykilla akan bersatu dalam satu panggung spektakuler, didukung musik oleh Oomleo Berkaraoke.
Ekspektasinya adalah pertunjukan penuh glitter, pita, renda, warna pastel cerah, dan nostalgia awal 2000-an yang membangkitkan semangat feminin yang riang dan tanpa beban.
5. ELVY SUKAESIH X TOKYO SKA PARADISE ORCHESTRA: Dangdut Bertemu Ska dalam Sejarah Kolaborasi Kembali
Momen bersejarah musik Indonesia-Jepang akan terulang di Synchronize Fest 2025. Sang Ratu Dangdut, Elvy Sukaesih, yang sejak era 80-an telah menjadi duta dangdut di Negeri Sakura, akan kembali berkolaborasi dengan legenda ska-jazz Jepang, Tokyo Ska Paradise Orchestra.
Kolaborasi mereka pertama kali terjadi pada 1996 dan menjadi tonggak penting internasionalisasi dangdut. Pertunjukan kali ini istimewa karena menjadi “laga tandang” Tokyo Ska di Indonesia, mempersembahkan perpaduan unik energi ska yang menghentak dengan irama khas dangdut Elvy.
Sebuah perayaan lintas genre dan negara yang langka dan sangat dinantikan.
6. .FEAST: Babak Baru dengan Energi Rock Membara
Band rock alternatif Jakarta yang digawangi Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli Fikriawan (bass) ini datang dengan energi segar. Baru saja merilis album ketiga, ‘Membangun & Menghancurkan‘ (2024), .Feast menandai babak baru perjalanan mereka.
Album ambisius yang terdiri dari 15 trek ini melibatkan kolaborasi dengan 12 produser musik berbeda, menunjukkan eksplorasi dan kedewasaan bermusik. Penampilan mereka di Synchronize Fest dijamin penuh intensitas dan gairah rock khas .Feast yang telah memantapkan posisinya di peta musik Indonesia.
7. GUSTI IRWAN WIBOWO: Multi-Talenta di Balik Layar dan Atas Panggung
Gusti Irwan Wibowo, atau Gustiwiw, lebih dari sekadar musisi solo. Sosok asal Bekasi ini adalah penulis lagu, produser, dan konten kreator berbakat. Album solonya, ‘Duh Gusti’ (2023), menunjukkan sisi personalnya.
Namun, pengaruhnya lebih terasa di balik layar; ia adalah otak penting di balik kesuksesan album ‘Wijayakusuma’ milik Ardhito Pramono dan ‘MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS’ karya Sal Priadi.
Synchronize Fest memberikan panggung bagi Gustiwiw untuk menampilkan karya solonya, sekaligus mengapresiasi perannya sebagai produser yang membentuk suara musisi muda Indonesia.
8. HINDIA: Narasi Melankolis Sang Storyteller
Moniker solo Baskara Putra (juga vokalis .Feast dan Lomba Sihir) ini telah menjadi salah satu suara paling berpengaruh dalam musik indie Indonesia.
Lewat album “Menari Dengan Bayangan”, “Lagipula Hidup Akan Berakhir”, dan mixtape terbaru ‘Doves, ’25 on Blank Canvas‘ (berisi 16 track), Hindia membedah kehidupan dengan lirik puitis dan aransemen yang intim sekaligus luas.
Penampilannya di Synchronize Fest selalu ditunggu sebagai momen reflektif yang dalam, di mana penonton diajak menyelami narasi-narasi melankolis khas sang storyteller ulung.
9. HIVI!: Pop Romantis yang Menyentuh Hati
Grup pop Jakarta yang telah setia menemani pendengar sejak 2009 ini kini beranggotakan Ilham Aditama (vokal), Febrian Nindyo (gitar/vokal), dan Kei Cinantya (vokal). HIVI! dikenal dengan musik pop ringan nan romantis serta lirik yang relatable, terutama bagi kalangan muda.
Album-album seperti ‘Say Hi! To HiVi!’ (2012), ‘Kereta Kencan’ (2017), dan ‘Ceritera’ (2019) menjadi saksi perjalanan mereka. Di panggung Synchronize Fest, mereka siap menghadirkan setlist penuh lagu-lagu hits yang hangat dan mudah diingat, menciptakan atmosfer pop yang menyenangkan.
