Articles
Tentang Nick Allbrook & Masa Kecilnya (Part 1)
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
&description=Tentang Nick Allbrook & Masa Kecilnya (Part 1)', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Nicholas Allbrook atau yang sering kita kenal dengan nama Nick Allbrook cukup mengejutkan publik, media dan tentu saja penggemar Tame Impala saat dia memutuskan untuk keluar dari kelompok musik psychedelic rock tersebut. Nick yang sebelumnya memainkan bass di Tame Impala tentu saja sangat mencolok dengan gaya pakaian dan atraksi di atas panggungnya. Namun kini, kita semua tidak akan melihat Nick bermain bersama Tame Impala lagi (mungkin).
Nick Allbrook lahir di Perth pada tanggal 23 November 1987. Bahkan dia tahu dia dilahirkan di rumah sakit Subiaco. Nick tumbuh dan berkembang di keluarga yang sering berpindah-pindah, dia bersama keluarganya pernah tinggal di Fremantle, Derby hingga di Kimberly.
Dia memiliki kakak perempuan dan laki-laki, Nick pun sejak kecil sering memerhatikan kedua kakaknya yang selalu memutar lagu-lagu ‘asing’ dan menghiasi dinding-dinding kamarnya dengan poster-poster, seperti Metallica dan Bob Marley.
Nick Allbrook pernah menyatakan di “Cool Perth Nights” bahwa keluarganya memang sedikit hippy, apalagi ayahnya. Kami selalu memiliki banyak teman di mana pun, ayahnya selalu melakukan perjalanan dan berpindah-pindah, sehingga teman dan saudara pun bisa tersebar luas.
Nick memiliki salah satu hobi yang sejak kecil selalu jadi kebiasaannya, hobi tersebut adalah membaca buku. Buku kesukaan Nick Allbrook adalah “Legend of Theseus”, buku tersebut hadiah dari ayahnya. Buku tersebut sudah menjadi buku wajibnya, dan sudah dibaca lebih dari seratus kali.
Selain itu, Nick juga bercerita tentang buku lainnya yang berjudul “Red Wall”. Sebuah buku karya Brian Jacques dan selalu dia baca hingga usia 22-an. Ketika di sekolah, Nick selalu memiliki teman-teman dekat dan dia tentu saja tidak memilih-milih background seseorang untuk dijadikan temannya.
Ayahnya selalu memberikan kebebasan untuk berteman dan bagi keluarganya, pertemanan menjadikan media untuk belajar. Nick masih dalam “Cool Perth Nights” menyatakan bahwa dia memiliki sahabat ketika sekolah, dua orang asal Inggris, Nick banyak belajar tentang budaya hingga musik-musik Inggris. Dia pun memiliki sahabat orang Thailand, dia selalu mengajarkan dan menceritakan tentang kebudayaan asia, mulai dari alam dan permainan tradisional.
Hingga akhirnya, Nick menemukan lingkungan lain, dikenalkannya soal video games, permainan cricket hingga bermain skateboard. Tidak jarang Nick berkumpul bersama komunitas skateboard di Fremantle, memainkan papannya di sebuah kolam renang yang kering. Selain itu juga Nick sangat menyukai olahraga sepakbola.
Nick Allbrook ketika berusia 12 tahun, dia diberikan hadiah gitar oleh orangtuanya. Nick pun akhirnya belajar bermain gitar kepada seorang hippy di Fremantle. Nick pun bisa memainkan lagu Jimmy Cliff yang berjudul “The Harder They Come” pada saat itu. Selain gitar, Nick juga bisa memainkan alat musik lain, yaitu flute. Pada tahun 2007, Nick membeli flute di eBay. Akhirnya dia pun mencoba belajar sendiri dan menjadikan flute sebagai alat musik tambahan yang bisa dia eksplorasi.
Setiap istirahat makan siang, Nick Allbrook dan teman-teman sekolahnya, seperti Steve dan Chris Pass akhirnya bermain musik di sebuah studio sekolah. Sampai akhirnya Nick sangat jatuh cinta pada The Who dan Led Zepplein.
Nick pertama kali merekam lagu berjudul “Head in a Box” bersama temannya, Ringham. Hingga Nick mencoba untuk membentuk band yang diberi nama Mink Mussel Creek.
*foto: Martin Ollman