10. JKT 48: Energi Idola yang Memukau
Grup idola fenomenal JKT48 akan menyemarakkan Synchronize Fest 2025. Dikenal dengan lagu-lagu hits penuh energi seperti “Heavy Rotation”, “Rapsody”, dan “Fortune Cookie yang Mencinta”, kehadiran mereka selalu menciptakan euforia tersendiri.
Synchronize Fest menjanjikan penampilan JKT48 dengan konsep istimewa yang akan diumumkan lebih detail mendekati hari-H, menjadikan momen ini sebagai salah satu atraksi yang paling dinanti wota (pecinta idol) dan penonton festival umum.
11. K3BI: Eksplorasi Sonik Berani dari Timur Indonesia
Musisi hip-hop asal Indonesia Timur ini dikenal dengan keberaniannya mengeksplorasi dan memadukan berbagai genre. K3BI menyatukan melodic drill, jersey club, house, dan sentuhan Brazilian funk, menciptakan lanskap suara yang modern dan segar.
Setelah debut dengan ‘Ready 2 Ryde’ (2022), ia menunjukkan evolusi lewat ‘Pionir’ (2024). Aktif berkolaborasi, seperti dalam “Rela Pergi” bersama Laze & A. Nayaka dan “Nona” dengan Jordy Waelauruw, K3BI di Synchronize Fest diharapkan membawa energi baru dan memperlihatkan kekayaan musikal dari Timur.
12. KENYA: Hardcore Bali yang Menggebrak Dunia
Unit hardcore asal Denpasar, Bali, ini adalah kekuatan baru yang sedang naik daun. Terbentuk tahun 2022 oleh Gungwah (vokal), Bagus (gitar), Gung Yoga (bass), dan Arya (drum), Kenya dikenal dengan musik agresif dan lirik yang menyuarakan keresahan sosial, seperti dalam single “No Justice”.
Setelah merilis EP debut ‘Bleed To Prove’ (2023) dan aktif tampil lintas kota, prestasi terbesar mereka adalah terpilih sebagai band Indonesia pertama yang akan tampil di Outbreak Fest 2025 di Inggris, festival hardcore bergengsi dunia.
Penampilan mereka di Synchronize Fest menjadi momentum untuk merasakan energi moshpit yang membara sebelum mereka menaklukkan panggung internasional.
13. KUNTO AJI X YOGYAKARTA HADROH CLAN: Refleksi Spiritual dalam Irama Pop dan Hadroh
Musisi reflektif asal Yogyakarta, Kunto Aji, akan menghadirkan sisi lain musikalitasnya dalam kolaborasi spesial dengan Yogyakarta Hadroh Clan (YKHC).
Setelah sukses memukau dalam acara “Kajian Obrolan dan Lagu” (KOLAG) di Masjid Jogokariyan (Maret 2025), di mana ia membawakan selawat dengan penghayatan mendalam, kolaborasi ini kembali dihadirkan di panggung lebih besar.
Perpaduan unik antara musik pop/jazz Kunto Aji dengan tradisi hadroh yang syahdu menjanjikan pengalaman spiritual dan musikal yang menyentuh hati.
14. LOMBA SIHIR: Obrolan Malam dari Ujung Dunia
Band pop alternatif Jakarta yang digagas Baskara Putra (Hindia) bersama Natasha Udu, Rayhan Noor, Tristan Juliano, dan Enrico Octaviano ini telah berkembang menjadi entitas mandiri yang solid.
Awalnya pengiring Hindia, Lomba Sihir menemukan suara khasnya lewat album debut ‘Selamat Datang di Ujung Dunia’ (2021) yang menggambarkan dinamika urban. Mereka baru saja merilis album kedua bertajuk ‘Obrolan Jam 3 Pagi‘ (Mei 2025).
Synchronize Fest menjadi kesempatan menyaksikan energi komunal dan lirik cerdas mereka yang membahas keresahan sosial dengan sudut pandang segar.
15. MUSIK DARI RANGGA & CINTA: Nostalgia dan Ekspektasi dalam Satu Panggung
Setelah sukses besar kolaborasi Synchronize Fest dengan Miles Film lewat “Konser Petualangan Sherina” (2023), tahun ini mereka kembali menghadirkan pengalaman sinematik-musikal dengan “Musik Dari Rangga & Cinta”.
Pertunjukan ini mengangkat kisah ikonis Rangga dan Cinta dari franchise “Ada Apa Dengan Cinta?”, khususnya menyambut film terbaru “Rangga & Cinta” yang akan rilis Oktober 2025.
Istimewanya, penampilan ini akan menghadirkan para pemain film serta penyanyi-penyanyi terbaik Indonesia (yang namanya akan diumumkan kemudian) untuk membawakan lagu-lagu terkait film, menciptakan momen nostalgia sekaligus memicu ekspektasi untuk film baru.
16. NDX AKA: Dangdut Hip-Hop Berbahasa Jawa yang Menggoyang
Duo asal Imogiri, Bantul, Yogyakarta, ini terdiri dari Yonanda Frisna Damara (Nanda) dan Fajar Ari. Sejak 2011, NDX A.K.A. mempopulerkan genre dangdut hip-hop dengan lirik berbahasa Jawa yang sarat kisah cinta dan kegalauan.
Lagu-lagu seperti “Ditinggal Rabi”, “Terminal Giwangan”, dan “Tewas Tertimbun Masa Lalu” telah menjadi soundtrack hidup banyak orang. Kehadiran mereka di Synchronize Fest menjanjikan hiburan yang menghibur, relatable, dan penuh goyangan khas Jogja.
17. ORKES SHAGGYDOG: Doggy Style Menggoyang dari Jogja
Band asal Sayidan, Yogyakarta, yang berdiri sejak 1997 ini adalah ikon ska dan reggae Indonesia. Dengan formasi Heru (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bass), Lilik (keyboard), dan Yoyo (drum), Shaggydog mengusung gaya “Doggy Style” – perpaduan cerdas ska, reggae, jazz, swing, dan rock, terinspirasi Cherry Poppin Daddies, Hepcat, hingga Bob Marley.
Mereka berjanji menghadirkan penampilan spesial dengan format orkes di panggung Synchronize, dijamin membuat penonton skankin’ tak henti.
18. PADI REBORN: Kembalinya Legenda Rock Indonesia
Band pop rock legendaris asal Surabaya ini, yang terdiri dari Fadly (vokal), Piyu (gitar), Ari (gitar), Rindra (bass), dan Yoyo (drum), adalah salah satu nama terbesar di era 2000-an awal. Album seperti ‘Sesuatu Yang Tertunda’ (2001) yang terjual 1,8 juta keping menjadi bukti kepopulerannya.
Setelah vakum panjang, mereka bangkit kembali pada 2018 dengan nama Padi Reborn, membawa semangat baru tanpa kehilangan jiwa musik mereka. Penampilan mereka di Synchronize Fest adalah momen nostalgia yang kuat sekaligus bukti ketangguhan musisi sejati.
19. PERUNGGU: Suara Jernih Rock Kelas Pekerja
Dijuluki “band rock pulang kantor”, trio asal Jakarta ini – Maul Ibrahim (vokal & gitar), Adam Adenan (bass, keyboard), dan Ildo Hasman (drum) – membuktikan bahwa passion tak terkalahkan oleh rutinitas.
Terbentuk 2019, mereka menggambarkan dinamika hidup kelas pekerja urban melalui lirik jernih dan musik rock alternatif yang solid. Dari single “Menyala” (2019), EP ‘Pendar’ (2020), hingga album penuh ‘Memorandum’ (2022) dan lagu seperti “Biang Lara”, “Tarung Bebas”, dan “33x”, Perunggu menjadi suara yang relatable bagi generasi produktif. Penampilan mereka dijamin penuh energi dan resonansi emosi.
20. REALITY CLUB: Kedewasaan Musikal Indie Rock
Band indie rock Jakarta yang terdiri dari Fathia Izzati, Faiz Novascotia Saripudin, Nugi Wicaksono, dan Era Patigo ini dikenal dengan lirik berbahasa Inggris yang puitis dan aransemen musik yang matang serta kompleks.
Dari ‘Never Get Better’ (2017), ‘What Do You Really Know?’ (2019), hingga ‘Reality Club Presents…’ (2023), mereka terus menunjukkan perkembangan dan kedewasaan bermusik.
Bergabung dengan label Sun Eater, penampilan mereka di Synchronize Fest diharapkan menjadi salah satu highlight yang memukau dengan intensitas dan kecerdasan musikalnya.
21. SAL PRIADI: Puitika Eksperimental Sang Pemenang AMI
Sal Priadi telah mengukir namanya sebagai musisi solo pria dengan karya puitis dan eksperimental. Lagu-lagunya menyentuh tema cinta, spiritualitas, dan keseharian dengan kedalaman yang khas.
Dari “Kultusan” (2017), “Ikat Aku di Tulang Belikatmu” (2018), duet “Amin Paling Serius” (2019) dengan Nadin Amizah, hingga album ‘Berhati’ (2020) dan ‘MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS’ (2024), perjalanannya gemilang.
Puncaknya, ia menyabet penghargaan Artis Solo Pria Pop Terbaik AMI 2024 lewat “Gala Bunga Matahari”. Synchronize Fest menjadi panggung istimewa untuk menyaksikan daya magis Sal Priadi secara langsung.
22. SATU PER EMPAT: Alt-Rock dengan Lirik Penuh Pertanyaan
Band alternatif Jakarta beranggotakan Bismo Triastirtoaji (vokal), Audi Adrianto (gitar), dan Levi Stanley (drum) ini menawarkan musik yang memadukan alt-rock, pop alternatif, dan elektronik.
Kekuatan mereka terletak pada lirik yang tajam, kerap mengangkat tema sosial, personal, dan isu-isu tak biasa. Album seperti ‘Pasca Falasi’ (2020), ‘Lelucon Revivalis’ (2022), dan ‘Semoga Beruntung Nasib Buruk’ (2024) mendapat apresiasi hangat dari pendengar musik alternatif.
Penampilan mereka menjanjikan energi rock yang bertenaga dan lirik yang menggugah pikiran.
23. SKANDAL: Nostalgia Melankolis Era 90-an
Band asal Yogyakarta ini (terbentuk 2014) menghadirkan nostalgia akan era 90-an/early 2000-an indie rock, power pop, dan slowcore, terinspirasi Pavement dan Weezer.
Setelah merilis album penuh ‘Melodi’ (Oktober 2024) via Disaster Records, yang berisi 12 lagu bertema keseharian dengan lirik jujur dan nuansa melankolis, Skandal siap membawa penonton Synchronize Fest pada perjalanan waktu yang hangat namun penuh renungan.
24. STADIUM ALL-STAR (BOBBY SURYADI, JACKY, ZALDY GRACIA): Menghidupkan Kembali Hingar Legendaris Club Stadium
Synchronize Fest menghadirkan nostalgia gemuruh era clubbing Jakarta lewat “Stadium All Star”. Menghidupkan kembali semangat club legendaris Stadium di kawasan Kota, segmen ini menampilkan para veteran DJ yang menjadi ikonnya: Bobby Suryadi, Jacky, dan Zaldy Gracia.
Meski fisik club telah tiada, energi dan seleksi musik mereka yang legendaris dijanjikan kembali memanaskan panggung Synchronize Fest, membangkitkan memori indah bagi yang pernah mengalaminya dan memperkenalkannya pada generasi baru.
25. SUPERMAN IS DEAD: 30 TAHUN KEBERANIAN
Tahun 2025 menjadi tahun istimewa bagi legenda punk rock Bali, Superman Is Dead (SID), yang merayakan 3 dekade perjalanan penuh keberanian. Synchronize Fest mendapat kehormatan untuk menampilkan pertunjukan spesial ulang tahun ke-30 mereka.
Dipastikan, SID akan membawakan nomor-nomor terbaik dari seluruh katalog mereka, dari masa paling awal hingga kini. Momen ini adalah perayaan ketangguhan, konsistensi, dan semangat punk yang terus menyala.
26. TEENAGE DEATH STAR: THUNDER BOARDING SCHOOL – Sirkus Ugal-Ugalan dengan Banyak Tamu
Band rock alternatif Bandung dengan slogan “Skill Is Dead” ini dikenal dengan gaya “musik sirkus ugal-ugalan” yang unik. Setelah album debut ‘Longway to Nowhere’ (2008), mereka kembali dengan album kedua ‘Thunder Boarding School’ (2025) yang menampilkan kolaborasi dengan 12 musisi lintas genre, termasuk Henry Foundation, Pamungkas, dan Rian D’MASIV.
Penampilan Teenage Death Star (TDS) di Synchronize Fest akan secara khusus membawakan konsep album baru ini, lengkap dengan kehadiran para kolaborator (yang akan diumumkan kemudian), menjanjikan pertunjukan yang kacau, kreatif, dan penuh kejutan.
27. THE ADAMS & HORNSTAR BIG BAND: Romansa Indie Bertabur Kuningan
Band indie rock Jakarta yang telah konsisten sejak 2002 ini, dikenal dengan harmoni vokal khas dan lagu-lagu melodius bernuansa romantik seperti “Konservatif” dan “Hanya Kau”.
Untuk Synchronize Fest 2025, The Adams mengangkat level pertunjukan mereka dengan berkolaborasi bersama Hornstar Big Band. Konsep megah dengan ekstra brass section ini akan memberikan warna baru yang dramatis dan megah pada lagu-lagu ikonis mereka, menciptakan pengalaman mendengarkan yang segar dan memukau.
28. THE CITY CRYPTS (DENISA, PELTERAS, MORGENSOLL): Kolaborasi Gelap dan Momen Perpisahan
Proyek tur kolaboratif unik ini menyatukan tiga entitas musik gelap dari Jakarta: penyanyi solo Denisa (album ‘St. Bernadette’ 2023), band post-punk/deathrock Pelteras (terbentuk 2016), dan unit post-metal Morgensoll (didirikan 2016 oleh Haecal Benarivo).
Dibawah nama The City Crypts, mereka akan menampilkan pertunjukan kolaboratif yang gelap, intens, dan atmosferik. Momen ini menjadi semakin bersejarah karena akan menjadi penampilan terakhir Morgensoll sebelum bubar, menambah lapisan emosi yang dalam pada penampilan mereka.
29. THE PANTURAS: Gelombang Surf Rock Bercampur Tradisi Sunda
Band surf rock asal Jatinangor, Jawa Barat, ini membawa energi segar dan semangat DIY. Beranggotakan Abyan Nabilio (vokal, gitar), Rizal Taufik (gitar), Bagus Patria (bass), dan Surya Fikri (drum), The Panturas telah merilis mini album ‘Mabuk Laut’ (2018), album ‘Ombak Banyu Asmara’ (2021), dan EP terkini ‘Galura Tropikalia’ (2024) yang memadukan musik tradisional Sunda dengan surf rock.
Prestasi internasional mereka termasuk tampil di Fuji Rock Festival 2025 di Jepang. Penampilan mereka di Synchronize Fest dijamin penuh gelora pantai dan goyangan tak terbendung.
30. THE TREES AND THE WILD: Folk Atmosferik yang Eksklusif
Duo asal Bekasi yang terbentuk 2005 ini (sering diperkuat musisi pendukung) dikenal dengan perpaduan folk, post-rock, dan ambient yang menciptakan atmosfer luas dan melankolis, dengan identitas Indonesia yang kental. Lewat album ‘Rasuk’ (2009) dan ‘Zaman, Zaman’ (2016), mereka telah membangun penggemar setia.
Synchronize Fest 2025 menjadi panggung eksklusif satu-satunya di Indonesia tahun ini untuk menyaksikan The Trees & The Wild, menjadikan momen ini sangat spesial dan ditunggu para penggemarnya.
31. TIPE-X: Raja Ska Indonesia yang Tak Pernah Padam
Gelar “Raja Ska Indonesia” melekat erat pada Tipe-X. Konsistensi mereka selama lebih dari dua dekade dalam menghadirkan pogo dan skankin’ bersama penonton, fanbase yang mengalami regenerasi alami, dan deretan hit legendaris membuktikannya.
Lagu-lagu seperti “Kamu Ngga Sendirian”, “Boyband”, dan “Genit” telah mencapai lebih dari 40 juta kali diputar di layanan streaming. Kehadiran Tipe-X di Synchronize Fest adalah jaminan pesta ska besar-besaran yang mempersatukan generasi.
32. TOXICDEV!: Hiperaktivitas Hyperpop Medan
Musisi eksperimental asal Medan ini adalah badai energi dengan gaya hyperpop yang unik, memadukan dangdut, punk, dan estetika balapan jalanan. Setelah tumbuh besar di Taiwan, Toxicdev! mulai berkarya sejak 2017, menghasilkan lagu-lagu penuh warna seperti “MAMA BILANG AKU SWAG”, “Cinta&Balapan”, dan “GOSSIPIN, GAYA AKU”.
Kolaborasi terbarunya, “Berdendang di Neraka” bersama Dongker, menggabungkan hyperpop, dangdut, dan punk. Penampilannya di Synchronize Fest diprediksi menjadi salah satu yang paling liar, energik, dan tak terduga.
33. WALI: Pesan Moral dalam Irama Pop Melayu yang Menggema
Grup musik pop Melayu asal Ciputat yang beranggotakan Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomi (drum), dan Ovie (keyboard) ini telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia sejak akhir 90-an.
Hits seperti “Cari Jodoh”, “Dik”, dan “Baik-Baik Sayang” tak hanya populer, tapi juga membawa pesan religius dan moral yang mudah diterima berbagai kalangan. Keterlibatan mereka dalam sinetron “Amanah Wali” semakin menguatkan citra tersebut.
Penampilan Wali di Synchronize Fest akan menjadi momen sing-along yang hangat dan penuh syukur.
34. WHITE CHORUS: Atmosfer Elektronik yang Mengambang
Duo elektronik asal Bandung, Clara Friska Adinda dan Emir Agung Mahendra, menciptakan suara yang atmosferik dan emosional, memadukan lo-fi, trip-hop, dan pop.
Dari EP ‘Happysad’ (2019), album ‘FASTFOOD’ (2021), ‘LIMBO’ (2023), hingga EP terbaru ‘do you guys wanna listen to some electro-pop music?’ (2024), White Chorus menunjukkan evolusi musikal yang menarik dan pernah meraih nominasi AMI.
Penampilan mereka menjanjikan suasana yang intim, melankolis, namun tetap catchy, cocok untuk momen refleksi di antara hiruk-pikuk festival.
35. WIJAYA 80: Kilau Retro Pop Era 80-an
Trio yang terdiri dari Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe ini langsung mencuri perhatian dengan membangkitkan nuansa pop retro khas era 1980-an. Single debut mereka “Terakhir Kali” menjadi viral, menandai kedatangan pendatang baru yang menjanjikan.
Synchronize Fest 2025 menjadi kesempatan untuk merasakan langsung kilauan nostalgia era 80-an yang dibawakan Wijaya 80 dengan interpretasi segar.
Tiket Presale 3 Day Pass Sudah Dibuka!
Bersamaan dengan pengumuman lineup pertama ini, Synchronize Fest 2025 juga secara resmi membuka penjualan tiket PRESALE 3 Day Pass. Tiket presale ini dapat diperoleh secara eksklusif melalui website resmi festival: www.synchronizefestival.com
Tiket PRESALE 3 Day Pass dibanderol dengan harga spesial Rp.550.000 (sudah termasuk pajak dan biaya penanganan). Harga ini merupakan penawaran terbaik bagi para “wargi” – sebutan akrab untuk komunitas setia Synchronize Fest – untuk mendapatkan akses penuh selama tiga hari penuh perhelatan musik spektakuler di Gambir Expo.
“Pengumuman lineup pertama ini baru permulaan. Masih ada kejutan dan nama-nama lain yang akan menyusul. Kami mengajak semua wargi untuk segera mengamankan tiket presale-nya karena kuota terbatas. Bersiaplah untuk mengalami silang-silang pengalaman musikal yang tak terlupakan di Synchronize Fest 2025,” tutup pernyataan resmi Synchronize Fest.
Dengan 35 nama penampil lintas generasi dan genre yang telah diumumkan, ditambah janji kejutan lanjutan dan pembukaan tiket presale, Synchronize Fest 2025 semakin memantapkan posisinya sebagai festival musik paling ditunggu tahun ini.
Tema #SalingSilang bukan hanya wacana, tapi nyata terwujud dalam kurasi yang berani, autentik, dan merayakan keberagaman ekosistem musik Indonesia.
Mark your calendars: 3, 4, 5 Oktober 2025 di Gambir Expo, Kemayoran.